"Apa? Janda beranak satu?"
Suara teriakan Mama Mawar membuat tubuh Meli terjingkat ke atas, untung saja dia masih butuh bantuan wanita itu, kalau tidak udah pasti tangannya melayang kemulut Mama Mawar.
"be-benar Tante! dia dekat dengan janda itu," sambung Meli kembali.
Mama Mawar terdiam, dia sedang berpikir keras kenapa anaknya bisa dekat dengan seorang janda.
"apa mungkin, seleranya bergeser jadi ke janda? memang sih, janda itu lebih menggoda!"
Meli membulatkan matanya saat mendengar ucapan Mama Mawar, dia tidak habis pikir dengan reaksi yang diberikan oleh wanita paruh baya itu. Bukannya marah, wanita itu malah tampak biasa saja.
Sementara itu, Arthur sedang dalam perjalanan menuju tempat biasa dia dan teman-temannya berkumpul. Dia tampak bersemangat karna akan bertemu dengan wanita-wanita cantik.
Beberapa saat kemudian, Arthur sampai ketempat tujuan. Dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kafe yang terlihat biasa saja dari luar, tapi di dalamnya terdapat minuman-minuman beralkohol kelas dunia serta para wanita cantik.
"Arthur!"
Dewa melambaikan tangannya untuk memanggil Arthur, yang baru saja masuk ke dalam tempat itu.
Arthut melangkahkan kakinya kearah Dewa, terlihat ada beberapa wanita cantik sedang melihatnya dengan tatapan memuja.
"kau lama sekali!" cibir Dewa, sudah sejak sejam yang lalu dia menunggu Arthur ditempat itu.
"biasalah, aku ada pekerjaan tadi!"
Arthur mengambil minuman yang ada di atas meja, dan dilayani oleh wanita yang ada di sampingnya.
Obrolan ringan pun terjadi, wanita-wanita yang ada ditempat itu memperkenalkan diri mereka pada Arthur, sementara Arthur sendiri sibuk menilai wanita mana yang akan dia jadikan pacar.
"bagaimana, Arthur? apa kau sudah mendapat maaf dari Dosen baru itu?"
Arthur meletakkan gelasnya ke atas meja, dia lalu melingkarkan tangannya kepinggang wanita yang ada di sampingnya.
"dia tidak mau memaafkanku!" ucap Arthur dengan kesal.
Dewa tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal Arthur. "kenapa kau tidak merayunya? lagipula dia tidak kalah cantik dari wanita yang ada di sampingmu itu."
wanita itu cemberut, dia tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain.
"tidaklah, dia wanita paling cantik yang pernah aku lihat!"
Gombalan dari seorang buaya darat mulai beraksi, dia mengatakan kata-kata manis itu tepat ke telinga wanita yang ada di sampingnya membuat wajah wanita itu memerah.
"Cih!" Dewa mendengus sebal, temannya itu memang paling ahli dalam hal seperti itu.
Mereka semua lalu menghabiskan waktu sepanjang sore ditempat itu, dan berlalu pergi ke sebuah hotel dengan pasangan masing-masing.
Pergaulan bebas seperti itu bukanlah hal baru bagi Arthur, dia bahkan sudah sejak lama bergulat dalam pergaulan sesat itu dan menjadi candu baginya.
"apa kau benar-benar tidak punya pacar?" tanya wanita yang saat ini sudah berbaring di atas ranjang.
Arthur mengalihkan pandangannya kearah wanita itu, dia tersenyum dengan sangat manis yang mampu melemahkan hati siapa saja yang melihatnya.
"kenapa? apa kau takut?"
Arthur membuka pakaiannya dan hanya menyisakan celana pendek saja, dia lalu merangkak naik ke atas ranjang, tepatnya ke atas tubuh wanita itu.
"Tidak! aku hanya-"
Cup, wanita itu tidak dapat melanjutkan ucapannya karna bibirnya sudah dilahap abis oleh Arthur.
Lelaki itu tampak sangat berhasrat saat ini, apalagi dia dalam pengaruh alkohol yang membuatnya semakin tidak terkendali.
"Ah, Sayang! kau cantik sekali."
Arthur mencium seluruh tubuh wanita itu hingga dessahan demi dessahan terdengar, dia menarik pakaian yang masih melekat ditubuh wanita itu dan melepas kain terakhir yang menutupi aset berharganya.
Arthur mulai memposisikan diri untuk memasuki kenikmatan yang sudah membuatnya tidak sabar, dia memandang wajah wanita cantik yang sedang berada di bawah tubuhnya, dan untuk beberapa saat mereka saling pandang sebelum pertempuran dimulai.
Tanpa Arthur duga, tiba-tiba sebuah wajah melintas dalam ingatannya. Mata indah yang mampu menghipnotis serta membuat dirinya terpana saat melihatnya.
"ada apa?" wanita itu menatap Arthur dengan heran, karna bukannya melanjutkan aksinya, Arthur malah turun dari ranjang.
Arthur terdiam, dia berusaha untuk menyadarkan dirinya yang sepertinya sudah terlalu mabuk.
"dasar gila! kenapa aku terbayang wajahnya?"
Arthur memutuskan untuk ke kamar mandi, dia membasuh wajahnya agar tersadar dari mabuk.
"Arthur! apa kau baik-baik saja?"
terdengar suara panggilan dari luar disertai dengan ketukan pintu, wanita itu sepertinya khawatir dan bingung melihat apa yang dilakukan Arthur.
"Sialan! aku jadi kehilangan selera."
Arthur segera keluar dari kamar mandi dan kembali memakai pakaiannya, dia kehilangan selera untuk menikmati tubuh wanita itu karna teringat oleh wajah Lili.
"Kau mau ke mana, Arthur?"
Wanita itu memegangi lengan Arthur, dia merasa tidak terima karna ditinggal begitu saja oleh lelaki itu.
"Maaf, ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan!"
Arthur melepaskan genggaman tangan wanita itu dan berlalu pergi tanpa menghiraukan panggilannya, dia harus mengembalikam kewarasannya.
Arthur memutuskan untuk pulang, dia ingin berendam air hangat dengan ditemani oleh semangkuk sup ayam. Itulah yang biasa dia makan kalau sedang banyak pikiran, atau tidak punya pikiran.
"Arthur! dari mana kamu?"
Arthur yang sudah membuka pintu kamarnya menghela napas kasar, dia heran kenapa Mamanya selalu tau kapan waktunya dia pulang.
"Apa sih, Ma! aku lelah." Arthur menyandarkan tubuhnya ke dinding.
"Lelah-lelah! dari mana saja kok jam segini baru pulang?"
Arthur melirik kearah jam yang tergantung di atas pintu kamarnya, dia lalu tersenyum saat melihat ternyata sudah pukul 1 malam.
"jawab, Arthur!" ucap Mamanya dengan penuh penekanan.
"aku abis ngumpul sama temen, Ma!" jawabnya malas, dia lalu bergeser hendak masuk ke dalam kamar.
"apa kau punya pacar?"
Arthur yang sudah melangkah masuk ke dalam kamar kembali melihat ke arah Mamanya, dia heran kenapa tumben sekali Mamanya itu membahas masalah pencintaannya seperti ini.
"kok diam?" Mamanya melotot tajam seakan menyuruh Arthur untuk menjawab pertanyaannya.
"duuh, kenapa sih Ma! malam-malam gini kok bahas masalah itu, gak bisa besok apa!"
Arthur malas membahas masalah yang tidak penting, belum lagi dalam kepalanya masih saja terbayang-bayang wajah Lili yang hampir membuatnya gila.
"jangan mengalihkan pembicaraan! apa kau pikir Mama enggak tau?"
Arthur menggaruk kepalanya, Mamanya itu memang tidak bisa diajak untuk bekerja sama.
"memangnya Mama tau apa, sih?" Arthur menyipitkan kedua matanya, dia curiga kalau Mamanya pasti akan bertindak aneh.
"udah, ngaku aja kamu! kamu sedang pacaran dengan-"
"ada apa sih ini? malam-malam begini masih saja ribut!"
Papa Ari yang sedang tidur merasa terganggu dengan suara istri dan juga anaknya, dia memutuskan untuk melihat sebenarnya apa yang sedang terjadi.
"Anak kamu, ini Pa!" Mama Mawar menunjuk tepat ke wajah Arthur.
"yah memang dia anakku!"
Arthur terkikik geli melihat jawaban Papanya, sementara Mama Mawar semakin merasa kesal.
"bukan itu maksudnya! Dia itu sedang pacaran!" ucap Mama Mawar.
Papa Ari menghela napas kasar, dia heran kenapa istrinya bisa seheboh itu hanya karna anaknya punya pacar.
"memangnya kenapa kalau punya pacar? dia kan cuma pacaran, bukan menghamili anak orang!"
Papa Ari berbalik dan hendak masuk kembali ke dalam kamar, sementara Arthur sendiri juga berbalik dan ingin menutup pintu kamarnya.
"pacarnya itu janda beranak satu!"
"apa?"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
🤣🤣🤣🤣
2022-12-22
3