"Gak usah, Vin. Mending kamu temenin Mamamu aja, kasian. Dia pasti sangat butuh kamu di samping nya. Jangan khawatir kan aku ya," ucapku pelan.
Vino pun mengerti. "Iya sudah kalau memang gak mau aku antar," Ia duduk kembali bersama Mamanya.
Tak lama menunggu akhirnya ojek online pun datang. "Vino, Tante, Lean pulang dulu ya. Ojek nya sudah ada. InsyaAllah, besok pagi Lean jenguk Om Herman bersama Ibu."
"Iya, terima kasih banyak ya, Lean." ujar Tante Mawar sambil memeluk tubuhku.
"Sama-sama, Tante." jawabku.
"Ma, aku antar Lean sampai ke depan ya," ujar Vino pada Mama nya.
"Iya, Vin. Mangga."
"Assalamu'alaikum," ucap salamku.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati di jalan, Nak. Semoga selamat sampai tujuan. Aamiin," ujar Tante Mawar.
"Aamiin, terima kasih, Tante." Kemudian aku bergegas pergi ke luar bersama Vino. "Vin, yang sabar ya. Semoga Om Herman baik-baik saja."
"Aamiin, semoga saja. Beneran gak apa-apa kamu pulang pakai ojek?" tanya Vino.
"Gak apa-apa atuh, kasian juga Mama nya kalau di tinggal sendiri di sini."
"Ya udah, kamu hati-hati ya, kabarin aku kalau sudah sampai rumah." ujarnya padaku. "Mas, jangan kebut-kebut ya! Ini untuk ongkosnya," Vino membayarkan ongkos ojeknya.
"Siap, Pak. Tapi ini ongkosnya kebanyakan." jawab Tukang ojek tersebut.
"Gak apa-apa, ambil saja buat Mas nya. Aku titip dia ya, pastikan dia selamat sampai depan rumahnya." ujar Vino.
"Siap, Pak. Terima kasih," balas Tukan ojek sambil memanggutkan kepalanya.
"Vin, harusnya gak usah repot-repot. Aku jadi malu kalau begini." bisikku pada Vino.
"Gak apa-apa, santai saja. Yang terpenting kamu selamat," ujar Vino sambil memakaikan helm ke kepalaku.
Vino memang sangat perhatian sekali pada perempuan. Dia memang anak yang penurut, bahkan sangat menghargai sekali orang tuanya.
"Makasih, Vin. Assalamualaikum," ucapku sambil naik ke motor dan segera pulang bersama Tukang ojek.
***
Sesampainya di depan rumah
"Di sini saja, Mas." ucapku.
"Siap, Neng." jawab tukang ojek. Motor pun berhenti tepat di depan rumah.
"Terima kasih, Mas." Aku balikan helm milik Mas ojeknya.
"Sama-sama, Neng. Jangan lupa bintang tiganya, ya." ujar Tukang Ojeknya.
"Siap!"
Ku buka pintu pagar rumah. Ternyata Ibu sudah menunggu dan duduk di kursi teras.
"Loh, Ibu belum istirahat?" ucapku sambil melangkah menghampiri Ibu, lalu cium punggung tangan Ibu.
"Iya, Nak. Ibu sengaja menunggu kamu pulang. Ibu sangat khawatir dengan mu. Takut kamu kenapa-kenapa di jalan. Karena tadi Damar mencari kamu ke sini. Dia terlihat panik dan sangat marah." ujar Ibu dengan wajah yabg begitu cemas.
"Apa? Damar ke sini mencari ku? Ngapain, Bu?" ucapku Kaget.
"Ibu juga gak tau, Nak."
"Tapi, dia gak ngapa-ngapain Ibu 'kan?"
"Gak, Nak. Hanya saja Ibu ketakutan dengan cara bicaranya yang bentak-bentak Ibu, dan mencari mu. Memang ada masalah apa denganmu hingga dia marah seperti itu?"
"Syukurlah, Bu. Aku sangat khawatir jika dia melukai Ibu. Kita, ngobrolnya di dalam saja yuk, Bu!" Aku mengajak Ibu masuk ke dalam rumah.
Ibu mengangguk. "Tapi kami jelaskan pada Ibu ya, ada masalah apa sama Damar."
"Iya, Bu. Lean jelaskan di dalam ya." Ku buka pintu, kemudian aku duduk di kursi ruang tamu bersama Ibu. "Ibu, tunggu dulu di sini ya! Lean mau bikinin Ibu teh hangat. Biar Ibu lebih tenang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nadira
Mungkin si damar cari lean untuk mengancamnya agar tidak melaporkan damar pada polisi.
2022-12-25
2