Bab. 17. Kuda-kudaan.

"Jadi, kalian akan membayarku tiga kali lipat?"

Reza dan keluarganya mengangguk dengan semangat, lelaki itu bahkan langsung menyodorkan sebuah cek kosong pada Masya.

"Kau tinggal menulis nominal yang kau inginkan, tapi kau juga harus memastikan kalau kamilah yang akan memenangkan kasus ini!"

Masya tersenyum lebar, dia mengambil apa yang lelaki itu sodorkan. Tawa bahagia tergambar jelas diwajah Reza dan keluarganya, mereka sudah tidak sabar untuk membawa Zia tinggal bersama mereka.

"saya yakin kau akan melakukan yang terbaik, Masya!"

atasannya merasa senang melihat kepatuhan dari anggotanya, dia merasa didikannya selama ini sukses pada mereka.

Masya semakin tertawa lebar mendengar ucapan-ucapan manusia yang ada di hadapannya saat ini, dia lalu kembali meletakkan dan menyodorkan cek yang ada ditangannya.

Tiba-tiba, kebahagiaan dan tawa yang ada diwajah Reza dan keluarganya lenyap seketika. Mereka menatap tajam ke arah Masya yang kembali meletakkan pemberian mereka.

"Terima kasih atas tawaran yang sangat menggiurkan, saya sebagai seorang pengacara bawah merasa senang dengan tawaran yang anda-anda berikan!"

Senyum lebar Masya berikan, hingga senyumannya itu mampu menghipnotis mereka yang hanya diam menatapnya.

"tapi maaf, saya tidak bisa menerima semua ini. Sebagai Pengacara, saya menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Saya memang merasa senang, tapi harga diri dan kehormatan saya terasa seperti sedang diperjual-belikan!"

"jadi, kau tetap menolak tawaran mereka, Masya?"

pertanyaan yang dilontarkan atasannya itu penuh dengan penekanan, menunjukkan rasa tidak sukanya karna penolakan yang Masya lakukan.

Perlahan Masya bangkit, dia merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Masya menarik napas panjang dengan tatapan kuat dan tegas yang dia layangkan pada mereka semua.

"Benar, Pak! saya tetap menolak kasus ini, kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan saya. Terima kasih!"

Suasana tegang dipenuhi amarah memenuhi ruangan, Reza dan keluarganya merasa tidak terima dan merasa tidak dihargai.

"Kau akan menyesal, sudah menolak tawaran kami!"

Masya kembali tersenyum, tangan yang sudah memegang handel pintu terpaksa kembali dia turunkan dan berbalik menghadap sumber suara.

"saya akan menunggu penyesalan yang anda maksud itu, Tuan! sampai bertemu dipersidangan!"

Klek, Brak! Suara pintu tertutup menggema dikeheningan ruangan, lelaki yang berstatus atasan Masya merasa emosi melihat tingkah bawahannya.

Reza dan juga keluarganya tak kalah emosi, mereka menuntut pada lelaki paruh baya itu tentang semua ini.

"kalian tidak usah khawatir, saya akan memberikan pengacara yang lebih baik darinya, dan saya akan memastikan kalau kalian yang akan memenangkan kasus ini!"

miris terdengar, tapi begitulah yang terjadi pada umumnya. Pemegang jabatan tertinggi adalah penguasa yang mengatur semuanya dengan sesuka hati, lupa diri dan lupa akan dosa. Menghalalkan segala cara agar mencapai tujuan, dengan menjatuhkan orang lain.

Masya Nazeeva tidak akan membiarkan kebenaran kalah dari kekuasaan, saat ini dia sudah tau siapa lawannya dan itu membuatnya semakin bersemangat seperti bara api yang tersiram bensin.

Sementara itu, Arthur dan Lili yang sudah sampai di rumah langsung dicerca oleh segudang pertanyaan dari Mama Mawar.

Bagaikan seorang wartawan yang bertanya mulai dari kaki sampai kepala, membuat sih penjawab menjadi kesal.

"Yah, pokoknya kayak gitulah! aku lelah!"

Arthur bangkit dan berlalu ke kamarnya diiringi sorotan tajam dari mata semua orang, Zia yang melihat kepergian lelaki itu mengikuti seperti logam yang terkena magnet.

"apanya yang lelah? padahal cuma mulutnya aja yang bergerak-gerak!" sewot Mama Mawar dengan helaan napas yang juga terdengar lelah.

Lili tertawa kecil, Arthur dan Mamanya selalu seperti tikus dan kucing yang tidak pernah bisa akur.

Tidak terasa hari semakin sore, Lili dan Zia segera pamit untuk kembali pulang dengan menggunakan taksi. Awalnya Arthur akan mengantar mereka, tapi Lili menolaknya dengan alasan akan berkunjung ke rumah teman.

****

Hari-hari terus berganti, kasus hak asuh Zia pun sudah naik kemeja sidang membuat Masya disibukkan dengan segala persiapan.

Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik, agar dia bisa langsung melesatkan serangan sampai lawannya tidak bisa kembali bangkit.

"Yup, semua sudah selesai. Besok waktunya aku berperang melawan mereka! Huh, pasti banyak yang akan menjatuhkanku!"

Masya bangkit dari lantai, karna kebiasaannya dalam menyusun berkas adalah ditempat yang luas dan rendah.

"Tok tok, apa semedinya sudah selesai?"

Seorang lelaki menyembulkan kepalanya ke dalam ruangan, dia geleng-geleng kepala saat melihat ruangan yang sudah seperti kapal pecah.

"Mau apa kau? dasar pengganggu!"

Lelaki itu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Masya, tentunya tanpa menghiraukan ucapan yang dilayangkan gadis itu.

"Ya, Tuhan! kau ingin menyelesaikan kasus, atau mau berperang melawan *******?"

Mata laki-laki itu bergerak ke sana kemari melihat seluruh berkas-berkas yang berserakan, bukan lagi terlihat seperti kapal pecah, tapi kapal yang meledak.

"kalau kau datang cuma untuk membuat pusing, lebih baik keluar!"

Mode senggol dikit bacok Masya berikan, tapi laki-laki itu tetap santuy mengomentari di sana sini.

"kau kan hanya menangani kasus hak asuh anak, bukannya kasus istri yang terdzolimi. Kenapa persiapannya banyak sekali?"

Lelaki itu merasa heran, kasus hak asuh anak tidak akan serumit kasus rumah tangga lainnya tetapi persiapan Masya sudah setinggi gunung gantung.

"ini bukan kasus biasa, aku sudah mendapat tekanan di sana sini! mungkin kalau sekali lagi aku ditekan, aku pasti langsung off!"

"kau pikir kau ini kuda-kudaan, yang bisa langsung aku naiki?"

Lelaki itu tertawa, memang ucapannya lucu terdengar tetapi membuat Masya menjadi murka.

"dasar laki-laki gila! kenapa jadi kekuda-kudaan sih?"

Masya menggeleng-gelengkan kepalanya karna tiba-tiba saja bayangan dia menjadi kuda yang ditunggaki lelaki itu terlintas memenuhi kepalanya.

"Kok malah melamun?"

"Kuda!"

Masya yang terkejut akibat tepukan dibahunya refleks menyebut nama kuda, membuat lelaki itu menautkan kedua alis matanya.

"kuda? kau mau main kuda-kudaan bersamaku?"

"a-apa, aku cuma mau bilang kalau kuda tetanggaku lepas!"

gugup melanda, wajahnya yang biasa ketus kini berubah menjadi merah padam sampai ketelinga.

"Oh, kirain kau mau main kuda-kudaan denganku! Asyik loh!"

Lelaki itu menaik turunkan alisnya, mencoba melesatkan godaan yang bisa membuat para wanita tersesat.

"diamlah kau dasar brengs*ek! sebenarnya untuk apa kau datang ke sini?"

Masya mencoba untuk tetap galak walaupun dadanya sedang bergemuruh seperti genderang mau perang.

"oh iya, aku sampai lupa! aku mau meminta data kasusmu ini, kan waktu itu kau lewat jalur pribadi!"

Masya juga hampir lupa, karna biasanya semua kasus yang masuk akan melalui lelaki itu. Tapi kali ini dia melalui jalur pribadi karna Arthur yang memintanya.

"Bentar!"

Masya beralih untuk mengambil data diri Lili dan juga putrinya, serta kasus yang akan dia tangani dipengadilan nanti.

"Nih, udah sana pergi!"

Lelaki itu menerima berkas yang ada ditangan Masya dengan mulut maju beberapa senti, dia lalu memeriksa berkas itu agar tidak ada yang tertinggal.

"inikan ... Lili?"

Tbc.

Terima kasih yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

Nayra Syafira Ahzahra

Nayra Syafira Ahzahra

semoga orang itu salah satu bala bantuan untuk kasus Lili😊😊😊🙏🙏🙏 terus semangat thor 💪💪💪💪

2022-12-11

2

🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥

🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥

ayo siapa lagi nih yg kenal lili
semoga banyak yg bantu amin🙏

2022-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2 Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3 Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4 Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5 Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6 Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7 Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8 Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9 Bab. 9. Rencana Jahat!
10 Bab. 10. Permainan di Toilet.
11 Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12 Bab. 12. Rencana Arthur.
13 Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14 Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15 Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16 Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17 Bab. 17. Kuda-kudaan.
18 Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19 Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20 Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21 Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22 Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23 Bab. 23. Pindahan.
24 Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25 Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26 Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27 Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28 Bab. 28. Aku Cemburu!
29 Bab. 29. Penolakan Arthur.
30 Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31 Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32 Bab. 32. Gara-gara Duda.
33 Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34 Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35 Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36 Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37 Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38 Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39 Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40 Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41 Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42 Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43 Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44 Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45 Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46 Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47 Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48 Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49 Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50 Bab. 50. Calon Menantu.
51 Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52 Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53 Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54 Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55 Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56 Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57 Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58 Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59 Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60 Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61 Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62 Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63 Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64 Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66 Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67 Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68 Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69 Bab. 68. Meminta Restu.
70 Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71 Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72 Bab. 71. Malam Lamaran.
73 Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74 Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75 Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76 Bab. 75. Permintaan Lili.
77 Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78 Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79 Bab. 78. SAH! (Tamat)
80 Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81 Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84 Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2
Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3
Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4
Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5
Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6
Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7
Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8
Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9
Bab. 9. Rencana Jahat!
10
Bab. 10. Permainan di Toilet.
11
Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12
Bab. 12. Rencana Arthur.
13
Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14
Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15
Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16
Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17
Bab. 17. Kuda-kudaan.
18
Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19
Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20
Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21
Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22
Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23
Bab. 23. Pindahan.
24
Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25
Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26
Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27
Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28
Bab. 28. Aku Cemburu!
29
Bab. 29. Penolakan Arthur.
30
Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31
Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32
Bab. 32. Gara-gara Duda.
33
Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34
Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35
Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36
Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37
Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38
Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39
Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40
Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41
Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42
Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43
Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44
Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45
Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46
Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47
Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48
Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49
Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50
Bab. 50. Calon Menantu.
51
Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52
Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53
Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54
Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55
Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56
Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57
Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58
Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59
Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60
Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61
Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62
Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63
Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64
Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66
Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67
Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68
Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69
Bab. 68. Meminta Restu.
70
Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71
Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72
Bab. 71. Malam Lamaran.
73
Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74
Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75
Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76
Bab. 75. Permintaan Lili.
77
Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78
Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79
Bab. 78. SAH! (Tamat)
80
Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81
Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84
Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!