Hari berlalu, kini saatnya Ngarsinah belanja kebutuhan rumah barunya. Dengan bantuan Rangga, Arsi merasa mendapatkan teman baru, proses gugatan cerainya kini sudah diserahkan kepada pengacara yang selama ini menjadi langganan keluarga Rangga dalam setiap urusan.
Seringnya pertemuan antara duda dan calon janda itu membuat hubungan keduanya semakin akrab dan membuat Ngarsinah semakin yakin untuk menempati rumah barunya di kota.
Rumah type tujuh puluh di komplek perumahan itu menjadi pilihan Arsi. karena developernya sahabat dekat Rangga jadi, kembali Ngarsinah mendapatkan keringanan harga. Walau memang Ngarsinah lah yang meminta diskon dan hal itu mampu membuat Rangga kesal kepada sahabatnya. Rangga yang tanpa terasa selalu ada di setiap saat itu membuat hati Ngarsinah menjadi kembali bahagia.
Seperti hari ini dimana Rangga dengan suka rela menemani Ngarsinah untuk membeli perabotan rumah baru nya. dan setelah ini semua beres barulah gadis itu akan melangkah untuk menata hidupnya di kota besar yang sekarang telah dia tetapkan sebagai tempatnya mencari nafkah dan melanjutkan kehidupan.
Rangga sudah menjamin pekerjaan yang akan menjadi sumber penghasilannya, seperti yang tadi Rangga katakan senin depan gadis itu sudah bisa masuk kerja di bagian administrasi. Dalam daftar belanjanya, tidak lupa satu unit motor matic dia beli juga untuk mobilitas nya. Dan sekarang motor itu sudah berada di rumah Rangga, Setelah belanja dan memastikan barang belanjaannya sampai di rumah, barulah Arsi akan membawa motor barunya pulang.
Uang hasil penjualan rumah di tambah dengan tabungannya, tiap hari terus saja berkurang. Tapi Ngarsinah sudah membuat anggaran untuk semuanya, jadi dia pastikan masih ada sisa uang yang akan disimpannya sebagai tabungan dan biaya selama satu bulan kedepan.
“Mas ini yang belum tinggal peralatan dapur ya, yang lainnya sudah beres. oya nanti aku juga mau beli mixer dan oven mas.” ucap gadis itu sambil menunggu pesanan minuman yang mereka beli sambil duduk beristirahat.
“Iya semua sudah ya, tidak ada yang ketinggalan lagi? eh untuk apa mixer dan oven?” Pria tampan yang bergelar duda dua anak itu sambil meneliti lagi catatan panjang yang tadi mereka buat bersama. Rangga sedikit mengerutkan dahinya karena Ngarsinah ingin membeli kedua benda itu.
“Aku pengen jualan kue lagi mas, hobby dari dulu dan nanti aku ingin melanjutkannya lagi.” Jawabnya sambil menerima dua cup minuman kekinian yang sedang viral di media sosial. “Makasih mbak,” ucapnya kepada mbak yang memberikan pesanan mereka dan di sambut dengan senyuman ramah khas para pedagang.
“Emang waktunya kapan? kalau mbak Arsi sudah bekerja, pasti tidak akan punya waktu.” tanya Rangga sambil menatap lekat wanita cantik nan sederhana. “Sabtu, minggu kan libur mas, saya akan coba open order untuk teman-teman kantor dulu, lumayan mas buat tambahan.” Jawab Ngarsinah dengan senyum yang semakin membuat mata Rangga tak berkedip menatap wajah cantik dan kuat di hadapannya.
Rangga yang saat itu masih menggunakan pakaian kantor dengan setelan jas berwarna navy dan kemeja berwarna hitam dengan dasi berwarna senada, membuat tampilannya membuat beberapa wanita menatapnya penuh damba. Semua yang dipakai oleh Rangga selalu dari brand ternama dan jelas saja itu membuat penampilannya akan membuat orang langsung mengetahui dia berada dari strata ekonomi sebelah mana.
Menikmati minuman yang sedang viral dan bersantai melepas lelah, membuat obrolan mereka kesana kemari dan semakin membuat kecanggungan diantara mereka semakin terkikis.
“Ohh ternyata kamu bisa juga jual diri sama bos-bos ya? hahaha dasar perempuan kampong munafik!” seorang wanita yang suaranya tidak asing lagi di telinga Ngarsinah, membuat tubuh ramping gadis berhijab itu terlonjak kaget karena suara yang cukup keras. Beberapa pengunjung yang sedang lewat atau membeli minuman pun menjadikan kami tontonan mereka.
“No–Novi, maksud kamu apa?” tanya Ngarsinah dengan suara bergetar dan malu karena sekarang entah berapa banyak pasang mata yang melihat mereka. Ngarsinah yang selama ini sangat jalan belanja di pusat perbelanjaan modern, sungguh merasa dipermalukan oleh wanita yang pernah menjadi sahabatnya.
“Nggak salah David menceraikan kamu dan lebih memilih aku, ternyata kamu itu hanya tampangnya aja yang lugu, tapi masih bisa menjual diri dengan bos yang ada di kota. Arsi … Arsi, nggak nyangka aku! jadi orang nggak usah sok alim kalo kelakuan aslimu ternyata sangat kotor, cih!” Novi meracau hebat, semakin ramai yang melihat dia semakin membesarkan suaranya. Rangga yang melihat hal itu merasa tidak terima, Ngarsinah yang sudah tampak ingin meneteskan air mata itu langsung di rengkuh bahunya oleh Rangga.
Entah keberanian dari mana, tangan kekarnya memberikan perlindungan kepada wanita yang saat ini sedang dijatuhkan harga dirinya. ‘Siapa perempuan ini? bukannya Arsi tidak punya teman disini?’ beberapa pertanyaan menghampiri kepala Rangga, tapi hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk membela wanita yang dalam waktu cepat telah membuat hatinya morat marit.
“Maaf ya mbak, sebaiknya anda tidak bicara sembarangan, karena saya akan ambil jalur hukum untuk apa yang sudah mbak lakukan. saya sudah memiliki rekaman anda saat menyebarkan fitnah kepada mbak Arsi. dan dia sama sekali tidak menjual dirinya kepada saya atau siapapun. Tetapi dia adalah calon istri saya.” Jawab Rangga tenang.
Deg!
Ngarsinah sontak mengangkat wajahnya dan menatap wajah rangga yang penuh kesungguhan. Hati wanita itu berdesir mendengar pembelaan dari seorang teman yang baru saja dia kenal.
“Huuu hati-hati mbak, sekarang kalo mau berbuat mikir dulu, proses aja mas biar tau rasa tu orang,” celetuk salah satu penonton yang melihat tidak suka ke arah Novi. Matanya melihat tajam ke arah wanita cantik yang dibalut pakaian seksi hemat bahan dan make up yang mencolok mata itu. Lalu pria komentator melihat ke arah Ngarsinah yang menutup semua auratnya, wajah tanpa polesan tebal dan model pakaian pun sangat ketinggalan jaman.
“Lo kali yang pelakor, ngambil lakinye die!” seseorang dari arah lain ikut bersuara dan memberikan penilaian kepada Novi. Wanita yang sudah berhasil membuat Ngarsinah dan David berpisah itu pun pergi membawa kesal dihati. Niatnya tadi ingin membuat Ngarsinah malu tapi semuanya jadi terbalik. David sedang meeting dengan kliennya di sebuah coffee shop, dan seperti biasa Novi akan berbelanja memenuhi kesenangannya.
Saat Novi kembali ketempat David melakukan pertemuan, ternyata mereka sudah selesai dan wanita itu mempercepat langkahnya. “Loh kok sudah belanjanya sayang?” tanya David heran dan mengerutkan dahinya, merasa heran dengan tampilan wajah wanitanya. “Iya aku tadi ketemu mantan istrimu, dia sedang shopping tuh sama bos, kayaknya lebih tajir deh dari kamu!” ucap Novi dengan nada benci dan entah kenapa kalimat membandingkan itu meluncur begitu saja dan berhasil mencubit hati David.
“Tidak perlu aku menjawab pertanyaan yang tidak ada jawabanya, karena jawaban itu hanya bisa dijawab oleh kamu sendiri!”
❤️❤️❤️
Hhmm ada rahasia apa dan siapa nih? 🤔
Yuk dukung terus novel ku ini pemirsa, jangan lupa tinggalkan jejak sayang kalian dengan Like, komen, subscribe dan vote ya, tengkyuuuhh pemirsa 😘🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Yunia Spm
orang kalo hatinya udah penuh iri dengki... yg bener ya terlihat salah
2023-06-17
1
N Wage
novi...novi...kamu mah maling teriak maling itu.
itu pepatahnya menepuk air di dulang eh ketabok muka sendiri😂😂😂😂😂udah basah,sakit lagi.
2023-05-14
2
SEPTi
bukannya ucapan itu semua buat diri sendiri ya Novi 😂
2023-04-30
1