"pacarnya itu janda beranak satu!"
"Apa?"
Arthur dan Papa Ari terlonjak kaget saat mendengar apa yang wanita paruh baya itu ucapkan, mereka saling pandang untuk beberapa saat lalu kembali melihat kearah Mama Mawar.
"apa Mama enggak salah?" tanya Arthur dan Papanya secara bersamaan.
"kenapa kau malah bertanya pada Mama, kan janda itu pacarmu!"
Mama Mawar merasa bingung, kenapa Arthur malah balik bertanya sedangkan yang punya pacar adalah dia.
"kan Mama yang ngomong pacarku janda beranak satu! gimana sih?"
Arthur tampak kesal dengan apa yang Mamanya katakan, dugaannya tidak meleset kalau Mamanya pasti akan membuat ulah.
"Mamakan cuma mengatakan yang sebenarnya, kenapa tidak kamu akui?"
Mama mawar tetap keukeh kalau anaknya sedang berpacaran dengan janda beranak satu.
"tolonglah, Ma! jangan memfitnah aku sekejam itu, aku masih suci lahir dan batin. Kenapa juga aku harus mendapat yang sudah bongkar mesin ...?"
Papa Ari ingin muntah saat mendengar apa yang Arthur ucapkan, sementara Mama Mawar langsung melayangkan tangannya kekepala Arthur.
"Sakit, Ma!" Arthur mengusap-usap kepalanya yang terasa panas, sangking kuatnya mengusap mungkin sebentar lagi akan keluar jin dari kepalanya itu.
"makanya, mulutmu itu dijaga!"
"lagian Mama juga sih, kok bisa bilang Arthur punya pacar beranak satu, sementara dia saja tidak merasa punya pacar!"
Papa Ari benar-benar tidak mengerti dari jenis apa istri dan anaknya berasal, karna setiap hari mereka berdua selalu saja membuat kegaduhan.
Mama Mawar lalu menceritakan apa yang dia dengar tadi siang dari Meli perihal hubungan asmara anaknya dengan janda beranak satu.
"Dasar ular berbisa itu, awas aja dia nanti!"
Arthur masuk ke dalam kamar dengan perasaan geram, dia meninggalkan kedua orangtuanya yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Lain kali, disaring dulu apa-apa yang masuk ketelingamu! ini enggak, main percaya aja. Jangan-jangan nanti kalau ada yang bilang aku selingkuh dengan janda beranak lima, kau percaya juga!"
Papa Ari mengomel sembari berjalan ke kamar karna perbuatan istrinya itu.
"Cih, kalau itu aku enggak akan percaya! goyanganku kan, lebih aduhai dari janda beranak lima!"
Mama Mawar mengikuti langkah suaminya untuk kembali masuk ke dalam kamar, dia ingin membuktikan pada suaminya itu kalau dia lebih menggoda dari janda.
****
Keesokan harinya, Arthur menikmati waktu santai dengan berjemur dipinggir kolam. Hari ini dia tidak ada kelas, jadi saatnya untuk dia bermalas-malasan.
"Arthur!"
Baru saja ingin menutup mata, sudah ada panggilan keramat yang terdengar. Arthur langsung menutup kedua matanya dan berpura-pura tidur saat ini.
"Arthur!"
Mama Mawar yang sedang berada dihalaman depan terus memanggil Arthur, dia ingin menyuruh anaknya itu untuk mengambil buah mangga yang ternyata sudah matang.
"Anak ini ke mana sih? dipanggil dari tadi kok enggak datang!"
Mama Mawar memutuskan untuk langsung menemui Arthur, dia sangat ingin sekali memakan mangga saat ini.
"Arthur! bangun kamu!"
Mama Mawar memukul kaki Arthur membuat anaknya itu terlonjak kaget dan langsung terduduk ditempatnya.
"apa lagi sih, Ma? enggak bisa apa, lihat aku santai sedikit?"
"Enggak! udah cepat bangun, ambilin mangga buat Mama!"
Arthur menjambak-jambak rambutnya sendiri karna geram melihat Mamanya, untung saja dia Mamanya, karna kalau tidak dipastikan dia akan mencekik leher wanita paruh baya itu.
"aku udah dewasa, Ma! aku tidak mau punya adik lagi!" ucap Arthur.
"adik kepalamu! udah gak usah banyak cerita, cepat ambil sana!"
"Iya-iya!"
Arthur bangkit dan berjalan malas ke halaman depan, dia mendongakkan kepalanya untuk melihat mangga yang akan dia ambil.
"rupanya banyak juga yah!"
Arthur baru tau kalau ternyata pohon mangganya berbuah banyak, dia lalu bersiap untuk memanjat pohon itu dan mengambil apa yang Mamanya minta.
Arthur memasukkan mangga yang sudah dia petik ke dalam kantong plastik yang sudah dia sediakan, dia memilih mangga yang sudah matang agar rasanya lebih manis.
Bruk, seseorang yang sedang melintas di bawah pohon mangga tidak sengaja terkena oleh mangga yang sedang dipetik oleh Arthur karna memang pohon mangganya keluar dari gerbang rumahnya.
Wanita itu mengusap-ngusap bahunya yang terasa sedikit sakit, dia lalu mendongakkan kepala ke atas untuk melihat siapa yang melemparnya dengan mangga.
Pohon mangga yang berbuah lebat disertai dengan daun yang banyak menyulitkan wanita itu untuk melihat wajah pria yang sedang memanjat pohon.
"Mama, aku mau itu!"
Lili melihat kearah putrinya yang sedang menunjuk kearah buah mangga, terlihat Zia ingin sekali memakan buah yang memang menggoda lidah mereka.
"Sayang, itu punya orang!" ucap Lili, dia tidak mau mengambil milik orang lain walaupun sudah terjatuh dijalan raya.
Zia menatap Mamanya dengan mata berkaca-kaca, berharap kalau Mamanya akan mengabulkan apa yang dia inginkan, gadis kecil itu memang pintar sekali dalam hal merayu.
Lili yang tidak tahan melihat pandangan sang putri beralih mengambil mangga itu, dia lalu mengajak Zia untuk meminta mangga yang dia inginkan dari sang pemilik.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi!" Lili sedikit berteriak untuk memanggil penghuni rumah.
Seorang lelaki paruh baya berlari mendekati Lili dan Zia, dia lalu membuka gerbang rumah itu.
"Wa'alaikum salam, cari siapa Neng?" tanya penjaga kebun dirumah Arthur.
"Saya ingin meminta mangga ini, Pak. Tadi tidak sengaja terjatuh di sana!" Lili menunjukkan di mana dia tadi ketiban mangga.
"Kalau gitu masuk saja Neng, Ibuk ada di dalam!" Pak Amat mempersilahkan Lili dan putrinya untuk masuk.
Lili melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mewah itu, suasana yang asri dan sejuk sungguh membuat mata Lili segar saat memandangnya.
Pak Amat memberitahukan pada Mama Mawar tentang kedatangan Lili, membuat wanita paruh baya itu bangkit dari duduk santainya di gazebo.
"selamat pagi, Buk! maaf kalau saya mengganggu!" sapa Lili saat melihat Mama Mawar, dia juga menyuruh Zia untuk menyalim tangan wanita itu.
"Anakmu pintar sekali!"
Mama Mawar merasa senang dengan apa yang Zia lakukan. "Ayo, kita duduk dulu!"
Akhirnya Lili dan Mama Mawar duduk disebuah gazebo yang ada di bawah pohon mangga, bersama dengan Zia yang asyik bermain dan melupakan mangganya.
Arthur yang baru saja turun dari pohon bergegas untuk memberikan mangga yang dia petik pada Mamanya sebelum suara keramat kembali terdengar.
"Ini, Ma!
Arthur meletakkan mangga itu ke hadapan Mamanya tanpa memperhatikan wanita yang sedang menatapnya dengan tajam. Dia duduk tepat di samping wanita itu dan menyandarkan tubuhnya kesandaran gazebo.
"diakan Arthur? kenapa dunia ini sempit sekali?" tiba-tiba Lili merasa gelisah saat melihat lelaki itu.
"Waah, mangganya banyak sekali!"
Mama Mawar mengeluarkan mangga yang baru Arthur petik dan meletakkannya ke dalam keranjang.
Arthur yang merasa sedang ditatap oleh seseorang langsung melihat kearah orang tersebut, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Lili sudah ada dihadapannya.
"Aku benar-benar sudah gila!"
Arthur sampai berdiri sembari mengucek-ngucek matanya karna merasa sedang berhalusinasi.
"kau baru sadar?"
seperti ada sebuah kabel yang membuat Mama Mawar menyambung ucapan putranya itu.
Zia yang sedang asyik bermain melihat kearah Arthur, senyumnya mengembang sempurna saat mengenali siapa lelaki yang sedang berdiri tepat dihadapan Mamanya.
"Papa!"
Zia berlari dan langsung memeluk tubuh Arthur membuat semua orang merasa terkejut, terutama Arthur yang benar-benar merasa sudah tidak waras.
"Arthur! kau sudah punya anak?"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ran Aulia
mama Mawar dan Arthur , like mother like son 😆😆😆🤣🤣🤣🤣
2023-11-10
0
Zarin Mayresa
Ya Tuhan,,,,,, ngakak guling-guling aku
2023-06-02
1
Yanti Turus
Ya ampun ngakak abis akuh Thor 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-02
0