Keesokan harinya, Arthur kembali menjemput Lili untuk bertemu dengan pengacara yang sudah dia hubungi sebelumnya.
Mereka membuat janji disebuah restoran pada jam makan siang, sekaligus untuk bersantap bersama.
"Arthur!"
Arthur dan Lili yang baru sampai direstoran langsung melihat ke arah sumber suara, terlihat seorang wanita sedang berlari ke arah Arthur dan langsung memeluknya dengan erat.
"Aku merindukanmu!"
Arthur yang ditubruk oleh perempuan itu sampai mundur selangkah ke belakang, untung saja dia kuat karna kalau tidak mereka pasti sudah sama-sama mencium lantai.
"Aku juga merindukan Kakak!"
Lili yang melihat pemandangan itu langsung membulatkan matanya, dia merasa kaget dengan aksi wanita yang ada dalam pelukan Arthur.
"Waah, ternyata kau sudah sebesar ini yah!"
Wanita itu mengukur tubuh Arthur dengan tubuhnya sendiri, padahal dulu lelaki itu masih lebih pendek darinya tapi sekarang dia tumbuh lebih tinggi dari tubuhnya.
"iya lah, setiap pagi kan aku minum su*su!"
"su*su pacarmu?"
Lili yang mendengar ucapan wanita itu hampir tersedak oleh ludahnya sendiri, sementara Arthur dan wanita itu saling tertawa melepas rindu.
"Ekhem!"
Arthur dan wanita itu baru menyadari kalau ada Lili di dekat mereka, Arthur lalu memperkenalkan wanita itu pada Lili.
"Ini Kak Masya, dia seorang Pengacara yang lumayan terkenal lah!"
Wanita yang bernama Masya itu langsung menyikut perut Arthur saat mendengar ucapannya.
"Saya Lili, senang berkenalan dengan anda!"
Lili dan Masya saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri satu sama lain, mereka semua lalu duduk di tempat yang sudah disediakan.
"baiklah, apa anda ingin mengajukan gugatan tantang hak asuh?" tanya Masya, dia lalu mengeluarkan laptop dan alat tulis lain ke atas meja.
"Bukan saya, tapi mantan suami saya yang menggugat hak asuh anak kami!"
Masya menganggukkan kepalanya, dia lalu mulai bertanya tentang apa yang sudah terjadi dalam rumah tangga Lili dan mantan suaminya.
"saya menikah dengannya sekitar 3 tahun lalu, dan kami menikah secara siri. Pernikahan itu hanya berlangsung satu bulan saja, karna saya baru tau kalau ternyata dia sudah punya istri!"
Arthur dan Masya terlihat serius mendengar cerita rumah tangga Lili, karna dari cerita inilah nantinya yang akan melawan gugatan lelaki itu dipengadilan.
"Jadi, sebelum anda menikah dengannya, anda tidak tau kalau dia sudah punya istri?"
Lili menggelengkan kepalanya. "Saya tidak tau, dan setelah kami menikah. Wanita itu datang dan mengatakan kalau dia adalah istri sah dari lelaki itu!"
Masya mencatat semua yang Lili ceritakan, tidak boleh ada satupun hal yang tertinggal.
"lalu, kenapa kalian menikah siri?"
"waktu itu kami bekerja dalam satu divisi, dan dalam divisi yang sama tidak boleh saling mengikat hubungan. Saya sudah meminta untuk pindah ke divisi lain, tapi kata dia itu tidak perlu dan bisa menikah siri saja!"
"Cih, dasar laki-laki licik!" Arthur yang sejak tadi mendengarkan angkat suara, dia kesal dengan apa yang mantan suami Lili lakukan.
"benar! laki-laki itu pasti sudah merencanakan semuanya! tapi, setelah dua tahun berlalu. Kenapa baru sekarang dia menggugat hak asuh anak anda?"
itulah yang juga membuat Lili merasa bingung, setelah sekian lama laki-laki itu tidak peduli padanya dan Zia, sekarang dia malah menggugat hak asuh anak yang sudah susah payah dia besarkan seorang diri.
"entahlah, saya juga tidak tau! Memang dia tidak tau kalau waktu itu saya sedang hamil, karna semua terjadi begitu cepat. Saya juga langsung pergi dan berpisah dengannya!"
Masya mulai mengerti dengan apa yang sedang terjadi, dia kini mulai menyusun langkah yang akan mereka ambil.
"Saya mohoh, bantulah saya untuk mempertahankan Zia! dia adalah hidup saya, saya tidak akan bisa hidup tanpanya!"
Lili terisak, dia tidak bisa membayangkan kalau sampai anaknya jatuh ke tangan lelaki itu.
Masya mengusap bahu Lili, dia tau bagaimana perasaan seorang Ibu jika dipisahkan dari anaknya.
"saya mengerti, saya akan berusaha keras untuk mendapatkan hak asuh anak anda! dan anda tidak perlu khawatir, anda dan lelaki itu hanya menikah secara siri. Jadi kita punya kesempatan lebih besar untuk memenangkan kasus ini!"
Lili merasa sedikit tenang, saat ini dia hanya bisa berdo'a kalau semuanya akan baik-baik saja.
Setelah selesai, Arthur dan Lili kembali pulang ke rumah orangtua Arthur karna Zia sedang berada di sana.
Arthur melirik ke arah Lili yang tampak sedang melamun, dia tau pasti wanita itu sedang pusing saat ini.
"Jangan terlalu dipikirkan, aku percaya kalau Kak Masya pasti akan melakukan yang terbaik! Dia itu Pengacara nomor satu dikota ini."
Lili sangat terkejut saat mendengar ucapan Arthur. "Benarkah?"
Arthur menganggukkan kepalanya. "dia selalu memenangkan kasus yang dia ambil, itu sebabnya Ibuk tidak perlu khawatir!"
Lili tersenyum menanggapi ucapan Arthur, walaupun seperti itu dia akan tetap khawatir sebelum Zia benar-benar aman bersamanya.
Sementara itu, Masya yang sedang dalam perjalanan ke kantor mendapat telpon dari atasannya. Dia segera menepikan mobilnya dan mengangkat panggilan tersebut.
"ya, Pak?"
"Masya, tolong datang ke kantor saya!"
"baik, Pak! tapi saat ini saya masih dalam perjalanan menuju kantor,"
Masya merasa khawatir kalau atasannya akan murka.
"ya sudah, saya akan menunggu di sini!"
"Baik, Pak!"
Tut, panggilan mereka langsung terputus saat Masya sudah mengiyakan perintah dari atasannya.
Masya segera melajukan mobilnya menuju kantor sebelum atasannya menunggu terlalu lama.
Setelah 10 menit dalam perjalanan, akhirnya Masya sampai di kantornya. Dia segera turun dari mobil dan berjalan dengan cepat ke ruangan atasannya.
Tok, tok! "Pak, saya Masya!"
Masya mengetuk pintu ruangan atasannya dan memberitahukan kalau dia sudah sampai.
"Masuk!"
Masya langsung membuka pintu ruangan itu saat mendengar suara dari dalam, terlihat ada 5 orang di dalam ruangan itu beserta dengan atasannya.
"apa ada yang Bapak butuhkan?
"Duduklah, ada yang ingin saya bicarakan!"
Masya duduk di samping seorang wanita yang tidak dia kenal, dia sebenarnya sedikit bingung kenapa ada banyak orang di ruangan itu.
Lelaki yang menjadi atasan Masya menyerahkan sebuah amplop padanya, dan menyuruh Masya untuk membuka amplop tersebut.
Masya mengeluarkan berkas yang ada dalam amplop tersebut, dan dia cukup terkejut saat melihat potret seorang wanita yang dia kenali ada dalam berkas itu.
"Mereka ini teman saya, dan mereka ingin menyewa pengacara untuk kasus hak asuh cucu mereka. Jadi saya harap, kamulah yang menjadi pengacara mereka!"
Masya kembali memasukkan berkas itu ke dalam amplop dan meletakkannya di atas meja.
"maaf, Pak! saya sudah mengambil kasus lain dalam minggu ini!" tolak Masya dengan halus.
"Serahkan kasus itu pada yang lain, dan kau urus kasus yang ini!"
Masya terlihat berpikir, dia tidak bisa membantah perintah atasannya. Tapi dia juga tidak bisa membatalkan kasus yang sudah dia ambil begitu saja.
"Maaf, Pak! saya-"
"ini perintah, Masya!"
Masya yang ingin kembali menolak menjadi bungkam, atasannya adalah orang yang susah untuk di ajak kompromi.
"benar! serahkan saja kasusmu pada yang lain, dan selesaikan kasus kami. Kami akan membayarmu 3 kali lipat dari harga yang seharusnya!" ucap seorang lelaki paruh baya yang dibenarkan oleh orang-orang yang ada di ruangan itu.
Masya terdiam, dia mulai menimbang-nimbang apakah harus mengambil kasus itu atau tidak.
"menarik, sangat menarik!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥
jangan buat Masya mengambil kasus itu
2022-12-10
2
Nayra Syafira Ahzahra
lebih baik di Masya berdiskusi terlebih dahulu dengan Arthur sebelum mengambil keputusan....agar Arthur bisa mencari cara lain🙏🙏🙏 terus semangat thor
2022-12-10
1
Ning Mar
ikut alur aja thor...lanjut...
2022-12-10
1