Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.

"Arthur! kau sudah punya anak?"

Suara teriakan Mama Mawar menggema diseluruh penjuru rumah sampai membuat semua pembantu yang ada dirumah itu berlarian keluar, Papa Ari yang sedang berada di dalam kamar mandi pun langsung berlari saat mendengar teriakan istrinya.

Arthur dan Lili yang sedang menutup kedua telinga tampak menurunkan tangan, Lili segera menggendong Zia, sementara Arthur memandang Mama Mawar dengan bingung.

"Ada apa, Ma? mana anak Arthur?"

Papa Ari berlari-lari sembari mengancingkan celananya karna terburu-buru ingin melihat apa yang sedang terjadi.

"Lihatlah, Pa! baru tadi malam Mama bilang kalau Arthur punya pacar seorang janda beranak 1, sekarang dia malah beneran sudah punya anak!"

Mama Mawar menunjuk kearah Zia yang sedang berada dalam gendongan Lili pada suaminya, terlihat semua orang yang berada di tempat itu melihat kearah Zia termasuk Arthur juga.

"tunggu! ternyata Mama juga bisa melihat mereka?" Arthur merasa kalau Lili dan Zia bukan hanya sekedar halusinasinya saja.

"jadi, itu anaknya Arthur?" seru Papa Ari sembari memperhatikan Zia.

"bu-bukan, Pak! kalian salah-"

"benar! dia tadi memanggil Arthur Papa, mana anak itu cantik dan imut sekali lagi! duuh Mama ingin mencubit pipinya!"

Semua orang merasa bingung melihat Mama Mawar, sebenarnya wanita paruh baya itu sedang marah atau senang saat mengetahui kalau Arthur sudah punya anak.

"tu-tunggu sebentar! Anda semua salah paham, dia bukan-"

"jadi Mama dan Papa bisa melihat mereka?"

Lili yang sejak tadi ingin meluruskan kesalahpahaman selalu saja ucapannya dipotong oleh seseorang.

"apa maksudmu? kau pikir Mama sama Papa ini buta?" ucap Mama Mawar dengan kesal.

"jadi mereka nyata? bukan hanya sekedar halusinasiku saja?"

Lili mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Arthur, begitu pula dengan Mama Mawar dan Papa Ari yang ingin sekali memukul kepala anak itu.

"jangan mengalihkan pembicaraan kamu!" ucap Mama Mawar kembali.

Arthur tersenyum senang karna ternyata Lili dan Zia bukan hanya sekedar khayalannya saja, "terima kasih, Tuhan! ternyata mereka benar-benar nyata. Tapi tunggu, kalau mereka memang nyata, lalu apa yang sedang mereka lakukan di sini?"

Arthur melihat kearah Lili dan Zia dengan tajam, dia baru sadar dengan apa yang terjadi saat ini.

"apa yang Ibu lakukan di sini?" tanya Arthur dengan penuh penekanan.

"tentu saja karna anakmu itu merindukanmu, memangnya apa lagi!"

Lili yang akan menjawab pertanyaan Arthur kalau cepat dengan ucapan sok tau Mama Mawar, membuat Arthur langsung melotot dengan tajam.

"Arthur, ke sini kamu!"

Papa Ari yang sedikit lebih waras dari istrinya memilih untuk berbicara 4 mata dengan anaknya, dia harus bertanya kenapa Arthur bisa punya anak yang umurnya sudah berkisar 2 tahunan.

"Papa, dia bukan anakku! aku tidak punya anak!"

Akhirnya Arthur melakukan pembelaan, dia tidak mau terus-terusan difitnah oleh Mamanya sendiri.

"jadi, kenapa dia memanggilmu Papa?" Mama mawar tetap keukeh dengan kekeras-kepalaannya.

"itu karna-"

"maaf, Bapak, Ibu! apa saya boleh mengatakan sesuatu?"

Lili yang sejak tadi menunggu sudah merasa tidak sabar, dia memilih untuk langsung meluruskan kesalah-pahaman yang terjadi sebelum Arthur semakin mengucapkan kata-kata yang menyesatkan.

Semua orang langsung melihat kearah Lili saat mendengar ucapannya, dan mereka menganggukkan kepala secara serentak.

"ini adalah anak saya, dan bukan anak Arthur! Zia memanggil Arthur Papa karna mereka pernah bertemu di Universitas tempat saya mengajar, dan ada sedikit kekeliruan sehingga membuat anak saya memanggilnya dengan sebutan seperti itu! Apa bisa dipahami?"

Persis seperti saat Lili sedang mengajar dikelas, dan dengan polosnya Mama Mawar dan Papa Ari kembali menganggukkan kepala mereka karna paham dengan penjelasan Lili.

"Lalu, apa yang anda lakukan di sini?"

Arthur maju beberapa langkah agar bisa lebih dekat untuk berbicara dengan Lili.

"saya di sini karna Zia menginginkan mangga kalian, itu sebabnya saya datang dan meminta izin untuk memberikan mangga itu pada anak saya!"

Lili menarik napas panjang karna lelah harus menjelaskan semuanya pada Arthur dan kedua orang tuanya.

Arthur akhirnya mengerti kenapa Lili dan Zia ada ditempat itu, hampir saja dia menganggap kalau dia sudah tidak waras.

"nah, kalau gini berarti dia memang bukan anaknya Arthur!"

Semua orang ingin sekali mencekik leher Mama Mawar karna tidak ada dari mereka yang mengatakan kalau Zia adalah anak Arthur, dan yang mengatakannya adalah Mama Mawar sendiri.

"terus, bagaimana dengan janda beranak satu itu? kau belum membuktikan kalau dia bukan-"

"Mama!"

Arthur memotong ucapan Mamanya dengan mata melotot tajam, Mamanya itu tidak sadar kalau janda yang dia maksud saat ini berada tepat dihadapannya.

"kenapa? Mama kan masih penasaran!" seru Mama Mawar dengan kesal.

"iya tapi masalahnya, janda beranak satu yang sedang Mama bicarakan itu, saat ini ada dihadapan Mama!"

"apa?"

Lili terlonjak kaget dengan apa yang Arthur katakan, dia yang sejak tadi tidak paham dan bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya janda beranak satu yang sedang mereka bahas, ternyata adalah dirinya sendiri.

"jadi, janda beranak satu itu kamu?"

Mama Mawar melihat kearah Lili yang juga sedang melihatnya, mereka saling bertatapan dengan raut wajah bingung.

"apa, apa maksudnya? kenapa kalian membahas tentangku?" tanya Lili dengan bingung, memang benar dia janda beranak satu, lalu masalahnya di mana?

"kau pacaran dengan Arthur, kan?"

"apa?"

sungguh tidak ada lagi sesuatu hal yang lebih mengejutkan dari pada ini, sangking terkejutnya Lili sampai hampir menjatuhkan Zia dari gendongan tangannya.

"sebenarnya ada apa dengan keluarga ini? kenapa mereka suka sekali menuduh yang tidak-tidak pada orang lain?"

Lili benar-benar merasa tidak habis pikir dengan mereka semua, begitu juga dengan Arthur yang saat ini ingin sekali menutup mulut Mamanya itu.

"Mama! apa yang Mama lakukan sih?"

Arthur ingin sekali menenggelamkan diri ke rawa-rawa karna merasa malu dengan apa yang Mamanya katakan.

"Mama kan mengatakan yang sebenarnya, kenapa kau harus marah?"

"Yang sebenarnya dari mana? jelas-jelas aku sudah bilang kalau aku tidak pacaran dengan siapa pun, apalagi dengan janda itu!"

Entah bagaimana lagi dia bisa meyakinkan Mamanya kalau dia tidak punya hubungan apapun dengan seorang janda.

Lili yang sejak tadi memperhatikan mereka merasa sangat lelah, dan tubuhnya terasa lebih lelah 10 kali lipat sejak melihat keluarga itu.

Tidak mau bertambah pusing, Lili memutuskan untuk pergi dari tempat itu, terserah mau pamit atau tidak yang penting dia tidak berada di tempat itu lagi.

"Kalau modelan janda beranak satu nya seperti dia, sudah jelas kalau Mama dan Papa pasti akan setuju!"

"Apa?"

Tbc.

Terima kasih buat yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

Siti Maskanah

Siti Maskanah

hahaaaa mama i lop you pol

2025-01-11

0

mama Titis

mama Titis

kocak...hahaaaa
seruu ceritanya

2024-08-30

0

Ali Mi

Ali Mi

🤧🤣🤣🤣🤣😂😂😂

2024-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2 Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3 Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4 Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5 Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6 Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7 Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8 Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9 Bab. 9. Rencana Jahat!
10 Bab. 10. Permainan di Toilet.
11 Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12 Bab. 12. Rencana Arthur.
13 Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14 Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15 Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16 Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17 Bab. 17. Kuda-kudaan.
18 Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19 Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20 Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21 Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22 Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23 Bab. 23. Pindahan.
24 Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25 Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26 Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27 Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28 Bab. 28. Aku Cemburu!
29 Bab. 29. Penolakan Arthur.
30 Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31 Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32 Bab. 32. Gara-gara Duda.
33 Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34 Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35 Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36 Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37 Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38 Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39 Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40 Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41 Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42 Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43 Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44 Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45 Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46 Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47 Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48 Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49 Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50 Bab. 50. Calon Menantu.
51 Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52 Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53 Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54 Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55 Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56 Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57 Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58 Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59 Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60 Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61 Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62 Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63 Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64 Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66 Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67 Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68 Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69 Bab. 68. Meminta Restu.
70 Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71 Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72 Bab. 71. Malam Lamaran.
73 Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74 Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75 Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76 Bab. 75. Permintaan Lili.
77 Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78 Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79 Bab. 78. SAH! (Tamat)
80 Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81 Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84 Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2
Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3
Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4
Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5
Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6
Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7
Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8
Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9
Bab. 9. Rencana Jahat!
10
Bab. 10. Permainan di Toilet.
11
Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12
Bab. 12. Rencana Arthur.
13
Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14
Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15
Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16
Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17
Bab. 17. Kuda-kudaan.
18
Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19
Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20
Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21
Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22
Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23
Bab. 23. Pindahan.
24
Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25
Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26
Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27
Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28
Bab. 28. Aku Cemburu!
29
Bab. 29. Penolakan Arthur.
30
Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31
Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32
Bab. 32. Gara-gara Duda.
33
Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34
Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35
Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36
Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37
Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38
Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39
Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40
Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41
Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42
Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43
Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44
Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45
Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46
Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47
Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48
Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49
Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50
Bab. 50. Calon Menantu.
51
Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52
Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53
Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54
Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55
Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56
Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57
Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58
Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59
Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60
Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61
Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62
Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63
Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64
Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66
Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67
Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68
Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69
Bab. 68. Meminta Restu.
70
Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71
Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72
Bab. 71. Malam Lamaran.
73
Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74
Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75
Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76
Bab. 75. Permintaan Lili.
77
Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78
Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79
Bab. 78. SAH! (Tamat)
80
Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81
Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84
Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!