Tatapan Vino begitu meyakinkan, kalau dirinya begitu tulus dan ingin serius kembali kepadaku. Tetapi kenapa hatiku belum yakin? Aku takut jika Vino hanya ingin membalas dendam atas perbuatanku kepadanya dulu. "Apakah kamu serius, Vin?"
Vino tertawa. "Haha...aku tak pernah main-main, Yan. Aku serius." ia kembali memegang tanganku. "Percayalah, dari dulu rasa cintaku kepadamu tak pernah hilang dan masih utuh. Mungkin ini salah satu dari semua doa ku yang dikabulkan oleh Allah swt. Kita dipertemukan lagi untuk bersatu."
DEG!
Lagi-lagi aku dibuat kagum dengan perkataannya. "Aku sangat kagum, Vin. Terbuat dari apa hatimu itu?" gumamku dalam hati.
"Deuh, malah bengong. Gimana keputusannya? Kamu setuju apa tidak dengan perjodohan ini?" tanya balik Vino.
"Mungkin aku tak bisa menjawab secepat ini, Vin. Aku perlu waktu untuk memikirkan semuanya." jawabku.
Vino mengerutkan kedua alisnya sambil menatap tajam padaku. "Emp, aku sangat paham dengan keadaan hatimu," ujar Vino sambil tersenyum dan kepala mengangguk angguk.
"Makasih, Vin." Perasaanku kali ini sangat tidak karuan. Antara senang dan sedih bercampur. Senangnya ternyata lelaki pilihan Ibu itu adalah Vino, sang mantan kekasih yang sangat baik dan perhatian. Sementara dulu kita putus karena aku yang egois, lebih memilih Damar dan memutuskan Vino. Aku malu!
Kembali ku tatap wajah Vino. "Vin, maafkan aku ya. Dulu...," ucapku terhenti karena Vino mendaratkan jari telunjuknya di bibirku."
"Sssst! Sudahlah itu masa lalu. Jangan dibahas lagi." ucapnya.
Setelah makan malamnya selesai, Vino pun mengantarkan aku pulang ke rumah dengan raut wajah yang begitu bahagia.
Aku yang melihat wajah Vino yang dari tadi terus tersenyum, langsung mendekat dan bertanya padanya.
"Vin, kamu baik-baik saja? Kenapa kamu ketawa terus?" tanyaku heran.
"Aku gak papa, cuma lagi seneng aja," jawab Vino.
"Seneng sih seneng. Tapi jangan sampai ketawa sendiri gitu. Kalau sampai prang lain lihat, malah disangka kurang waras, hehe..." ujarku sambil tertawa.
"Gimana gak seneng. Orang mau dijodohkan dengan orang yang aku inginkan." ucapnya. Dia membukakan pintu mobil untukku. "Yuk masuk! Kita pulang,"
Aku pun mengangguk saat sang mantan memberikan perhatian super padanya.Pasal nya selama pacaran dengan Damar, aku tidak pernah mendapatkan perhatian yang seperti Vino berikan padaku sekarang.
Damar mempunyai sifat yang egois dan slalu cuek terhadap ku. Namun jika sedang bersama wanita lain dia sangat begitu perhatian. Untung nya aku sudah putus darinya, jika aku mempertahankan hubungan dengannya, mungkin aku akan selamanya sakit hati atas perlakuan Damar.
"Kok diem mikirin apaan sih? Ayo masuk dan duduk!" Vino tiba-tiba mengejutkanku.
"Eh, nggak kok Vin." Aku langsung masuk ke dalam mobil. Begitupun dengan Vino.
Saat di perjalanan menuju pulang pandanganku tertuju pada seorang pria paruh baya yang sedang dihadang oleh beberapa gerombolan pemuda. "Vin, lihat itu? Kasian bapak-bapaknya. Kita tolongin, yuk!" ucapku panik.
Seketika Vino menghentikan mobilnya dan melihat ke arah kejadian itu. "Wah, sepertinya bapak itu dirampok. Gak bisa dibiarin ini mah." ucapnya sambil membuka sabuk pengaman. "Kamu tunggu di sini ya. Jangan kemana- mana! Kalau bisa kamu segera hubungi polisi!" kembali ia memberi saran padaku dan memegang kedua tanganku, agar aku tidak panik. Kemudian ia melepaskan tangannya. Lalu, bergegas turun dari mobil dan menolong bapak itu.
Ku tarik tangan Vino. "Kamu hati-hati, ya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nadira
Jiwa sosial mereka tinggi juga, berkenan membantu orang lain. 👍👍
2022-12-10
2