B, S, P 17

''Kenapa tidak ada sarapan.?'' Protes Vio, yang berdiri di samping meja makan.

''Tadi Mama Bunga berpesan, untuk membeli sarapan di depan rumah.'' Ucap Eva.

''Oh, oke aku saja yang membeli nya.'' Melangkah pergi menjauh dari hadapan Juan dan juga Eva.

Juan diam-diam mendekat ke arah Eva, melingkarkan kembali di perut kecil bagaikan gitar Spanyol itu.

Eva menepis kasar tangan Juan yang akan melingkar di perut nya.

''Jangan kurang ajar kamu, Juan.'' Bentak Eva.

''Ayolah sayang, mumpung tidak ada orang di sini.!'' Ucap Juan menyeringai.

''Kamu lupa, ada suami aku di dalam rumah ini. Ingat Juan Nendra, kita berdua sudah sama-sama menikah.'' Eva mengingatkan kembali.

''Jangan lupa Eva, dia itu hanya suami pengganti untuk mu.'' Bisik Juan membalikan tubuh Eva dan langsung mencium bibir mantan calon istri nya itu.

Eva menggeleng kuat, saat Juan ingin mencuri ciuman pertama nya yang akan dia berikan ke pada suami nya itu.

Tanpa berpikir panjang lagi, Eva menendang pusaka milik Juan dengan sekuat tenaga. Membuat seempunya mengerang kesakitan.

Di pikir Juan yang sedang lengah, di tambah dia melepaskan pelukan nya. Membuat Eva berpikir, kalau ini kesempatan emas dia untuk kabur dari Juan yang sudah gila itu.

Tak ingin kehilangan kesempatan baik ini, Juan mengejar Eva dengan langkah lebar nya.

Eva yang hendak naik ke anak tangga, tiba-tiba langkah kaki nya berhenti mendadak. Ternyata dia kalah cepat dengan Juan, yang kini sudah menarik salah satu pergelangan tangan nya.

''Lepas Juan, lepaskan.!'' Berontak Eva dengan sekuat tenaga.

''Kamu jangan gila Juan.! Kamu harus ingat Juan, aku ini istri dari adik kamu sendiri.'' Pekik Eva.

''Aku tidak peduli, '' Menarik Eva menuju sofa ruang keluarga.

''Mas Arsen, tolong aku.!'' Teriak Eva yang mulai menangis ketakutan.

Bruk

Auwwh, ''Jangan lakukan itu kepada ku Juan, aku mohon.'' Mohon Eva beringsut turun dari sofa.

''Ok, aku tidak akan melakukan ini ke pada mu, Sayang. Namun dengan satu syarat, bercerai lah dengan Arsen dan kembali lagi dengan ku.''

''Jangan berharap kamu Juan, ingat kamu sudah memiliki seorang istri.''

Juan tertawa keras beberapa waktu, ''Istri, istri aku hanya kamu sayang, hanya kamu yang aku mau. Bukan Vio wanita yang berbakat menjadi pelakor itu, sayang ku, cinta ku.'' Tersenyum jahat, dengan gesit menarik kaki Eva lebih mendekat ke arah nya, dan berlalu mendidih nya dengan tubuh nya.

''Aku mohon Juan,'' Entah sudah beberapa kali Eva memohon, Namun Juan tak memperdulikan Eva yang berulang kali memohon kepada nya.

''Brengsek kamu Juan, '' Menarik kerah baju Juan dari arah belakang.

Bug

''Apa kamu lupa,? Dia itu istri ku, Hah.'' Suara Arsen menggema di ruang keluarga.

Mendengar suara istri nya yang meminta tolong, membuat Arsen terpaksa turun dari ranjang nya. Dengan kaki terseok-seok melangkah turun ke bawah serta menahan pusing di kepala dan suhu tubuh nya meninggi karena panas.

Ada rasa marah, cemburu, takut saat adik nya berbuat nekat dengan istri nya itu di depan mata nya.

''Dan seharusnya dia menjadi istri ku, bukan kamu Arsen.'' Bentak Juan Marah.

''Brengsek,'' Arsen memukul kembali kakak nya dengan bertubi-tubi.

Bug

''Stop Mas, dia, dia bisa mati.'' Eva memeluk erat suami nya, dia berharap pertengkaran bersaudara itu bisa berhenti sekarang juga.

Eva tidak ingin, mereka berdua bertengkar gara-gara dia. Apa yang harus dia kata kan bila mertua nya itu bertanya.?

''Lepaskan Eva lepaskan, biar aku beri dia pelajaran. Biar dia kapok, Apa yang barusan dia lakukan itu sangat fatal bagi ku.?'' Geram Arsen. Sudah hilang kesabaran nya untuk menghadapi tingkah laku kakak nya itu.