“Iya, kemaren saya diberitahu oleh bagian HRD, kami mau buka lowongan kerja untuk karyawati di bagian management. Pas tu buat mbak Arsi, jika berminat besok sudah bisa mengajukan lamaran dan nanti saya akan kenalkan dengan manager HRD.” tawar Rangga untuk bisa mengikat Ngarsinah agar tidak jauh dari pandangannya.
“Berarti besok sebelum ke kantor mas Pras, saya kesini dulu ya antar surat lamarannya?” tanya Ngarsinah memastikan. Kedua mata indah Ngarsinah menatap kedua netra milik Rangga, untuk meminta kepastian apakah pria itu ada di kantor pagi-pagi. Rangga yang merasa ditatap penuh arti oleh Ngarsinah merasa senang dan tidak ingin kehilangan kesempatan untuk terus berada dekat dengan si calon janda yang diam-diam kini berhasil membuat hatinya bernyanyi riang.
“Saya antar saja besok, jangan jalan sendirian nanti mbak nyasar,” Rangga menawarkan tumpangan kepada Ngarsinah, tentu saja hal ini membuat gadis itu merasa sungkan karena terlalu merepotkan. “Maksudnya mas?” tanya Arsi memastikan. “Ya besok mbak Arsi kan antar lamaran kesini pagi, dari sini nanti saya antar ke kantor pras, biar nggak nyasar, trus ke kantor Bram biar kelar sekalian urusan rumahnya,” jawab Rangga secara gamblang.
Arsi menoleh ke arah bu Yem minta pendapat. Bu yem yang juga menoleh ke gadis itu tersenyum dan mengangguk. “Iya ndok nggak pa-pa, benar kata nak Rangga, kamu kan orang baru disini, kalau nyasar bisa repot nanti.” Bu Yem menyetujui apa yang di tawarkan Rangga.
“Baiklah mas, saya sangat berterima kasih atas semua kebaikan yang mas Rangga dan kawan-kawan berikan kepada saya.” Ucap Arsi. beberapa saat mereka habiskan untuk ngobrol. hampir satu jam mereka terlibat obrolan seru dan akhirnya Arsi berpamitan untuk pulang.
“Ibu, mbak Arsi sebenarnya saya ingin sekali mengantarkan tapi maaf siang ini ada rapat dengan klien yang nggak bisa saya tinggalkan,” ucap Rangga dengan nada penuh sesal. Mereka bertiga kini sudah berada di lobby gedung milik Rangga. Duda ngenes itu dengan senang hati mengantarkan tamunya sampai ke halaman parkir dimana sudah menunggu taxi online yang tadi di pesankan Rangga untuk kedua tamunya.
Saat di perjalanan ibu dan anak angkat itu pun berunding mengatur waktu. “Ndok ibu harus balik ke desa, gimana ya?” tanya bu Yem dengan ragu, karena tadi pak Slamet menghubunginya dan memintanya untuk pulang dulu. “Iya bu nggak papa, berarti sekarang kita langsung ke terminal saja ya bu? nanti Arsi nginap di hotel dekat kantor mas Rangga, jadi besok bisa tepat waktu untuk antar surat lamaran kerjanya.” Jawab Arsi memberikan solusi. wajah bu Yem seketika langsung ceria.
“Ibu sekarang lebih tenang ninggalin kamu disini ndok, setidaknya kamu sudah ada teman, ada nak Rangga yang sepertinya orang baik. Nanti ibu juga akan telpon pak Boby ngasih tau dan titip kamu selama kamu di kota.” ucap bu Yem tulus, dan hal ini membuat Arsi menjadi terharu, mereka berdua berpelukan untuk saling memberikan kekuatan.
“Bu, rumah itu kan sudah Arsi bayar uang muka nya ya, apa sebaiknya Arsi tempati saja ya bu? kata mas Bram kemaren kan boleh kalau Arsi mau tempati walau belum selesai surat-suratnya.” Tanya Ngarsinah kepada bu Yem.
“Iya ndok, bagus juga itu, jadi kamu nggak lama-lama di hotel, coba kamu hubungi nak Bram.” Bu Yem mengusulkan agar Arsi bisa cepat menyusun rencana.
Perjalanan mereka menuju terminal masih jauh, Ngarsinah mengikuti saran bu Yem untuk menghubungi Bram.
Tuut!
Tuut!
[Hallo Assalamualaikum] suara Bram di seberang sana langsung terdengar di rongga telingaku.
“Hallo, waalaikumsalam mas Bram, maaf apakah saya mengganggu?” tanya ku, sebelum mengatakan tujuanku.
[Nggak kok mbak Arsi, ada yang bisa saya bantu?] tanya Bram sopan dan mengatakan bahwa dia tidak sedang sibuk.
“Mas, maaf saya mau tanya, jika saya dalam dua hari kedepan mau menempati rumahnya apa bisa?” tanya ku langsung to the point.
[Bisa banget dong, hari ini pun kalau mbak Arsi mau menempati juga bisa kok, apa perlu di bantu bersih-bersih mbak?] tawaran Bram membuat gadis itu tersenyum, tentu saja dia sangat membutuhkan tenaga bersih-bersih tapi bukan Bram yang akan dia mintai tolong.
“Iya mas, pastinya saya perlu orang untuk membersihkan dulu rumahnya, kalau mas ada orang yang buka jasa bersih-bersih, bisakah tolong saya di kenalkan dengan dia mas?” gadis itu semakin bersemangat saja, dan kembali bertanya pada Bram siapa yang bisa dia mintai tolong.
[Gampang mbak, besok kalau mbak tidak sibuk datang saja ke kantor, kita juga menyediakan pelayanan untuk bersih-bersih rumah,] jawabnya dan akhirnya selesai sudah masalah yang tadi dihadapi gadis itu.
“Baik mas, tapi mungkin besok sore saya baru bisa ke kantor mas Bram, karena pagi sampai siang saya ada yang diurus mas.” Jawab Arsi yang langsung dijawab senang oleh Bram.
[Oke mbak Arsi, sampai ketemu besok ya,] ucapnya mengakhiri pembicaraan, tepat saat ini kami pun sudah sampai di terminal bus.
“Baik mas, terima kasih banyak untuk semua bantuannya mas, sampai ketemu besok” jawab Ngarsinah sopan. Setelah sama-sama mengucapkan salam, sambungan telepon pun terputus.
“Alhamdulillah bu, semuanya lancar. Allah benar-benar memudahkan semua urusan Arsi, terima kasih banyak ya bu, sudah menjadi ibu dan orang tua untuk Arsi.” Arsi tidak kuasa lagi untuk menahan air mata bahagia yang sudah tertahan sedari tadi. Mereka berdua berpelukan, Arsi tidak turun dari taxi, gadis itu mengambil tangan bu Yem dan mencium punggung tangannya.
“Ndok ibu langsung masuk bus ya, itu pas ada di urutan depan, kamu baik-baik jaga diri, nanti kalo sudah longgar pulang ke desa ya ndok, kamu masih punya rumah untuk pulang,” ucap bu Yem sebelum berpisah dengan anak angkatnya. Sekelai lagi mereka berdua berpelukan dan akhirnya bu Yem keluar dari taxi online dan langsung menuju bus yang tidak jauh dari mobil yang tadi mereka kendarai. Setelah yakin bu Yem duduk dengan aman, Arsi menurunkan kaca mobil di sebelah bangkunya lalu melambaikan tangan ke arah bu Yem. Mobil yang ditumpangi Arsi kembali bergerak menuju hotel yang tidak jauh dari kantor Rangga. wanita cantik berhijab dan sederhana itu tampak lelah di hari yang menjelang sore itu.
Sesampainya di hotel Delima calon janda itu langsung memesan satu kamar untuk dua hari, karena setelah itu dia berniat untuk menempati rumah barunya. Beberapa rencana untuk barang-barang sudah tersusun dalam pikirannya, dia ingin memulai hidup baru tanpa menyisakan kenangan sedikitpun tentang David. “Ahh tomorrow is mystery,” ucap Ngarsinah sambil terus berjalan menuju kamarnya sambil tersenyum.
“Mbak Arsi kok ada disini?”
❤️❤️❤️
Naahh emang Arsi ketemu siapa tu? 🤔
Yukk dukung terus novel ku, jgn lupa mampir juga ke novel pertamaku ya KEPENTOK CINTA USTADZ GAUL. Tengkyuuhh pemirsaa❤️🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
lita
semagat💪💪
2023-05-08
1
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
smpe sini dlu om mau rhat sjnak 🙏😁,,,, smngatttt 💪💪💪
2023-04-02
2
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
pasti itu sinovi plakor tkung tkung,yg ketmu mba arsi 🙄
2023-04-02
1