Bab. 3. Tidak Memaafkan.

"ada apa, Sayang?" Lili mengusap air mata yang membekas diwajah sang putri.

"Mama, Cia jatuh!" gadis kecil itu mengadukan apa yang sudah terjadi padanya dengan bola mata berkaca-kaca.

"Apa ada yang sakit?" Lili berjongkok dan memeriksa tubuh putrinya untuk melihat apakah ada yang terluka.

Gadis kecil itu menggelengkan kepala, dia lalu menunjuk kearah Arthur yang masih diam memperhatikan mereka.

"Kau!" Lili bangkit dengan tatapan tajam kearah Arthur.

Arthur yang baru sadar langsung gelagapan, dia merapikan pakaian dan rambutnya agar terlihat lebih rapi.

"tunggu! apa yang sedang kulakukan?" entah karna terkejut atau apa, Arthur malah merapikan diri seolah-olah sedang bertemu dengan kekasihnya.

"apa yang kau lakukan?" bertanya dengan tajam, dia melipat kedua tangannya di depan dada agar terlihat lebih garang.

"begini, Bu! saya ingin-"

"apa dia laki-laki, Ma?"

lagu-lagi ucapan Arthur terpotong, dia merasa kesal karna sepertinya semesta tidak mendukungnya untuk meminta maaf.

"Iya, Sayang! kenapa?" Lili tersenyum manis sembari mengusap kepala sang putri, dan semua itu sukses membuat hati Arthur bergetar.

"Papa!"

"hah?"

Lili dan Arthur sangat terkejut saat mendengar apa yang diucapkan Zia, gadis kecil itu bahkan saat ini sedang memeluk kaki Arthur membuat tubuh lelaki itu menegang.

"Zia, dia bukan Papa!" Lili menarik tangan putrinya agar melepaskan pelukannya dari kaki Arthur.

"kenapa? kata Mama kan, kalau Papa itu laki-laki?" gadis kecil itu terlihat bingung, dia lalu melihat kearah Arthur yang diam seperti patung.

"Sayang, tidak semua laki-laki itu Papa, dan yang menjadi Papa Zia itu bukan dia!" jelas Lili, rupanya putrinya itu salah memahami apa yang pernah dia katakan.

Zia mengangguk-anggukkan kepalanya, dia mencoba untuk memahami apa yang baru saja Ibunya itu jelaskan.

"jadi, Papa Cia mana?" tanyanya dengan polos, binar-binar kebahagiaan yang tampak diraut wajah gadis kecil itu terasa mengiris hati Lili.

Apalagi saat ini dia menatap wajah Lili dengan menggemaskan, bola matanya yang bulat dan jernih membuat perasaan Lili menjadi tidak tega.

"Papa, dia ...."

Untuk sepersekian detik, suasana menjadi hening. Sebenarnya sudah berulang kali Zia bertanya tentang keberadaan Ayah kandungnya, yang membuat hati Lili menjadi pilu.

Arthur yang tersadar dengan apa yang terjadi beranjak dari tempatnya, dia berjongkok tepat dihadapan gadis kecil itu membuat Lili sedikit kaget.

"Zia boleh memanggil aku Papa, tapi Zia harus janji tidak akan bertanya lagi pada Mama tentang siapa Papa Zia!"

Gadis kecil itu tersenyum lebar, dia lalu berteriak memanggil Arthur dengan sebutan Papa sembari memeluk leher lelaki itu.

Berbeda dengan Zia, Ibunya itu kini malah tampak murka dengan apa yang Arthur lakukan. Lelaki itu sudah sangat lancang karna mengatakan pada putrinya untuk memanggilnya dengan sebutan Papa.

"Papa di mana? kok enggak rumah?" Gadis kecil itu seperti lupa akan keberadaan sang Ibu dan asyik merangkul tubuh Arthur.

Arthur mencoba untuk memahami apa yang Zia ucapkan karna memang dia sedikit bingung dengan pertanyaan gadis kecil itu.

"Papa sedang-"

"Zia, ayo ikut Mama!"

Arthur yang baru ingin menjawab pertanyaan Zia kalah cepat dengan ucapan Lili, wanita itu lalu membawa Zia menuju mobilnya.

"Papa?" Zia melihat kearah Arthur seakan-akan sedang bertanya kenapa lelaki itu tidak ikut bersamanya.

Arthur yang melihat kepergian mereka tidak tinggal diam, dia harus segera mendapat maaf dari Lili sebelum nilanya tidak ada.

"tunggu, Bu! Aku belum selesai bicara."

Lili terpaksa kembali menghentikan kakinya yang sudah akan masuk ke dalam mobil, dia lalu menyuruh Zia untuk masuk dan duduk diam di dalam mobil.

"Bu, aku ingin meminta maaf!" Setelah perjuangan panjang, akhirnya Arthur berhasil untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Lili tidak menanggapi apa yang Arthur ucapkan, dia menunggu apa masih ada lagi yang ingin lelaki itu katakan atau tidak.

Sementara Arthur merasa bingung, dia tidak tau kenapa Dosennya itu tidak memberi reaksi apapun padanya dan berpikir kalau kesalahannya tidak bisa dimaafkan.

"apa aku sudah melakukan dosa besar? kenapa dia diam saja?"

Akhirnya mereka sama-sama menunggu untuk suatu kesalahpahaman yang tidak tau kapan akan berakhir.

1 menit, 2 menit, sampai 5 menit belum ada yang bersuara. Hanya pandangan mata mereka saja yang saling bertemu dengan mulut terkunci.

"apa kamu sudah selesai?" akhirnya Lili kalah dalam hal diam-diaman itu.

"sudah, Bu! apa Ibu sudah bisa memaafkanku?" Arthur melihat wajah Lili dengan senyum cerah yang bisa mengalahkan sinar matahari.

"Tidak!" Lili berbalik dan masuk ke dalam mobil membiarkan Arthur yang terkejut dengan jawabannya.

"Apa? tunggu!" Arthur mengetuk-ngetuk kaca mobil Lili agar wanita itu mau memaafkannya.

Tetapi sayang sekali, Lili merasa tidak peduli dan sudah kebal dengan tingkah laku Mahasiswa yang selalu berbuat seenak jidat mereka pada Dosen.

Zia yang sejak tadi diam merasa penasaran dengan apa yang terjadi, apalagi saat melihat Arthur mengetuk-ngetuk kaca mobil Ibunya sembari meminta untuk dimaafkan.

"sial! bisa gawat aku kalau sampai tidak dapat nila!" Arthur meremmas rambutnya dengan geram, jatah keuangan yang diberi oleh otangtuanya bisa raib karna dia tidak mendapat nilai.

"Papa!"

Arthur terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang menarik celananya, dia lalu melihat ke arah bawah dan tampaklah Zia yang sudah berdiri dihadapannya.

"Zia?"

"Papa mau masuk? kenapa enggak dari sana?" Zia menunjuk kearah pintu mobil yang tadi dia masuki, dia berpikir kalau Arthur ingin masuk ke dalam mobil.

Lili yang tidak sadar kalau Zia sudah tidak ada di sampingnya bersiap untuk melajukan mobilnya.

Tetapi, saat dia baru menyakan mobil. Tiba-tiba Arthur berjalan ke depan mobilnya sembari menggendong sang putri.

"Loh, itukan Zia!" Lili melihat kearah samping dan tidak mendapati putrinya duduk di dalam mobil.

"Dasar laki-laki itu!" Dengan kesal Lili kembali mematikan mobilnya dan keluar menemui Arthur.

"Zia! kenapa kau ada diluar?" tanya Lili dengan suara tertahan, dia tidak mau bersuara keras dihadapan putrinya.

Zia turun dari gendongan Arthur dan berjalan mendekati sang Ibu. "Cia mau bukain pintu untuk Papa, tapi kata Papa enggak mau!"

Lili beralih menggendong putrinya, dia menatap tajam kearah Arthur yang juga sedang melihatnya dengan tersenyum.

"awas, kamu yah!" geram Lili, dia lalu berbalik dan hendak kembali ke dalam mobil.

"wah wah wah, coba lihat siapa ini?"

Tiba-tiba ada seorang wanita yang sedang berjalan mendekati mereka dengan menggandeng seorang pria.

Lili mengalihkan pandangannya kearah samping untuk melihat siapa yang baru saja berbicara dengannya.

"di, dia?"

Tbc.

Terima kasih buat yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

Ryta Maya

Ryta Maya

masih nyimak ak ya

2023-02-02

2

🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥

🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥

maaf ka bom like😁😁😁😁

2022-12-06

2

Nayra Syafira Ahzahra

Nayra Syafira Ahzahra

kayaknya mantan suami deee🤔🤔🤔 terus semangat thor 💪💪💪💪

2022-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2 Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3 Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4 Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5 Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6 Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7 Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8 Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9 Bab. 9. Rencana Jahat!
10 Bab. 10. Permainan di Toilet.
11 Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12 Bab. 12. Rencana Arthur.
13 Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14 Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15 Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16 Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17 Bab. 17. Kuda-kudaan.
18 Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19 Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20 Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21 Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22 Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23 Bab. 23. Pindahan.
24 Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25 Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26 Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27 Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28 Bab. 28. Aku Cemburu!
29 Bab. 29. Penolakan Arthur.
30 Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31 Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32 Bab. 32. Gara-gara Duda.
33 Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34 Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35 Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36 Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37 Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38 Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39 Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40 Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41 Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42 Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43 Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44 Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45 Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46 Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47 Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48 Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49 Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50 Bab. 50. Calon Menantu.
51 Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52 Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53 Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54 Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55 Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56 Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57 Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58 Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59 Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60 Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61 Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62 Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63 Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64 Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66 Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67 Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68 Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69 Bab. 68. Meminta Restu.
70 Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71 Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72 Bab. 71. Malam Lamaran.
73 Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74 Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75 Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76 Bab. 75. Permintaan Lili.
77 Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78 Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79 Bab. 78. SAH! (Tamat)
80 Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81 Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84 Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Melalui Tabrakan.
2
Bab. 2. Seorang Anak Kecil.
3
Bab. 3. Tidak Memaafkan.
4
Bab. 4. Janda Beranak Satu.
5
Bab. 5. Kehebohan Mama Mawar.
6
Bab. 6. Gara-gara Mangga.
7
Bab. 7. Persetujuan Mama Mawar.
8
Bab. 8. Memperebutkan Zia.
9
Bab. 9. Rencana Jahat!
10
Bab. 10. Permainan di Toilet.
11
Bab. 11. Dalam Balutan Handuk.
12
Bab. 12. Rencana Arthur.
13
Bab.13. Kami juga Keluargamu.
14
Bab. 14. Surat dari Pengadilan Agama.
15
Bab. 15. Menyiapkan Pengacara.
16
Bab. 16. Tawaran Kasus yang Sama.
17
Bab. 17. Kuda-kudaan.
18
Bab. 18. Mengibarkan Bendera Perang.
19
Bab. 19. Sebelum Persidangan.
20
Bab. 20. Perang di Pengadilan.
21
Bab. 21. Kekesalan Arthur.
22
Bab. 22. Curi-curi Pandang.
23
Bab. 23. Pindahan.
24
Bab. 24. Kepanikan Arthur!
25
Bab. 25. Tekad yang Mulia.
26
Bab. 26. Kejujuran Arthur.
27
Bab. 27. Tragedi Pecahnya Dua Biji.
28
Bab. 28. Aku Cemburu!
29
Bab. 29. Penolakan Arthur.
30
Bab. 30. Bercumbu Mesra.
31
Bab. 31. Mengejutkan Masya di Kantor.
32
Bab. 32. Gara-gara Duda.
33
Bab. 33. Ancaman Sih Malik.
34
Bab. 34. Pemecatan Dengan Tidak Hormat.
35
Bab. 35. Pembalasan Arthur!
36
Bab. 36. Curahan Hati Lili.
37
Bab. 37. Rasakanlah Cintaku!
38
Bab. 38. Perjalanan Ke Rumah Orangtua.
39
Bab. 39. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
40
Bab. 40. Ayah Barra VS Arthur.
41
Bab. 41. Rencana Ayah Barra.
42
Bab. 42. Percobaan Pertama Untuk Calon Menantu.
43
Bab. 43. Kemarahan Ibu Tasya.
44
Bab. 44. Rencana Pulang Ke Kota.
45
Bab. 45. Gangguan di Tengah Jalan.
46
Bab. 46. Kedatangan Orangtua Lili ke Rumah Arthur.
47
Bab. 47. Perjuangan Arthur.
48
Bab. 48. Kenangan Masa Lalu Ayah Barra.
49
Bab. 49. Klaim Kepemilikan.
50
Bab. 50. Calon Menantu.
51
Bab. 51. Perdebatan Para Pemegang Saham.
52
Bab. 52. Rencana Licik Gesya.
53
Bab. 53. Kedatangan Sang Kakak.
54
Bab. 54. Salah Paham Mengerikan.
55
Bab. 55. Pusakanya Baik-baik Saja.
56
Bab. 56. Sama-sama Terkejut.
57
Bab. 57. Permainan Licik Oknum Berseragam.
58
Bab. 58. Pertunjukan Bian.
59
Bab. 59. Pembalasan Ala Ayah Barra.
60
Bab. 60. Sungguh Memalukan.
61
Bab. 61. Mengalahlah Dengan Yang Lebih Muda.
62
Bab. 62. Persetujuan vs Penolakan.
63
Bab. 63. Kembali Mengingat Sang Pencipta.
64
Bab. 64. Mulai Kembali Bangkit.
65
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
66
Bab. 65. Dia Calon Istriku.
67
Bab. 66. Pembelaan Sampai Titik Darah Penghabisan.
68
Bab. 67. Demi Kau dan Sih Buah Hati.
69
Bab. 68. Meminta Restu.
70
Bab. 69. Akhirnya Setuju.
71
Bab. 70. Penderitaan Dibayar Tunai.
72
Bab. 71. Malam Lamaran.
73
Bab. 72. Dijadikan Satu Saja!
74
Bab. 73. Perdebatan di Butik.
75
Bab. 74. Aku Baik-baik Saja, Sumpah!
76
Bab. 75. Permintaan Lili.
77
Bab. 76. Persiapan Pernikahan.
78
Bab. 77. H-1 Pernikahan (menuju tamat).
79
Bab. 78. SAH! (Tamat)
80
Bab. 79. Ekstra Part (Pemersatu Bangsa)
81
Bab. 80. Ekstra Part (Salam Sayang)
82
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
83
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu
84
Promosi Novel Simbiosis Mitualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!