Surat dari Pengadilan Agama yang berisi tentang gugatan hak asuh Zia terjatuh begitu saja ke atas lantai karna tubuh Lili langsung lemas saat membacanya.
Arthur segera membawa Lili ke sebuah kursi yang ada di teras, dia lalu masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil segelas air untuk wanita itu.
"Minum dulu!"
Arthur menyerahkan air yang dia bawa dan langsung diminum oleh Lili sampai habis tak tersisa.
"Hah, astaghfirullah!"
Lili menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, matanya kembali mengeluarkan air bahkan dia sampai terisak tanpa memperdulikan keberadaan Arthur.
"Kenapa? kenapa ya, Allah? kenapa Engkau melakukan ini padaku?"
Lili mengangkat kakinya dan menelungkupkan kepalanya di antara kedua kaki sembari tetap menangis dengan pilu.
Arthur yang masih berada di sampingnya menjadi bingung, biasanya dia akan langsung menikmati tubuh wanita yang sedang bersedih dan itu berhasil membuat mereka kembali ceria.
"Apa aku harus melakukan itu juga?"
Arthur menggeleng-gelengkan kepalanya, Lili pasti akan langsung memasukkannya ke dalam penjara jika dia sampai melakukan itu.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Arthur tidak lagi mendengar suara Lili, dia lalu memperhatikan wanita itu karna Lili sama sekali tidak bergerak.
"Tunggu! jangan-jangan dia sudah lewat!"
Arthur segera memeriksa denyut nadi Lili untuk memastikan bahwa wanita itu masih hidup atau tidak, dia lalu bernapas lega karna Lili ternyata masih bernyawa.
"Buk, bangun Buk!"
Arthur menepuk-nepuk pipi Lili tetapi wanita itu tidak sadar juga, Arthur terpaksa menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Setelah berada di dalam rumah, Arthur memutuskan untuk membaringkan Lili ke atas sofa karna malas membawanya ke dalam kamar.
Akan tetapi, pada saat Arthur berjalan. Tiba-tiba kakinya tersandung karpet menyebabkan tubuhnya oleng dan terjatuh ke atas sofa dengan menimpahi Lili.
Bruk! bibir Arthur tepat bertemu dengan bibir Lili membuat kecupan singkat terjadi. Arthur terus melihat ke wajah cantik itu dan hendak kembali mengecup bibirnya.
Drrt, drrt, tiba-tiba getaran ponselnya mengagetkan Arthur yang hampir hilang kendali, dia lalu menarik tangannya yang masih berada di bawah tubuh Lili.
"Mama?"
Arthur langsung mengangkat panggilan Mamanya. "Halo, Ma! tolong katakan pada Dokter untuk datang ke rumah Buk Lili!"
Mama Mawar yang berniat untuk menyuruh Arthur membeli sesuatu tidak sempat mengatakan keinginannya, dia lalu berubah panik karna Arthur meminta Dokter.
"ada apa, Arthur? kenapa kau memanggil Dokter?" tanya Mama Mawar disebrang telpon.
"Ibuk Lili sedang pingsan, Ma! itu sebabnya aku menyuruh Mama untuk memanggil Doktee!"
"Baiklah, kau tunggu saja di situ! Biar Mama yang menelpon Dokter!"
Panggilan mereka langsung terputus saat Mama Mawar mengatakan akan menelpon Dokter.
Setelah beberapa saat, akhirnya Mama Mawar mengirim pesan kalau sudah menyuruh Dokter untuk datang ke Lili.
Arthur menunggu kedatangan Dokter dengan tidak sabar, dia berjalan ke arah pintu untuk melihat orang-orang yang berlalu -lalang.
Tidak berselang lama, datangkah Dokter yang diutus oleh oleh Mama Mawar.
"selamat malam, Pak!"
Arthur menganggukkan kepalanya untuk menawab sapaan wanita itu, dia lalu membawanya masuk agar bisa memeriksa keadaan Lili.
"Dia mengalami syok berat, Pak! Saya rasa ada sesuatu hal yang mengganggu pikirannya!" ucap Dokter itu setelah selesai melakukan pemeriksaan.
"jadi, kapan dia akan bangun?" tanya Arthur.
"sebentar lagi dia pasti akan bangun, Pak!" jawab Dokter tesebut, dia lalu pamit pulang setelah memberi obat obat untuk Lili.
Setelah kepergian Dokter, Arthur segera mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo, Kak!"
"Arthur? ada apa malam-malam gini nelpon?" tanya seseorang disebrang telpon.
"Aku ingin Kakak menjadi pengacara untuk kasus hak asuh anak!" ucapnya langsung.
"Hak asuh anak? Arthur, kau sudah punya anak?" tanya orang tersebut dengan sangat terkejut.
"Bukan!"
Lalu Arthur menceritakan apa yang sedang terjadi pada Lili, dia juga memohon agar wanita itu mau membantu Lili.
"baiklah, besok kita akan membicarakannya!"
Arthur segera mematikan panggilan telponnya saat seseorang yang dia telpon menyetujui keinginannya.
Perlahan namun pasti, kedua mata Lili sudah terbuka, dia melihat ke arah Arthur yang sedang berdiri membelakanginya.
"Arthur!"
Arthur yang merasa dipanggil langsung membalikkan tubuhnya, dia lalu membantu Lili yang sedang berusaha untuk bangun.
"istirahat saja, Ibuk pasti kelelahan!" ucap Arthur.
Lili menggelengkan kepalanya, dia masih ingin duduk disofa itu untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"Aku sudah menelpon pengacara, dan besok kita akan bertemu dengannya,"
Lili yanh sedang memandang lurus ke depan langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Arthur dengan bingung.
"pengacara?"
"Iya, pengacara! Ibuk mau memenangkan hak asuh Zia kan?"
Lili langsung menghadap ke arah Arthur saat mendengar apa yang lelaki itu katakan.
"sekarang bersiaplah, karna kita akan berjuang untuk mendapatkan hak asuh untuk anak Ibuk! kalau Ibuk saja seperti ini, bagaimana kita bisa mendapatkan Zia?"
Lili merasa terharu mendengar ucapan Arthur, benar yang lelaki itu sampaikan kalau saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk dia terpuruk seperti itu.
"Terima kasih, terima kasih banyak, Arthur! kau sudah bersedia untuk membantuku, aku tidak bisa membalas apa yang kau berikan padaku!"
Arthur tersenyum simpul, entah apa yang terjadi padanya sampai dia berusaha keras untuk membantu wanita itu.
Setelah merasa Lili sudah tenang, Arthur pamit untuk pulang ke rumahnya. Dia yakin kalau saat ini Mamanya pasti sudah menunggu kepulangannya di rumah.
Lili terus melihat ke arah Arthur pergi, hatinya terasa hangat atas kebaikan yang telah Arthur dan keluarganya berikan untuknya.
"Aku berjanji akan membalas semua kebaikam kalian, aku berjanji!"
Arthur yang sedang berada di dalam mobil terus memikirkan tentang Lili, mungkin karna merasa kasihan dan simpati pada kehidupan janda beranak satu itu hingga membuatnya sangat peduli seperti ini.
"baiklah, berhenti memikirkan mereka! mulai sekarang, aku harus memikirkan masa depanku juga!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Windy Lyana
mulai sekarang berhenti lah celap celup sana sini Arthur.pasti di masa depan saat dah bersama Lily cewek" masa lalu tuch pasti bikin onar.
2022-12-25
1
🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥
masa depanmu iya mereka🤣🤣🤣🤣
2022-12-10
2