Bab. 10. Permainan di Toilet.

Hari-hari telah berlalu sejak pertemuan Arthur dan Lili, mereka kini kembali menjalani aktivitas mereka seperti mana biasanya.

Setiap hari rabu, Lili akan mengajar dikelas Arthur. Mereka tampak seperti dua orang yang tidak saling kenal dan tidak bertegur sapa. Entah kenapa suasana akan terasa canggung saat mereka berbicara.

"Baiklah, sekian untuk hari ini! Saya harap kalian bisa mengerjakan tugas ini dengan baik! Saya sudahi, assalamu'alaikum, selamat sore!"

Lili menutup pertemuan perkuliahannya hari ini, dia menyusun kertas-kertas yang ada di atas meja dan berlalu keluar dari ruangan itu.

"Arthur! mau ke mana kau?"

Dewa yang melihat Arthur keluar dengan tergesa-gesa beralih memanggil lelaki itu, sementara Arthur yang mendengar panggilan Dewa hanya melambaikan tangannya dan berlalu keluar.

Arthur berjalan cepat menyusul langkah Lili karna ada sesuatu yang ingin dia katakan.

"Buk Lili!"

Lili yang sudah membuka pintu ruangannya membalikkan badan, dia melihat kearah Arthur dengan penuh tanda tanya.

"ada yang ingin aku katakan!" ucap Arthur dengan ngos-ngosan karna mengejar wanita itu.

"ada apa?" tanya Lili, dia melirik ke arah jam yang ada dipergelangan tangannya untuk melihat waktu.

"aku ingin menyampaikan salam dari Mamaku, dia juga ingin mengundang Ibu dan Zia untuk makan malam dirumah kami,"

Lili terdiam, otaknya sedang mencoba untuk mencerna apa yang baru saja Arthur katakan.

"kenapa?" akhirnya satu pertanyaan lolos dari bibirnya, dia bingung kenapa orangtua Arthur mengundangnya makan malam.

"Mama bilang dia merindukan cucunya!"

"Hah?"

Lili menatap Arthur dengan tajam membuat lelaki itu gelagapan, dia baru sadar dengan apa yang dia katakan.

"ma-maksudnya, dia rindu dengan Zia!"

Arthur mengutuk dirinya sendiri yang sudah kelepasan bicara karna terpengaruh oleh ucapan Mamanya. Mamanya memang selalu membawa hal negatif padanya.

Lili berpikir sejenak, dia bingung harus menerima undangan keluarga Arthur atau tidak.

"nanti malam aku akan menjemput Ibu!"

Belum selesai Lili berpikir, Arthur sudah seenaknya saja mengatakan kalau akan menjemputnya.

"tunggu, aku kan belum mengatakan iya!" ucapnya dengan geram.

"memangnya Ibu akan menolak undangan Mamaku? jahat sekali!"

Lili yang sudah ingin menolak mengurungkan niatnya saat mendengar cibiran Arthur, dia lalu menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan apa yang Arthur inginkan.

"akan ku jemput selepas maghrib,"

"terserah!"

Brak, Lili masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintunya dengan kencang sampai Arthur terlonjak kaget.

"dasar! apa tidak bisa nutupnya itu pelan-pelan? kalau bangunannya roboh gimana?"

Arthur menggerutu sepanjang jalan menuju mobilnya, dia ingin pergi ke suatu tempat untuk menemui seseorang.

Arthur pergi kesebuah kafe yang berada tidak jauh dari kampusnya, dia masuk ke dalam kafe tersebut sembari celingukan ke sana kemari.

"Arthur!"

Seorang wanita memanggil Arthur sembari melambaikan tangannya membuat lelaki itu berjalan ke arah wanita tersebut.

"maaf ya, Gesya! kau pasti sudah menunggu lama," seru Arthur, dia duduk tepat di hadapan wanita itu.

"Tidak! aku juga baru datang."

Senyum malu-malu terbit diwajah wanita bernama Gesya, bagaimana tidak, saat ini dia begitu terpesona dengan lelaki yang ada dihadapannya.

Mereka lalu memesan makanan dan minuman, mereka mengobrol ringan sembari menunggu pesanan mereka datang.

"apa, apa kau punya pacar, Arthur?" tanya Gesya dengan ragu-ragu.

Arthur yang sedang melihat ponselnya mendongakkan kepala. "tidak! aku tidak punya pacar."

Gesya tersenyum senang dengan jawaban yang dia dapat, dia sudah sangat jatuh cinta pada mantan pacarnya itu.

"Aku ke toilet sebentar yah!"

Arthur berlalu ke toilet karna merasa perutnya sangat sakit, dia lalu ingat kalau hari ini dia belum menabung.

Namun, saat Arthur ingin masuk ke dalam toilet. Dia mendengar ada suara dessahan seorang wanita yang berasal dari toliet yang ada di sebelahnya.

Arthur menempelkan telinganya ke pintu toilet itu dan suara dessahan dua orang yang sedang saling beradu aksi terdengar cukup jelas.

"apa enggak sempit main di toilet kayak gini?"

Arthur tidak habis pikir, bisa-bisanya ada yang beraksi di dalam toilet kecil seperti itu.

Tok, tok, tok! "Permisi!"

Dua orang yang sedang beradu nikmat langsung melepaskan diri, mereka memakai kembali pakaian mereka dengan tergesa-gesa akibat gangguan dari seseorang.

Ceklek, pintu toilet itu terbuka dan keluarlah seorang lelaki dengan diikuti oleh seorang wanita di belakangnya.

Tanpa mereka duga, Arthur memberikan beberapa lembar uang ketangan lelaki itu membuat mereka jadi bingung.

"Pergilah ke hotel! pasti enggak enakkan main ditoilet kecil kayak gitu!"

Arthur menunjuk ke arah toilet yang tadi mereka pakai untuk bermain, dia lalu berbalik dan hendak pergi dari sana karna napsu menabungnya sudah tidak ada lagi.

"Tapi tunggu, aku seperti pernah melihat lelaki itu!"

Arthur kembali melihat ke belakang, terlihat lelaki itu masih mematung di tempat mereka sembari melihat ke arah uang yang dia beri.

"benar, dia itu lelaki yang ada di rumah Bu Lili waktu itu,"

Arthur baru mengingatnya, dia tidak menyangka kalau otaknya bisa dipakai untuk mengingat kejadian minggu lalu.

"Tunggu!"

Arthur yang sudah kembali berjalan terpaksa berhenti karna mendengar suara seseorang.

"Apa maksudmu memberi aku uang seperti ini?"

Lelaki tadi melemparkan uang pemberian Arthur tepat ke wajahnya membuat darah Arthur langsung mendidih.

"aku bahkan bisa membeli semua hotel yang ada di kota ini!"

"benarkah? lalu, kenapa anda bermain di toilet? jangan-jangan anda memang hanya bisa bermain dengan gaya berdiri yah!"

"Apa?"

Arthur menaik-turunkan alisnya dengan senyum penuh cibiran pada lelaki itu, dia bersedekap dada seolah-olah sedang menantang.

"kau-"

"Arthur! kenapa lama sekali?"

Gesya memutuskan untuk melihat Arthur karna lelaki itu sudah hampir setengah jam tidak kembali juga.

"ah, tadi ada sepasang kecoa yang sedang bermain di dalam toilet, jadi aku tidak bernapsu lagi untuk membuang hajat!"

"hah?"

Gesya bingung dengan apa yang Arthur katakan, bagaimana mungkin sepasang kecoa bisa mempengaruhi Arthur untuk buang hajat?

"dasar brengsek! beraninya kau mengatai aku kecoa!"

Lelaki itu maju mendekati Arthur yang sedang melihatnya penuh ejekan, dia lalu mengangkat tangannya dan hendak mencengkram leher Arthur.

"Ups! maaf, tidak kena!"

Arthur menghindar, dia yang jago dalam hal ilmu bela diri tentu mudah saja untuk menghindari semua itu.

Lelaki itu tiba-tiba diam, dia baru ingat kalau pernah melihat Arthur dirumah mantan istrinya.

"kau yang waktu itu bersama dengan Lili kan?"

Arthur tertawa pelan saat mendengar ucapannya, dia merasa bangga kalau ternyata otaknya lebih cerdas dari lelaki itu karna tadi dia yang duluan mengingat pertemuan mereka.

"yah, benar sekali. Kita pernah bertemu dirumahnya!"

"ada hubungan apa kau dengannya?" tanya lelaki itu dengan tajam, tangannya terkepal siap memberi bogem mentah pada Arthur.

"hubungan? yang jelas tidak seperti hubungan kalian yang bermain di dalam toilet!"

"apa?"

Arthur lalu beralih melihat kearah Gesya, dia menggandeng tangan wanita itu dengan senyum sejuta watt.

"ayo kita pergi, Sayang! lebih enak bermain dihotel daripada di dalam toilet!"

"hah?"

Arthur berbalik dan pergi dari tempat itu meninggalkan Reza yang menatapnya sangat tajam.

"bajing*an! kau lihat saja pembalasanku!"

Tbc.

Terima kasih buat yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

Anik Widyawati

Anik Widyawati

apa Reza mantan lili seorang playboy kelas teri🤭🤭😄😄😄😄

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2 Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3 Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4 Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5 Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6 Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7 Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8 Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9 Bab. 9. Rencana Jahat!
10 Bab. 10. Permainan di Toilet.
11 Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12 Bab. 12. Rencana Arthur.
13 Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14 Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15 Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16 Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17 Bab. 17. Kuda-kudaan.
18 Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19 Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20 Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21 Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22 Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23 Bab. 23. Pindahan.
24 Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25 Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26 Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27 Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28 Bab. 28. Aku Cemburu!
29 Bab. 29. Penolakan Arthur.
30 Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31 Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32 Bab. 32. Gara-gara Duda.
33 Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34 Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35 Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36 Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37 Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38 Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39 Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40 Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41 Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42 Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43 Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44 Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45 Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46 Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47 Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48 Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49 Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50 Bab. 50. Calon Menantu.
51 Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52 Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53 Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54 Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55 Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56 Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57 Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58 Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59 Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60 Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61 Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62 Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63 Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64 Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66 Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67 Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68 Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69 Bab. 68. Meminta Restu.
70 Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71 Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72 Bab. 71. Malam Lamaran.
73 Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74 Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75 Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76 Bab. 75. Permintaan Lili.
77 Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78 Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79 Bab. 78. SAH! (Tamat)
80 Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81 Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84 Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2
Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3
Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4
Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5
Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6
Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7
Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8
Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9
Bab. 9. Rencana Jahat!
10
Bab. 10. Permainan di Toilet.
11
Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12
Bab. 12. Rencana Arthur.
13
Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14
Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15
Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16
Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17
Bab. 17. Kuda-kudaan.
18
Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19
Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20
Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21
Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22
Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23
Bab. 23. Pindahan.
24
Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25
Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26
Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27
Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28
Bab. 28. Aku Cemburu!
29
Bab. 29. Penolakan Arthur.
30
Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31
Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32
Bab. 32. Gara-gara Duda.
33
Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34
Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35
Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36
Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37
Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38
Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39
Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40
Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41
Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42
Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43
Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44
Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45
Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46
Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47
Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48
Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49
Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50
Bab. 50. Calon Menantu.
51
Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52
Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53
Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54
Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55
Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56
Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57
Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58
Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59
Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60
Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61
Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62
Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63
Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64
Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66
Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67
Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68
Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69
Bab. 68. Meminta Restu.
70
Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71
Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72
Bab. 71. Malam Lamaran.
73
Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74
Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75
Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76
Bab. 75. Permintaan Lili.
77
Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78
Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79
Bab. 78. SAH! (Tamat)
80
Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81
Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84
Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!