Arthur lalu keluar dari kafe bersama dengan Gesya, dia mengajak wanita itu ke suatu tempat yang pada awalnya tidak terpikirkan olehnya.
"kita mau ke mana Arthur?" tanya Gesya pura-pura tidak tau, padahal dia tau betul ke mana arah tujuan mereka saat ini.
"Hari ini aku sangat lelah, apa kau mau menemaniku?"
Gesya tersenyum, dia lalu menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan apa yang Arthur katakan.
"Apa aku boleh bertanya sesuatu?"
Arthur mengalihkan pandangannya ke arah Gesya. "tanya saja!"
"siapa wanita bernama Lili?"
Arthur kembali melihat ke arahnya saat mendengar satu nama disebut, dia lalu tersenyum simpul saat menyadari sesuatu.
"kenapa? apa kau cemburu?"
"Hah? ti-tidak!"
Gesya mengibas-ngibaskan tangannya untuk membantah apa yang Arthur katakan, dia lalu melihat ke arah jalanan karna merasa enggan untuk bersitatap mata dengan lelaki itu.
Arthur membawa mobilnya ke sebuah kawasan perumahan, dia lalu masuk ke salah satu rumah yang pagarnya bisa dia buka.
"Rumah siapa ini?"
Gesya melihat ke sana kemari untuk memperhatikan sekitaran rumah, tempat yang asri dan sedikit jauh dari jalan raya membuat suasana jadi tenang.
"Rumah seseorang, ayo ikut aku!"
Arthur dan Gesya lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah itu, rumah yang sederhana tetapi sangat nyaman untuk ditempati.
Arthur berjalan terus sampai disebuah pintu kaca, dia lalu membuka pintu itu dan tampaklah pemandangan alam yang sangat menyejukkan mata.
"Waah, indah sekali, Arthur!"
Gesya melangkahkan kakinya untuk menghirup udara segar, dia benar-benar merasa senang karna sudah di bawa ke tempat seindah ini.
"apa kau senang?" tanya Arthur, dia berjalan ke sebuah gazebo yang ada di tempat itu.
Gesya langsung menganggukkan kepalanya, tanpa ditanya pun terlihat jelas kebahagiaan diwajahnya saat ini.
"Aku sangat senang, Arthur! terima kasih."
Cup, Gesya mengecup pipi Arthur sebagai ungkapan terima kasihnya. Namun, saat dia menjauhkan diri. Tiba-tiba Arthur menahan tubuhnya dan melingkarkan tangannya dipinggang wanita itu.
"Apapun untukmu, Sayang!"
Hembusan napas Arthur terasa menyapu wajah Gesya, wanita itu lalu mengusap wajah tampan Arthur yang berhasil membuatnya tergila-gila.
"aku mencintaimu, Arthur!"
"Benarkah?"
Wajah mereka kini berada sangat dekat, bahkan hidung mancung Arthur menempel dihidung wanita itu.
"Benar, aku- eemmpp!"
Gesya tidak dapat melanjutkan ucapannya saat mulutnya sudah dilummat oleh Arthur, dia lalu membalas ciuman lelaki itu dengan penuh gairah.
Pertukaran salive pun terjadi, mereka sama-sama mengeksplor mulut dari lawan main mereka hingga suara dessahan berhasil lolos dari mulut Gesya.
Arthur mulai merebahkan tubuh Gesya tanpa melepaskan ciuman mereka, tangannya mulai menyusup masuk ke dalam pakaian yang Gesya pakai untuk mencari sesuatu yang ingin dia pegang.
"Ah, Arthur! Eemmh ...!"
Gesya mendessah nikmat saat tubuhnya dinikmati oleh Arthur, dia benar-benar merindukan sentuhan dari mantan kekasihnya ini yang sudah beberapa tahun tidak dia rasakan.
Setelah puas bermain, Arthur mulai melucuti pakaiannya sendiri sementara Gesya sudah tidak menggunakan apa-apa lagi saat ini.
Namun, belum sempat Arthur membuka celananya. Tiba-tiba, ponselnya berdering menandakan ada seseorang yang sedang menelpon.
Dia mencoba untuk mengabaikan panggilan itu dan melanjutkan permainannya. Akan tetapi, suara dari dering ponselnya berhasil mengganggu konsentrasinya.
Dengan kesal, Arthur berjalan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.
"Mama?"
Ternyata Mama Mawarlah yang sedang menelponnya saat ini, dia lalu cepat-cepat mengangkat panggilan dari wanita paruh baya itu.
"ada apa, Ma?" tanya Arthur dengan malas, dia lalu melirik ke arah Gesya yang sedang menutupi tubuhnya dengan kain.
"Kau sedang di mana, Artur?"
Arthur terpaksa menjauhkan ponselnya dari telinga karna mendengar suara teriakan sang Mama.
"kenapa lagi sih, Ma? apa Mama mau menyuruhku yang tidak-tidak lagi?"
perasaan Arthur menjadi tidak tenang, dia yakin kalau Mamanya pasti akan berbuat macam-macam lagi.
"yang tidak-tidak apa, sih ...? Mama cuma mau nyuruh kamu pulang, udah cepat, pulang sekarang juga!"
Arthur berdecak kesal mendengar ucapan Mamanya, sekarang dia sangat susah untuk keluar dari cengkraman Mamanya itu.
"aku pulang dua jam lagi,"
"tidak! Mama mau kau pulang sekarang juga!" ucap Mama Mawar, terdengar jelas kalau apa yang dia katakan tidak bisa lagi diganggu gugat.
Akhirnya Arthur terpaksa pergi tanpa menikmati apa yang dia inginkan, dia lalu kembali memakai pakaian yang sudah dia lepas.
"Kau mana ke mana, Arthur?"
Gesya bangun dan berjalan mendekati Arthur, dia belum memakai pakaiannya dan bermaksud ingin melanjutkan permainan tadi.
"maaf, Gesya! ada sesuatu yang harus aku lakukan,"
"Sekarang?"
Arthur menganggukkan kepalanya, dia lalu mengambil pakaian Gesya agar dipakai kembali oleh wanita itu.
"Pakailah, kita bertemu lagi di lain waktu."
Cup, Arthur kembali mengecup wajah Gesya membuat wanita itu tersenyum. Mereka lalu pergi dari tempat itu setelah memakai pakaian yang baik dan benar.
Setelah mengantar Gesya, Arthur melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah atas perintah dari orangtuanya.
"Mama!" Arthur memanggil Mamanya saat sudah sampai di rumah, terlihat Mama Mawar sedang mengadon adonan kue.
"kau sudah pulang? kalau gitu jemput Lili sekarang!"
Arthur mengerutkan keningnya, dia lalu melihat ke arah jam yang masih menunjukkan pukul 4 sore.
"Ma, makan malamnyakan habis maghrib! kenapa aku harus menjemputnya sekarang?" tanya Arthur dengan geram, tau gitu dia tidak pulang dan menikmati syurga dunia.
"Mama ingin mengajarinya membuat kue kesukaanmu!"
"Hah? untuk apa sih, Ma! jangan yang aneh-aneh deh!"
Arthur mulai kesal, dia lalu beranjak bangun dan hendak berjalan ke kamarnya.
"kau mau ke mana? jemput dulu Lili dan Zia!" teriak Mama Mawar, dia melotot tajam ke arah sang anak saat ini.
Karna terus dipaksa dan tidak bisa menolak, akhirnya Arthur pergi menjemput Lili. Arthur menekan pedal gasnya dan melaju kencang di jalanan.
Tidak berselang lama, mobil Arthur sudah sampai dihalaman rumah Lili. Dia lalu turun dan berjalan ke rumah tersebut.
"Papa!"
Zia yang sedang bermain di dalam rumah langsung membuka pintu saat melihat Arthur dari jendela, dia memeluk Arthur dengan senang dan di balas oleh Arthur sembari mencium pipi gembul gadis kecil itu.
Arthur lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah, dia duduk disofa sembari menunggu Lili yang kata Zia sedang mandi.
"Zia! ayo kita-"
Lili yang baru keluar dari kamar mandi terpaku ditempatnya saat melihat keberadaan Arthur, begitu juga dengan Arthur yang melotot tajam tanpa berkedip saat melihat Lili.
"Mama!"
"Astaghfirullah!"
Lili segera masuk ke dalam kamar karna baru tersadar dengan apa yang terjadi, dia merasa sangat malu karna telah berdiri dihadapan Arthur hanya dengan menggunakan handuk saja.
Sementara itu, Arthur yang masih menatap ke arah Lili pergi benar-benar merasa sangat terkejut dan terpukau.
Dia terpukau saat melihat lekuk tubuh Lili yang sangat indah bak gitar spanyol yang berhasil membuat jantungnya berdegub kencang.
"sial! tubuhnya benar-benar menggoda sekali!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
mom sya
dasar omes liat dkit aj dah panas dingin🤣
2023-01-09
4