Arthur benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Mamanya katakan, begitu juga dengan Lili yang melihat keluarga Arthur dengan heran.
"Sudah-sudah, ayo kita masuk ke dalam!"
Mama Mawar menarik tangan Lili untuk ikut bersamanya membuat wanita itu dilanda kepanikan.
"i-itu, Buk! saya harus pulang-"
"Sudah tidak perlu malu-malu, ayo kita sarapan dulu!"
Mama Mawar menyeret tubuh Lili dan membawanya masuk ke dalam rumah diikuti tatapan tajam dari Atha dan juga Papanya.
"Papa, tolong hentikan istri Papa!" pinta Atha, dia sudah merasa malu dengan apa yang Mamanya itu lakukan.
"sudahlah, Atha! kau saja tidak bisa menjinakkan Mamamu, apalah daya Papa yang hanya butiran debu ini!"
Papa Ari malah berkata sok puitis seperti itu membuat Arthur bertambah kesal, dia lalu masuk ke dalam rumah untuk menyusul Mama Mawar dan juga Lili.
Akhirnya mereka semua menikmati sarapan bersama-sama, Lili yang sudah tidak bisa melepaskan diri dari keluarga Arthur memilih untuk diam ditempatnya. Tetapi, pandangan matanya terus menatap tajam kearah Arthur yang sepertinya sedang menghindarinya.
Setelah selesai makan, Lili langsung pamit pada mereka semua. Tapi lagi-lagi Mama Mawar mencegah kepergiannya dengan merayu Zia untuk bermain bersama dengannya.
"Ikut aku!"
Arthur yang sedang bermain ponsel merasa kaget saat Lili baru saja lewat dari hadapannya, apalagi saat mendengar apa yang wanita itu ucapkan membuat Arthur merasa ser-seran.
Lili keluar dan duduk digazebo yang pertama kali dia duduki, dia ingin berbicara empat mata dengan Arthur tentang semua hal yang sudah terjadi hari ini.
"kenapa Ibu memanggilku?" tanya Arthur setelah dia sampai ditempat Lili berada.
Lili bangkit, dia lalu menatap tajam kearah lelaki itu. "sebenarnya ada apa, ini? dan apa maksud keluargamu mengatakan kalau aku janda beranak satu?
Lili mengungkapkan semua pertanyaannya dengan menggebu-gebu, sangking semangatnya dia sampai lupa untuk bernapas.
"lah, Ibukan memang janda beranak satu! kenapa bertanya lagi?"
Arthur memasang gaya sok cool dan hotnya, sebentar lagi dia pasti akan berubah menjadi dispenser.
"apa?"
Lili tidak bisa membantah apa yang Arthur katakan, dia juga tau kalau statusnya adalah janda beranak satu. Tetapi bukan itu maksud dari pertanyaannya.
"aku tau kalau aku ini seorang janda beranak satu, tapi kenapa orangtuamu mengatakan kalau aku adalah pacarmu?"
Lili mencoba untuk sabar, tapi kalau sampai Arthur tidak menjawab pertanyaannya dengan benar, maka dia akan memasukkan semua mangga yang ada dikeranjang ke dalam mulutnya.
"ah itu, mereka hanya sedang salah paham saja!" jawab Arthur dengan santai, padahal dadanya bergemuruh hebat karna takut Lili akan berpikir macam-macam padanya.
Lili menyipitkan kedua matanya karna merasa tidak percaya dengan apa yang Arthur katakan.
"kenapa? Ibu enggak percaya?"
Tantang Arthur, dia melipat kedua tangan di depan dada dengan menatap tajam kearah Lili.
Lili menghela napas kasar. "Baiklah, lupakan saja!"
Dia lalu berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah untuk mengajak Zia pulang karna masih ada pekerjaan yang harus dia lakukan.
"Ibu tidak perlu khawatir, aku tidak akan suka ataupun tertarik pada Ibu!"
Lili menghentikan langkahnya. "tentu saja! aku juga tidak pernah berpikir untuk memiliki perasaan pada seorang bocah!"
"Apa?"
Arthur merasa kesal karna dikatai bocah oleh Lili, sementara wanita itu berlalu masuk dengan senyum tipis diwajahnya.
Lili lalu mengajak Zia untuk pulang, dan Mama Mawar meminta Arthur untuk mengantar mereka yang pastinya ditolak mentah-mentah oleh Lili.
"kami bisa naik taksi!"
Itulah penolakan yang Lili ucapkan, tapi bukan Mama Mawar namanya kalau tidak bisa mewujudkan segala sesuatu yang dia inginkan.
Setelah perdebatan panjang, akhirnya Arthur terpaksa mengantar Lili dan Zia pulang kerumah mereka.
Sepanjang perjalanan, tidak ada yang bersuara dimobil itu. Arthur terlihat fokus memperhatikan jalanan, sementara Lili mengalihkan pandangannya ke arah samping.
"Mama, mau susu!"
tiba-tiba Zia yang berada dipangkuan Lili bersuara, padahal sejak tadi gadis kecil itu tidur karna kelelahan.
"sabar yah Sayang, sebentar lagi kita sampai dirumah!"
"enggak mau! Cia maunya sekarang!"
Lili mencoba untuk menenangkan putrinya, tetapi Zia malah menangis meminta susu karna memang biasanya setiap mau tidur dan bangun tidur dia pasti minum susu.
"Mama enggak bawa susu, Sayang! susunya ada di rumah, sabar yah!"
Lili mengusap punggung Zia agar anaknya itu merasa tenang, tetapi gadis kecil itu tetap saja menangis.
Arthur melirik kearah Lili yang sedang berusaha menenangkan Zia, dia lalu melihat sebuah supermarket yang berada tidak jauh dari tempatnya berada saat ini.
Arthur membelokkan mobilnya masuk ke parkiran supermarket, dia lalu membuka sabuk pengamannya dan bersiap untuk turun.
"Kau mau apa, Arthur? apa aku bisa menitip susu untuk Zia?
Lili mengambil tasnya dan mengeluarkan dompet untuk memberi uang pada Arthur.
"susu apa?"
"hah?"
Lili merasa kaget dengan ucapan Arthur, dia lalu mengatakan susu yang biasa diminum oleh Zia.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Arthur kembali masuk ke dalam mobil. Dia menyerahkan susu yang tadi dia beli pada Lili.
"Terima kasih!"
Lili terpaksa menyuruh Arthur untuk membeli susu instan karna tidak ada air ditempat itu.
Akhirnya Zia kembali tidur setelah meminum susu pemberian Arthur, sementara lelaki itu kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Tidak butuh waktu lama, mobil Arthur sudah sampai dihalaman rumah. Dia lalu melihat kearah samping dan bingung kenapa Lili belum juga turun dari sana.
"A-apa yang dia lakukan di sini?"
Arthur langsung mengalihkan pandangannya kearah depan, keningnya berkerut saat melihat ada seorang lelaki sedang menunggu kedatangan Lili.
"Terima kasih!"
Lili segera turun setelah mengucapkan terima kasih pada Arthur, dia menggendong Zia dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Lili!"
Seorang lelaki tampak menghampiri Lili yang baru saja tiba dirumahnya, tetapi Lili tidak menghiraukan lelaki itu dan berlalu membuka pintu rumahnya.
"Lili, dengarkan aku!"
Lelaki itu menahan tangan Lili yang sudah akan masuk ke dalam rumah membuat Lili langsung mengibaskan tangannya.
"mau apa kau di sini?" tanyanya dengan tajam.
Arthur yang belum beranjak dari tempat itu terus memperhatikan apa yang terjadi, entah kenapa dia merasa gelisah jika meninggalkan Lili saat ini.
"dengarkan aku, Li! aku, aku hanya ingin melihat anak kita,"
"Anak kita kau bilang?"
Tatapan tajam bagai sebuah pedang yang akan menebas semua orang Lili layangkan kearah lelaki tidak tau diri itu.
"Dia anakku! anakku!" sambung Lili dengan penuh penekanan.
"jangan lupa kalau aku adalah Ayahnya, Li! dia anak kita,"
"tidak! dia tidak punya Ayah, dia hanya punya aku yang selama ini mengurus segala keperluannya seorang diri!"
Lelaki itu terdiam, dia merasa tertampar dengan apa yang wanita itu ucapkan.
"aku, aku minta maaf untuk apa yang terjadi, Li! aku salah-"
"diam kau! dan pergi dari tempat ini sebelum aku memanggil polisi!" ancam Lili, dia lalu masuk ke dalam rumah dan meletakkan Zia di atas karpet.
Lelaki itu ikut masuk ke dalam rumah Lili membuat Arthur turun dari mobilnya agar bisa melihat mereka.
"keluar dari rumahku, Reza! kau tidak berhak untuk menyentuh anakku!"
Lili menghalangi Reza yang ingin menggendong Zia, sudah 2 tahun berlalu tetapi baru sekarang lelaki itu peduli pada anaknya.
"dia anakku, Lili! kau tidak berhak untuk melarangku bersamanya!"
Akhirnya keributan terjadi, Arthur terpaksa melerai mereka karna orang-orang yang ada disekitar tempat itu mulai memperhatikan mereka.
"Kau lihat saja, aku akan mengambil Zia dari tanganmu!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
MakBarudakh
#Atha -> Arthur
2024-01-15
0
linanti yani
wakakakakak 🤣🤣🤣🤣
2023-02-01
3
🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥
maaf ka bom like, baru normal lagi😁😁,semangat up nya🤗
2022-12-06
2