"Vin, kalianan sudah lama saling kenalnya?" tanya Tante Mawar pada anaknya.
"Sudah, Ma. Dari sejak sekolah SMA." jelas Vino tanpa berdiskusi dulu denganku.
"Wah, sudah lama sekali ya ternyata. Kenapa gak pernah main ke rumah, Vin?" tanya Ibu.
"Hehe, sibuk, Tan." jawab singkat Vino sambil cengengesan.
"Biasalah, Jeng. Dia lagi sibuk kuliah, dan sekarang ia sudah mulai bekerja."
"Oiya? Kerja di mana?" tanya Ibu.
"Bersama ayahnya. Di PT. Karya Mandiri, jadi manager keuangannya."
"Wah, hebat ya." Ibu memuji Vino.
"Bagaimana dengan Lean? Kami sibuk apa sekarang?" tanya Tante Mawar padaku.
"Baru saja nganggur, Tan. Jadi belum ada kesibukan, kecuali banyu Ibu jagain Toko."
"Oh gitu. Kalau mau sih, kerja bareng Vino saja di kantor ayahnya. Biar kalian lebih sering bersama-sama."
"Kerja apa, Ma? Biarkan saja dulu Lean beristirahat." ujar Vino pada sang Mama.
"Duh, perhatian sekali. Ngomong-ngomong kalian sudah pacaran kan?" tanya Tante Mawar pada kami.
Seketika aku kaget mendengar pertanyaan Tante Mawar, hingga aku tersedak.
Uhuk-uhuk!
Dengan cepat Vino memberikan ku segelas air minum. "Terima kasih." lalu aku meminumnya.
Kemudian Vino mengambil tisu dan melap mulutku. "Pelan-pelan makannya. Ini bukan balapan!"
Rasa sakit di tenggorokan ku seketika hilang rasanya. Degup jantungku berdetak kencang. "Perasaan ini lagi! Duh kenapa ini?" gumamku dalam hati. "Lagi-lagi Vino membuatku baper gini."
"Ekhem! Lupa kali ya, Jeng. Disini ada kita." sindir Ibu melihat kita berdua.
Sontak aku langsung merebut tisu dari tangan Vino dan melapnya sendiri. "Aku bisa sendiri,"
Vino tersenyum. "Ma-maaf!" ia gugup dan kembali melanjutkan makan lagi.
"Yasudah kalian lanjut makan berdua saja dulu ya, kita pulang duluan saja. Iya kan, Jeng?"
"Iya, Jeng! Yuk!" jawab Ibu sambil berdiri dan menarik kursi kebelakang.
"Gak apa-apa kan, kita tinggal?" ujar Tante Mawar dan Ibu pada kita.
"Duh, Ibu. Giliran aku pergi sama Damar. Mana pernah baik seperti ini." gumamku dalam hati.
"Iya, Bu, Tan. Gak apa-apa. Taoi apa lebih baik kita pulang bareng saja." ujar ku.
"Gak apa-apa kalian bereskan saja dulu makannya. Makanannya sudah Mama bayar ya, Vin." ujar Tante Mawar. "Tante sudah dijemput Papanya Vino tuh di depan. Nanti Ibu biar Tante antar saja sampai rumah. Jadi kami gak usah khawatir ya. Santai saja di sini sama Vino." ujarnya padaku.
"Oiya, Vin. Nanti pulangnya anterin Lean sampai ke rumahnya ya! Jangan malam-malam!" pesan Tante Mawar pada Vino.
"Siap, Ma!" jawab singkat Vino.
"Ibu pulang duluan ya. Assalamu'alaikum," ucap salam Ibu pada kita.
"Wa'alaikumsalam," jawab serempak kita berdua.
Mereka berdua telah meninggalkan kita di restoran ini. Kami berdua melanjutkan makan sambil membahas tentang perjodohan.
"Vin, bagaimana ini? Kenapa jadi begini?" tanyaku pada Vino.
"Aku juga gak tau akan seperti ini. Mungkin sudah takdir kalau kita mesti bersatu kembali." jawab Vino.
"Jadi, maksudnya gimana? Apa kita mesti batalin saja perjodohan ini. Apa kita setuju aja?" tanyaku lagi.
"Kalau aku mau aja. Tapi itu juga tergantung kamu. Kalau kami mau menerima kau lagi. Ya berarti kita lanjutkan saja. Tapi kalau memang kamu tidak mau. Gak apa-apa, kita batalin saja." jawab Vino sambil menatapku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Yusha Krya
sebenarnya Lean seneng. Tapi jika ia mengingat masa lalunya dengan Vino, jadi malu sendiri.😉
itu alasannya Lean belum bisa menerima perjodohan ini
2023-01-07
0
Nadira
Ues ajalah lean, Terima perjodohan ini
2022-12-10
2