"Apa sih, main iya iya saja. Memangnya sangat urgent sekali ya. Kenapa harus aku?" tanyaku heran kenapa Vino minta bantuan padaku.
"Panjang deh ceritanya. Nanti aku akan ceritain. Yang terpenting sekarang kamu bantu aku dulu. Aku jemput sekarang ya!" ucapnya lagi.
"Tapi, Vin. Aku juga mau pergi bersama Ibu malam ini."
"Ku mohon sebentar saja, Yan. Ku mohon!" Vino memohon padaku, sepertinya ia benar-benar butuh bantuanku.
"Iya sudah oke. Sebentar saja ya, janji. Aku tunggu kamu di taman.c Aku memberi keputusan pada Vino.
"Oke! Aku otw sekarang!" Kemudian ia menutup teleponnya.
Aku pun hendak pamit sebentar ke Ibu. Untuk pergi ke taman. "Bu. Aku pergi ke taman sebentar ya." ujarku di balik pintu kamar Ibu.
Ibu pun membuka pintu kamar. "Jangan lama-lama ya. Kan kita mau pergi juga ke rumah Tante Mawar, mereka sudah menunggu kita."
"Iya, gak akan lama kok, Bu."
"Ibu pergi duluan saja ya. Tapi nanti kamu janji harus nyusul Ibu di sana. Ibu share lokasinya." ujar Ibu kembali.
"Iya, Bu. Tenang saja, pasti Lean datang. Lena pergi dulu ya, Bu. Assalamualaikum!" Aku pamit dan segera pergi mengenakan motor.
Setelah tiba di taman, kulihat sekitar ternyata Vino sudah berada di sana dan menunggu.
Ku parkirkan motor, lalu segera menghampiri Vino. "Vin! Ada apa sebenarnya?" Aku kembali bertanya sekaligus membuka percakapan.
"Duduk dulu saja." Vino menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Aku pun menuruti saja.
"Jadi gini. Malam ini aku akan dipertemukan dengan wanita pilihan orangtuaku. Aku sangat tidak mau di jodohkan. Aku bingung harus seperti apa agar perjodohanku batal." ujarnya tanpa basa-basi.
"Kamu mau dijodohkan? Kenapa tidak mau?" tanyaku.
Aku heran kenapa nasib Vino begitu sama denganku yang akan dijodohkan.
"Iya, makanya aku minta bantuan kamu juga. Kamu bersedia 'kan. Pura-pura jadi pacarku di depan orang tuaku?" tanya Vino memastikan apa aku bersedia atau tidak.
Aku sangat bersedia. Ini bisa juga di jadikan alasan untuk membatalkan perjodohanku.
Aku mengangguk. "Baik, aku bersedia. Tapi dengan satu syarat."
"Niat bantu gak sih. Kok pake syarat segala," omel Vino.
"Iya udah kalau gak mau. Aku pulang saja."
"Emhh..., oke deh sebutkan syaratnya!" ucap Vino.
"Kamu jiga harus bantu aku untuk batalkan perjodohanku. Gimana impaskan?"
"Apa? Batalkan perjodohan? Kamu dijodohkan juga?" Vino melotot, seolah kaget dengan apa yang aku katakan.
"Iya, sama. Kita senasib," Aku menunduk.
"Hahaha...," Vino menertawakan ku.
Aku berdiri. "Kenapa kami menertawakan ku? Apa ada yang lucu?" ucapku kesal.
"Gak usah marah kali. Santai aja. Hehe," Vino ikut berdiri dan segera menggandeng tanganku untuk pergi.
"Gak usah pake pegang-pegang segala," ucapku sambil melepaskan genggaman tangan Vino.
"Eh, iya lupa. Maaf! Vino tersenyum. "Ya udah yuk kita berangkat sekarang menemui orang tua ku." ajak Vino.
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Kulihat ada pesan dari Ibu. "Sebentar, Vin." Kubuka pesan dari Ibu, ternyata Ibu mengirim alamat rumah Tante Mawar. Aku masukkan ponselku ke dalam tas tanpa balas pesan Ibu.
"Yuk. Tapi janji ya, cuman sebentar. Ibuku sudah menungguku juga."
"Iya, janji." ujar Vino sambil tersenyum.
Kami berdua bergegas masuk ke dalam mobil Vino. Seketika mengingat masa lalu bersama Vino.
Tiba-tiba lamunanku tersadar dengan nada dering ponsel milik Vino. Ia mengangkatnya. "Iya, Ma! Ini Vino lagi dijalan kok."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nadira
Sama-sama mau dijodohkan, dan bisa jadi perjodohan dengan orang yang sama.
2022-12-06
2