"Kau! apa yang kau lakukan di sini?" Arthur berdiri menatap wanita yang tadi bertabrakan dengannya.
"aku? kenapa aku di sini?" Lili membalikkan pertanyaan itu pada Arthur sembari berjalan keluar dari belakang meja.
"sstt, Arthur! kau mengenalnya?" bisik Dewa, dia menarik-narik celana Arthur dengan heboh.
"apa kau mengikutiku ke sini?" jiwa pede Arthur meronta-ronta, dia menyugar rambutnya sembari mendekati Lili.
"aku tau kalau kau tadi sengaja menabrakku, dan sekarang kau juga mengikutiku. Apa kau akan tetap di sini bersamaku?"
Suasana kelas menjadi hening, entah apa yang sedang terjadi pada Arthur saat ini sampai membuat teman-temannya merasa bingung dan tidak mengerti.
"benar! Aku akan tetap berada diruangan ini bersamamu!"
Arthur tertawa mendengar jawaban dari wanita itu, dia lalu duduk di atas meja tepat dihadapan Lily dengan angkuh.
"Baiklah, aku akui keberanianmu!" Arthur mengedipkan sebelah matanya pada Lily.
"Lalu, apa yang kau inginkan dariku?" Arthur memajukan wajahnya sampai begitu dekat dengan Lili.
Lili menatapnya tajam, untuk sepersekian detik mereka terdiam sembari saling menatap membuat semua yang melihat mereka menelan salive dan hendak bersorak, cium, cium, cium.
"Keluar dari kelasku dan jangan membuat keributan!" Lili mundur, lalu bergeser menjauhinya.
"apa? kenapa kau mengusirku?"
"karna aku adalah dosenmu! dan kau sudah berlaku tidak sopan padaku!"
"apa?"
suasana menjadi tegang, khususnya Arthur yang tidak menyangka kalau wanita yang ada dihadapannya adalah dosen.
Lili menghela napas kasar, dia lalu sedikit menggeser tubuhnya agar bisa melihat kearah semua orang.
"Jika tidak ada lagi yang ingin ditanyakan, maka saya akan membagikan modul untuk tugas kalian selama satu semester ini!" Lili berjalan meninggalkan Arthur yang melihatnya dengan bingung.
"Arthur! apa kau sudah gila?" suara Dewa tertahan saat Lili melihat kearahnya, dia lalu menyuruh Arthur untuk kembali ke tempat duduk melalui tangannya.
Sangking terkejutnya, Arthur sampai tidak bisa menggerakkan tubuhnya sendiri.
"Baiklah, kalian saya beri waktu selama 15 menit untuk membaca modul yang sudah saya bagikan."
Semua orang melirik kearah Arthur, begitu juga dengan Arthur yang melirik kearah Lili.
"dan kau!"
Arthur menelan salivenya saat berhadapan dengan Lili, jantungnya berdebar keras saat bola mata mereka kembali bertemu.
"silahkan keluar dari kelas ini, dan kamu tidak akan mendapat nilai untuk mata kuliah ini!"
"hah! apa?" Arthur terkejut dengan apa yang Lili ucapkan.
"baiklah, pertemuan kita hari ini cukup sampai di sini. Saya harap minggu depan kita sudah bisa belajar dengan baik dan benar!" Lili mengabaikan keberadaan Arthur ditempat itu, dia lalu menutup pertemuan mereka dan keluar dari ruangan.
Dewa langsung mendekati Arthur saat melihat Lili sudah keluar dari ruangan, sementara yang lainnya terkikik geli melihat ekspresi Arthur saat ini.
"dasar kau sudah tidak waras! aku tau kalau Bu Lili itu cantik, tapi kenapa kau- hei, Arthur!"
Arthur berlari keluar dari ruangan untuk mengejar Lili, dia melihat ke sana kemari mencari keberadaan wanita itu.
"tunggu!"
Lili yang sudah berdiri di depan ruangannya melihat ke arah belakang, keningnya berkerut saat melihat Arthur sedang berlari ke arahnya.
"mau apa dia? apa dia mau mengataiku lagi!"
Napas Arthur terasa hampir habis karna berlari mengejar wanita itu, dia lalu duduk di kursi yang ada di depan ruangan Lili.
"apa Ibu punya minum, aku haus sekali!" Arthur mengulurkan tangannya untuk meminta minum.
Lili memasang wajah masam, dia lalu masuk ke dalam ruangan dan kembali lagi dengan membawa sebotol minuman.
"Terima kasih!" Arthur mengambil minuman yang disodorkan oleh Lili dan meminumnya hingga kandas tak bersisa.
Lili menunggu dengan sabar, dia mengetuk-ngetukkan jarinya ke jam yang melingkar dipergelangan tangannya seolah-olah menunjukkan kalau waktu terus berjalan.
"begini, Buk! aku ingin bicara mengenai-"
"Arthur!"
Arthur yang sudah ingin meminta maaf mengenai ketidaksopanannya tadi tidak jadi mengeluarkan suara saat ada seorang gadis yang berteriak memanggil namanya.
"Arthur, aku merindukanmu!" Gadis yang tadi berteriak kini memeluk tubub Arthur membuat lelaki itu tidak bisa bergerak.
Lili yang melihat pemandangan itu langsung berbalik dan masuk ke dalam ruangan, dia merasa kesal karna berhasil dibod*oh-bod*ohin oleh Arthur.
"Dasar kurang ajar! kenapa anak-anak jaman sekarang tidak punya sopan santun sama sekali?" Lili menarik napas panjang, dia lalu beristighfar untuk menenangkan jiwa dan raga.
Arthur yang masih berada dalam pelukan seorang gadis mendorong tubuh gadis tersebut, lalu dia mencoba untuk mengingat siapa sebenarnya gadis yang ada dihadapannya ini.
"kau semakin tampan saja, Arthur!"
Terlihat jelas tatapan memuja yang terpancar dari pandangan mata gadis tersebut.
"terima kasih! tapi ngomong-ngomong, kau siapa?"
Gadis itu langsung cemberut, dia kesal karna ternyata Arthur tidak mengenalinya.
"Aku Gesya, teman SMA mu dulu!" Gesya menunjukkan potret kebersamaan mereka sewaktu masa putih abu-abu.
Arthur menganggukkan kepalanya, dia kini ingat siapa gadis yang sedang bersamanya ini.
Tiba-tiba, Arthur teringat akan hal lain. Dia belum jadi meminta maaf pada dosennya mengenai apa yang terjadi, bisa gawat kalau sampai dia tidak mendapat nilai yang nantinya akan berimbas pada uang jajan.
"senang bertemu denganmu, Gigi!"
"apa? namaku Gesya, bukan Gigi!" serunya dengan kesal.
"Baiklah, siapapun namamu aku harus pergi! sampai jumpa!" Arthur bangkit dan hendak masuk ke dalam ruangan Lili.
"tunggu, Arthur! aku ingin- ck!" gadis itu kesal karna belum mendapat nomor ponsel Arthur.
Sementara itu, Arthur yang sudah berada di dalam ruangan Lili mencari keberadaan wanita itu. Dia membuka seluruh ruangan, tetapi tidak juga menemukannya.
"apa yang kau lakukan?"
Tiba-tiba, ada dosen lain yang masuk ke dalam ruangan mengagetkan Arthur yang sibuk memeriksa kamar mandi.
"Saya mencari Ibu Lili, apa Bapak melihatnya?" Arthur kembali menutup kamar mandi dan berlalu mendekati dosen itu.
"Ibu Lili sudah tidak ada di sini, tadi saya lihat dia sedang berjalan ke parkiran!"
"Baiklah, terima kasih, Pak!"
Arthur kembali berlari untuk mengejar Lili, dia mengambil jalan pintas agar lebih cepat sampai ke parkiran.
Bruk, sangking cepatnya berlari. Arthur tidak melihat ada anak kecil yang sedang berdiri di dekat pot bunga.
"Astaga! siapa sih, yang melepas tuyul di tempat ini?" Arthur melihat kearah anak kecil yang sedang terduduk ditanah sambil menangis.
"Mama!"
Arthur terkejut dengan apa yang diucapkan anak kecil itu.
"apa? seenaknya saja memanggilku Mama, aku ini berbatang, bukan berbuah!" Arthur merasa kesal, dia tidak terima dikatai Mama oleh anak kecil itu.
"Mama!"
"ya Allah, apa yang terjadi?"
"Mama! hiks."
Arthur berbalik dan terkejut melihat Lili ada di belakangnya, dan lebih terkejut lagi saat bocah kecil itu memanggil Lili dengan sebutan Mama.
•
•
•
Tbc.
Terima kasih buat yang udah baca 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Zarin Mayresa
bhahahahahahaha athur ya ampuuuuuunnnn somplak
2023-06-02
1
Ta..h
koplakk si arthur 😅😅😅
2023-02-04
1
Ucio
bagus Thor lanjut
2022-12-24
0