Akara Rindu Dalam Penantian

Akara Rindu Dalam Penantian

1 (Masih Memikirkannya?!)

“Apa aku boleh memanggilmu dengan sebutan, Bulan?”

“Kenapa gitu?"

“Karena aku menemukanmu di ujung malam, kamu bikin malam gelapku jadi lebih terang.” Terkesan gombal, menye-menye dan alaya. Ya, tapi itulah kenyataannya. Tapi Meysa yang saat itu malah jadi bulol alias bucin tolol malah suka. (Pret banget dah lu, Meysa! Author menghujat dengan muka julid maksimal 🤮)

“Aku sayang kamu, aku mau sama kamu, kamu beneran mau sama aku? Kita sama-sama sampai akhir, kan?” (Buset... Author pun julid maksimal membaca pesan si Bang Kai. Tak menyangka ada anomali sebucin ini di bumi ini, author kira hanya ada orang seperti dia yang tidak memikirkan cinta dan hanya sibuk zikir every minutes😇.)

“Bulan dan Bintang akan selalu sama-sama berdua lewatin malam!” (Bulan dan Bintang gak tuh?!😱) (Meysa : Diem gak lu, thor. Berisik bener kek burung air nyari emaknya!)

Itulah rangkaian chat dari seseorang cinta virtual yang terus berkelana di kepala Meysa. Sudah setahun berlalu, tapi ia sama sekali belum sepenuhnya lupa akan kenangan yang diukir bersama laki-laki yang dipanggilnya dengan sebutan Bintang. (Ceileh, lebay amat umat manusia!). Nama aslinya Kai'ulani, hanya saja dulu pria itu menyebutnya Bulan dengan alasan ia menemukannya pada pekatnya malam. Sedangkan Meysa pun turut memanggilnya dengan sebutan Bintang. Tentunya dengan alasan yang sama.

Kala itu Meysa berada pada titik terberat dalam hidupnya. Pasca perpisahan kedua orang tua membuat Meysa begitu terpuruk hingga keisengannya membawa dia mencoba sebuah fitur chat random dengan seseorang di sebuah aplikasi dan mempertemukannya dengan sang Bintang.

Kenal dengan seseorang seperti Bintang membuat hari-hari Meysa jadi lebih berwarna, terlebih lagi mereka selalu bercerita banyak hal. Bahkan Bintang selalu bisa membuatnya tertarik dengan setiap sajak yang diberikan padanya. ('Lebay banget lu, Meysa' author yg suka julid pun kembali berkomentar🫵🏻)

Meysa memang mempunyai keahlian dalam merangkai kata, bahkan ia juga terbilang sering menyalurkan bakat halunya di sebuah platform baca tulis novel online. Punya kesamaan suka merangkai diksi menjadi sajak indah membuat Meysa makin nyaman dengan pria itu.

Hanya berawal dari ketikan, mereka akhirnya saling jatuh cinta, setiap saat bertukar cerita melalui pesan. Bahkan setiap hari melakukan panggilan video, layaknya anak muda yang kasmaran pada umumnya. (Tolong ... Ini author benar-benar udah gak kuat, ada sensasi pusing, keliyengan, mau melebur kek es kena matahari denger cerita mereka🗿. Ya elah, othor kek bukan lu yg bikin aja, dah diem aja bisa gak sih?!)

Lanjut, back to story...🤣

Hanya saja, beberapa bulan setelah itu, Bintang yang pernah berjanji akan mengukir kisah bersama malah meninggalkan Meysa saat sedang sayang-sayangnya. (Author kembali julid : Makanya jangan bulol lu! Makan tuh cinta-cintaan, kocak!) Buset, othornya kek orang mabuk kecubung, ngedumel aja taunya, dah disuruh diem juga🫵🏻🗿.

Ehemmm...

Entahlah, ia sama sekali tak tahu apa alasannya. Tiba-tiba saja pria itu mendadak tak bisa dihubungi, membuat ia harus merasakan galau yang berkepanjangan pada saat itu. Padahal Meysa benar-benar sudah mantap ingin menjadikannya tujuan hidup dan bersiap menanti sampai nanti waktunya bertemu tiba. Namun, kini semua hanya tinggal kenangan. Meski begitu Meysa masih menyimpan semua foto dan obrolan dengan Kai yang sempat ia cadangkan dan arsipkan.

“Mey, Meysa!"

Suara seseorang yang berteriak memanggil namanya membuat ingatan tentang kenangan manis yang pernah ia ukir bersama sang Bintang harus buyar. Meysa yang duduk di meja kasir menoleh pada sosok Rena, sahabatnya yang mendekat sambil membawa dua mika bakso bakar dan sosis bakar.

“Makan Mey. Lapar sudah saya ini, mumpung masih sepi dan yang lain belum kembali.”

“Makanlah, Ren, saya tidak berselera!” Meysa menjauhkan boba dan makanan yang Rena sodorkan di hadapannya barusan.

“Kenapa lagi?”

“ Galau?" tebak Rena dengan mata memicing, dia memang sudah sangat khatam dengan permasalahan sohibnya itu.

“Sok tau, kau Ren!"

“Siapa yang tidak tahu, Meysaroh? Kau ini Queen of galau everytime and everyday."

Bersahabat dengan Meysa sejak masih mengenakan seragam abu-abu, tentu membuat Rena hafal mati dengan setiap gerak-gerik sahabatnya itu. Bahkan bau kentutnya pun dia hafal. Bisa dibilang setiap napas yang Meysa hembuskan pun juga Rena hafal, (Ceileh, author memutar mata, muak!) mana yang hembusan napas kebahagiaan dan mana hembusan napas kesedihan. Benar-benar ikatan batin yang kuat, bukan?!

Ya, Meysa dan Rena berasal dari salah satu kota kabupaten di barat Sulawesi sana, ehey. Hanya saja kini keduanya sedang berada di ibu kota provinsi yang ada di bagian tengah Sulawesi. Meysa bekerja di toko florist milik Kakak Ipar yang merupakan asli sana.

Sedangkan Rena adalah seorang guru di salah satu sekolah dasar, malas pulang kampung, Ia memilih honor di sana. Biasanya kalau tidak sibuk, Rena sering turut membantu di toko.

Meysa sendiri tak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain karena pada saat itu hubungan kedua orang tuanya benar-benar memanas membuat ia tak bersemangat melakukan apa pun. Bahkan selepas orang tuanya resmi berpisah beberapa bulan sebelum ujian akhir. Bukan, bukan karena tidak suka belajar. Soal prestasi, bisa dibilang Meysa cukup berprestasi di sekolah, ia bahkan sering mewakili sekolahnya pada kegiatan-kegiatan tertentu, lomba-lomba seperti olimpiade–bahkan pernah sampai tingkat provinsi. Hanya saja, selepas jadi anak broken home dia seperti kehilangan arah, minat dan sebagainya. (Yaelah tinggal pakai maps aja kalo hilang arah mah. Atau pakai kompas aja kali, Mey!–

Meysa bilek : Diem gak lu, thor! Dari tadi berisik banget sumpah!)

“Biar kutebak ....” Rena menelisik wajah Meysa dengan tatapan memicing, sudah seperti pakar ekspresi yang tengah mengamati raut wajah pasiennya.

“Galau karena Bintang kecilmu itu lagi?” (Damn–author bersyukur karena masih ada orang yang waras seperti dirinya–yaitu Rena yang bukan budak cinta. Apaan coba cinta-cintaan gak jelas🤌🏻)

Ya, tebakan Rena memang tak pernah meleset. Semenjak menjadi anak broken home, tak ada hal lain yang membua Meysa terlalu galau kecuali masalah keluarga, uang dan Bintang kejora yang ternyata bisa hilang itu. Selebihnya ia sama sekali tak pernah ambil pusing.

Melihat Meysa tak protes atas jawabannya dan malah merebahkan kepala ke atas meja membuat Rena naik pitam. “Kenapa juga kau masih ingat-ingat cowok itu, sudah nyata di depan mata ada yang suka tapi tetap saja mengharapkan yang semu, sadar Mey! Dia itu tidak nyata!" omel Rena dengan logat Sulawesi yang kental, tepatnya logat Palu yang hampir mirip dengan logat Manado.

“Move on, Mey, move on! Sudah setahun!” Saking semangatnya, Rena berkata sambil menepuk-nepuk tangan di dekat kepala Meysa. Sudah seperti coach yang memberi kobaran semangat pada anggotanya yang akan bertempur.

“Jangan buang-buang waktu mengharapkan orang yang tidak menginginkanmu.”

“Sadar, kau bukan tujuannya!" ucap Rena dengan setengah ngegas. Salah sedikit sudah bisa ikut balap liar suara si Rena ini saking ngegasnya.

“Tu cowok sudah menghilang setelah berhasil baperin kau lewat ketikan dan sajak-sajak bangsatnya itu. Jatuh cinta kok sama ketikan?!" protes Rena tidak suka. Membuat Meysa yang masih setia menempelkan wajah di meja hanya memutar bola mata malas. Rena kalau sudah ngomel mengalahkan mamak-mamak penguasa bumi.

“Cowok itu, cowok itu! Namanya Kai, Ren, Kai-ula-ni. sanggah Meysa sambil mengeja nama laki-laki yang dimaksud. “Atau panggil saja Baintang.” Gadis bodoh itu masih saja membela pria yang sudah hilang ditelan bumi. Sepertinya akal sehatnya memang sudah ko'it. Otaknya sudah dipenuhi cinta virtualnya itu. Sehingga sulit untuk menyaring omongan Rena yang mulutnya sudah berbusa karena harus memberinya siraman qolbu setiap saat.

“Hmmm, masih saja dibela, ck!" Rena memutar mata malas sambil menyentil kening sahabatnya yang begonya sudah stadium akhir.

“Auwwwh, sakit Ren-tenir!" pekik Meysa kaget, tangannya refleks mengusap kening yang cenat-cenut disentil Rena sialan.

“Makanya sadar!"

“Tuh, kasihan anak orang sudah terlalu lama kamu gantung, kau anggurin seperti jemuran!” tunjuk Rena pada sosok pria jakung yang selalu menyempatkan diri untuk menjemput Meysa setiap sore, sepulang kerja.

Meysa mengarahkan pandangan pada sosok Erza yang baru saja memarkirkan motor tepat di area parkir depan toko.

“Kasih dia kepastian, Meysaroh! Jangan kau gantung dia terlalu lama. Jangan mentang-mentang si Bintang itu menyakiti lalu kau juga balas menyakiti hati orang yang tak berdosa."

“Aih, Ren, kalau masih mau ceramah, kau ke mesjid lah, Ren!" Dengan santainya Meysa justru melangkah pergi saat melihat Erza muncul dari balik pintu kaca sambil menenteng sebuah kresek dengan senyum sumringah melangkah ke arah mereka.

“Saya ke toilet dulu."

Rasanya Rena ingin meruqiyah Meysa agar bisa keluar dari bayang-bayang pria itu, Rena tahu Meysa hanya sedang berusaha menghindari Erza. Sahabatnya itu memang selalu mendadak badmood tiap kali mengingat si Bintang. Padahal sudah banyak pria yang mendekatinya, tapi tak ada satupun yang Meysa beri kepastian. Ia selalu saja memberikan harapan-harapan palsu padahal ia sama sekali tak berniat menerima Salah satu diantara mereka. Hanya Erza saja yang masih sabar menanti dan berusaha meluluhkan hati Meysa yang sekeras batu itu.

Oke bersumbang..... EH, bersambung maksudnya.☺️

Hai- hai, selamat datang di cerita sederhana tentang sebuah perjuangan dua orang yang pernah menjalin hubungan virtual dan masih mengharapkan satu sama lain.😁

Ini ada biodata + visual dari tokoh utama dalam cerita :

_MeysaRoh

_BangKai

Happy Reading.🤌🏻

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

pasti senang kalau punya sahabat seperti rena..

2023-02-20

0

auliasiamatir

auliasiamatir

ammpiuuunn rena, rasa peduli mu sama sahabat bikin aku greget, pengen tutup kuping hahhaja kayak mak mak yang ngoceh saat lainya salah naroh handuk basah

2023-02-20

0

auliasiamatir

auliasiamatir

cinta di dunia maya rupanya

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!