Bagaimana ini?

Ibu menghampiriku. "Iya, Nak. Ibu dan Tante Mawar sudah lama sangat menginginkan kalian berjodoh." jawab Ibu.

"Iya, Sayang. Kamu bisa kan menerima Vino?" tanya Tante Mawar padaku.

Aku bingung, entah harus menjawab seperti apa pada Ibu dan Tante Mawar. Sementara Vino, dia hanya berdiri dan tersenyum padaku. Tidak ada rasa kaget sedikitpun terlihat di wajahnya. "Ih, dia malah tersenyum!"  gumamku kesal dalam hati.

Segera ku seret dia menjauh dari meja mereka. "Sebentar ya, Tante, Ibu. Aku mau berbicara dulu dengan Vino." ujarku.

Mereka hanya tersenyum.

"Bagaimana ini?! Bukannya senyum-senyum aja. Ngomong dong! Ternyata orangtuamu itu Tante Mawar. Kenapa gak bilang dari awal, sih!" tegas ku.

Lagi-lagi Vino hanya tersenyum dan pasrah seakan setuju dengan perjodohan ini. "Aku gak tau kalau perempuan yang akan dijodohkan denganku itu kamu. Kalau gini sih, aku yes! Hehe," 

"Hah! Kamu setuju?! Serius?" tanyaku lagi.

Vino menggenggam kedua tanganku, ia letakkan di dadanya. "Aku tak pernah main-main. Percayalah!"

Aku semakin dibuat bingung. Tak sangka ternyata lelaki yang Ibu jodohkan denganku dari dulu itu Vino. "Ya Allah, harus gimana ini?" 

"Kita kan cuman pura-pura, Vin." ujarku sambil melepaskan genggaman tangan Vino.

"Itu kan kalau perempuannya bukan kamu," ujar Vino.

"Jadi kamu mau aja gitu, dijodohkan seperti ini?" tanyaku kembali untuk memastikan kalau Vino benar-benar setuju dengan perjodohan ini.

"Kenapa tidak," jawabnya datar sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Euuh, genit!" ujarku sambil mencubit perut Vino. "Yasudah nanti kita bahas lagi, sekarang kita balik ke meja mereka. Kasian mereka sudah lama menunggu kita." Aki mengajak Vino untuk balik ke meja Mamanya.

"Yuk!"

Ketika kita sedang berjalan, tiba-tiba seorang pelayan tersandung dan minuman dalam nampannya hampir tumpah terkena bajuku. Namun, Vino berhasil menyelamatkan aku dari tumpahan minuman tersebut.

Prak!

Suara nampan terjatuh dan gelasnya pun pecah.

"Aduh!" Aku meringis ketika tertabrak pelayan tersebut.

Dengan sigap Vino menarik tubuhku agar tidak terkena tumpahan dan pecahan gelas tersebut. "Awas!" teriak Vino.

"Mohon maaf, Kak!" ucap pelayan itu meminta maaf kepadaku.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Vino. Dia terlihat khawatir padaku.

"Aku gak apa-apa kok, Vin. Makasih ya." jawabku. Lalu aku menatap Mbaknya. "Aku gak apa-apa, Mbak. Lain kali hati-hati ya!"  ucapku sambil tersenyum dan membantu pelayan itu berdiri. "Mbaknya gak kenapa-kenapa 'kan?" tanyaku khawatir.

Pelayan itu terlihat pucat dan keringat dingin. "Tidak, Kak. Sekali lagi saya mohon dimaafkan, Kak!" ucapnya sambil menunduk. Mungkin dia merasa bersalah dan ketakutan.

"Gak apa-apa, Mbak. Saya udah maafin kok."

"Terima kasih banyak, Kak. Kalau begitu saya permisi lanjut membereskan ini semua." pamit pelayan itu kepada kami.

Aku tersenyum. "Silahkan, Mbak."

Sementara Ibu dan Tante Mawar yang melihat kami berdua berbisik bisik."  Lihat Jeung! Mereka sangat cocok ya? Romantis sekali." ucap Tante Mawar.

"Iya ya, Jeng! Aku gak pernah menyangka loh, kalau Lean ternyata sudah kenal dengan anakmu." jawab Ibu.

Kini kami berdua pun sampai di meja Ibu.

"Yuk, sini duduk, Nak. Kita makan dulu. Ibu sudah pesankan makanan kesukaan kamu." ujar Ibu padaku.

"Wah, terima kasih, Bu." jawabku senang melihat menu makanan kesukaan sudah tersedia di meja.

Aku pun langsung duduk di kursi bersampingan dengan Vino.

Terpopuler

Comments

Nadira

Nadira

Vino dijodohkan sama lean sih so pasti yes? 😃

2022-12-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!