Pergi begitu saja

"Abisnya aku dibuat kesal oleh mereka." ucapnya pada lelaki itu sambil menunduk karena merasa malu dan bersalah.

Namun, sesaat Lean sangat mengenali suara lelaki itu. "Sepertinya aku kenal sekali dengan suaranya," gumam Lean dalam hati.

Begitu juga dengan lelaki itu. Ia penasaran dengan pemilik sandal tersebut. Dengan rasa penasaran, akhirnya mereka saling menatap.

"Kamu!" ujar serempak keduanya ketika saling bertatapan.

Ternyata lelaki itu adalah Vino, mantan pacarnya Lean.

"Akang! Ngapain ada di sini?" Lean sangat kaget setelah mengetahui jika lelaki itu adalah sang mantan.

"Bukan jadi urusanmu." Vino mencoba menjawab ketus pada gadis itu. "Emh, aku tahu. Kamu pasti sengaja ya melempar sandalnya padaku karen Gamon?" ujarnya sambil memberikan sepasang sandal milik Lean.

"Iih apaan sih. Orang nggak sengaja juga. Dikatain gagal move on. Aneh!" balas Lean.

"Terus ngapain kamu lempar-lempar sandalmu? Gak baik tau. Bisa celakain orang," tanya Vino penasaran.

"Ih, maaf. Nggak sengaja kali, lemparan itu sebenarnya bukan untuk Akang, tapi untuk dia!" ujar Lean menunjuk ke arah mobil Damar.

"Ada masalah apa dia? Sampai kamu melemparkan sandal?" tanya Vino heran. Karena selama Vino kenal Lean tidak pernah bar-bar seperti itu.

"Bukan urusanmu." jawab ketus Lean.

"Tentu urusanku dong. Aku yang kena lemparan sandalmu, sampai terluka seperti ini juga!" omel Vino dengan tegas.

"Aku kan udah bilang. Aku minta maaf, Kang. Aku gak sengaja." balas Lean lagi. "Jadi Akang gak perlu tau juga urusan aku dengan dia." tegasnya sekali lagi.

"Oke aku aku akang memaafkanmu. Sekarang kamu harus ikut aku!" ujar Vino sambil menarik tangan Lean.

"Ikut kemana?" tanya Lean mencoba menahan tangannya agar tidak di tarik oleh Vino.

"Kamu mau aku maafin kan? Sekarang kamu harus tanggung jawab. Bawa aku ke rumah sakit sekarang!" seru Vino.

"Apa? Ke Rumah sakit? Ribet amat. Orang sudah minta maaf juga. Lagian kan gak sengaja." omel Lean sambil cemberut dan merebut sepasang sandalnya yang ia lempar tadi.

"Nggak sengaja kamu bilang? Sampai aku terluka seperti ini?" tanya Vino sambil memperlihatkan lukanya pada Lean. "Pokoknya kamu harus tanggung jawablah. Kamu sekarang ikut aku ke rumah sakit, dan bayar biaya pengobatannya. Kalau tidak aku akan laporin kamu ke polisi!" ancam Vino.

"Gak mau! Gak mau! Lebay banget sih, Kang. Lukanya pun gak seberapa, kenapa mesti ke rumah sakit sih." jawab Lean. Lalu ia berbalik badan dan melihat arah ke belakang, ternyata para wartawan itu terus meliput kemana pergi dirinya.

"Ini apa-apaan lagi. Kejutannya gagal! Pergi! Bubar!" teriak Lean pada para wartawan yang di sewanya.

Akhirnya para wartawan itu membubarkan diri masing-masing dan pergi berlalu dari keberadaan Lean dan Vino.

Dengan rasa kesal wanita itu pergi meninggalkan Vino. Namun, lelaki itu menghentikan langkah Lean. "Eits, mau kemana? Katanya mau tanggung jawab. Main pergi aja," ucap Vino sambil menarik lengan wanita tersebut.

"Apa sih! Aku mau pergi! Aku ini lagi patah hati, masa kamu mau tega juga padaku." rengek gadis itu.

"Apa urusanku dengan patah hatimu," ujar Vino tanpa rasa peduli. "Cepat tanggung jawab! Atau kamu mau, aku laporin ke polisi?" tegas Vino memaksanya untuk tanggung jawab  dengan lukanya.

"Kamu nggak pernah berubah ya, Vin!" ucap Lean pelan.

"Dari dulu juga aku gak pernah berubah. Aku masih cinta padamu!" tanpa sadar Vino berkata seperti itu kepada Lean.

"Apa kamu bilang? Cinta!" tanya Lean.

"E-e-nggak. Cinta apa? Sudahlah, gimana mau tanggung jawab?" Vino malah melemparkan pertanyaan pada Lean.

"Pastilah! Aku akan tanggung jawab." ketus Lean.

"Nah gitu dong. Bagus!" ujar Vino.

"Berapa duit? Aku gak akan ikut ke rumah sakitnya." tanya Lean sibuk  membuka tasnya untuk mengambil sejumlah uang. Namun ternyata di dalam tasnya itu gak ada uang cash.

Lean kebingungan. "Duh aku lupa lagi, kalau nggak ada uang cash. Harus seperti apa menjelaskan pada Vino kalau tidak ada uang cash. Tapi percuma rasanya menjelaskannya pada Vino, gak akan percaya." gumam Lean dalam hatinya.

"Oke deh, gak apa-apa. Mana? Ayo bayar? Masa iya seorang artis, tapi uangnya kritis," ledek Vino.

"Iya aku akan bayar, tapi nanti. Wlee," Lea menjulurkan lidahnya sambil berlari pergi meninggalkan Vino.

"Eh, kok pergi. Bilang aja gak punya duit!" teriak Vino pada Lean.

"Bodo amat!" ucap wanita itu.

"Awas ya!" ancam Vino.

Terpopuler

Comments

Chandra Dollores

Chandra Dollores

mantan itu klo dipanasi tiap pagi bukannya makin sedap ya... bagus dong ya...

2023-01-08

1

Nadira

Nadira

Eleh-eleh, si eneng malah ketemu sama akang mantan?

2022-12-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!