Kecewa kembali

"Silahkan dipilih kue nya, Bu, Mbak." sapa Bu Anjani pada sang pelanggan.

Para pelanggan pun membalas senyuman kepada Ibunya Lean. "Bu maaf, apa di sini menyediakan kue ulang tahun?" tanya salah satu pelanggan.

"Oh, ada Bu. Mari ikut saya!" jawab Bu Anjani.

Sang pelanggan pun tersenyum dan mengangguk. Lalu Bu Anjani memperlihatkan sample model kue nya. "Ini hanya sample untuk ukurannya saja, Bu. Kalau buat modelnya, Ibu bisa pilih dan memesan sesuai selera," ujarnya.

"Oh gitu ya, Bu. Saya mau beli kue ulang tahun untuk anak saya." ujar pelanggan.

"Buat anak berapa tahun, Bu? Kalau untuk anak-anak biasanya yang model karakter, seperti ini Bu." Bu Anjani menunjukkan salah satu model kuenya.

"Emh, iya ya Bu. Lucu!" ujarnya. "Boleh deh Bu. Saya pesan model yang seperti ini saja. Tapi untuk tiga hari lagi bisa, Bu?" tanya sang pelanggan.

"Bisa sekali, Bu. Silahkan Ibu tuliskan saja dulu nama lengkap anak dan juga umurnya. Juga tak lupa sertakan nomor telepon Ibu atau yang bisa dihubungi dan alamat lengkapnya." ujar Bu Anjani.

Pelanggan pun langsung menuliskan nama anak dan lainnya di kertas tersebut.

Kue dan roti buatan Ibu Anjani memang sudah sangat terkenal dengan rasa yang enak dan teksturnya yang lembut. Tiap hari toko tersebut selalu ramai oleh pembeli.

Tak berapa lama, Lean keluar dari ruangan itu. Mungkin ia sudah puas menuangkan rasa kesal dan kecwanya dengan cara menangis.

Cekrek!

Suara pintu dibukanya. Ibu Anjani yang melihat gadis semata wayangnya keluar dari ruangan itu merasa heran dan penasaran. "Mau kemana lagi, Lean?" bisiknya.

"Sudah sedihnya? Mau kemana sekarang? Kalau tidak mau bantuin Ibu, lebih baik jangan pergi dulu. Mending pulang ke rumah dan istirahat." ujar sang Ibu kepada Lean.

"Aku ditelpon Bang Marco, Bu. Aku lupa sore ini ada jadwal syuting." ujarnya sambil memasang muka di tekuk. "Aku pergi dulu ya, Bu. Takut terlambat." Lean pamit sambil mengecup punggung tangan Ibunya.

"Yasudah, hati-hati ya, Nak. Nanti pulang langsung ke rumah saja." pesan sang Ibu.

"Siap, Bu. Assalamualaikum!" ucap salam Lean.

Ibu Anjani tersenyum dan menjawab. "Wa'alaikumsalam."

Lean pun bergegas keluar dan segera berangkat ke lokasi syuting. Ia pergi memakai motor, kebetulan lokasi syuting tidak jauh dari toko tersebut. Jadi Lean tak perlu waktu lama untuk sampai ke lokasi.

Setelah sampai di lokasi syuting, Lean ternyata sudah terlambat dua puluh lima menit. "Bang, kok sudah dimulai? Apa aku terlambat?" tanyanya heran. Ia sangat terkejut, saat melihat syuting sudah di mulai.

"Cut! Cut! Apa sih ganggu saja! Kamu sudah telat. Saya tidak butuh orang yang lelet!" tegas sang sutradara tersebut.

"Alah, Bang. Masa telat sedikit sudah main ganti saja. Maafin saya, Bang." ujar Lean pada sang sutradara.

"Kamu dengan mudahnya minta maaf? Enak banget kamu nyuruh aku menunggu kamu. Sudah pergi dari sini! Gak usah datang ke sini lagi. Pemeran sudah saya gantikan!" ujar sang Sutradara tersebut.

"Loh, kok gitu Bang?" tanya Lea heran.

"Sudah-sudah, pergi saja! Jangan ganggu aku lagi kerja!" pinta sang Sutradara sambil bergegas pergi meninggalkan Lea.

"Nggak bisa seperti itu dong, Bang! Masa cuman karena telat datang, langsung main ganti pemeran saja." bujuk Lean sambil terus mengikuti langkah kaki sang Sutradara.

Namun seketika Rika dan Damar muncul di hadapan Lean dan Sutradara tersebut. "Nih, dia orang yang sudah gantikan pemeran kamu. Dia lebih on time! Jadi mendingan kamu pergi!" tegas sang sutradara lagi.

"Kalian!" Lean terkejut melihat mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Nadira

Nadira

Rupanya ulat bulu yang sudah menggantikan Lean. Sabar Lean, ntar juga mereka kena batunya. 💪💪

2022-12-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!