Bab 14: Calon Masa Depan

Proses pembayaran uang muka rumah yang dibeli oleh Arsi mereka lakukan di bank, dan tidak butuh waktu yang lama transaksi pun selesai mereka lakukan. Arsi berpamitan karena akan lanjut lagi ke kantor Rangga. Bu Yem yang sedari tadi dengan setia mengikuti tahap demi tahap kegiatan Ngarsinah hari ini masih tampak semangat.  

Taxi yang membawa mereka kini sudah memasuki pelataran gedung perkantoran milik Rangga. “Ndok ini kantornya nak Rangga?” tanya bu Yem dengan sorot mata yang takjub. Gedung pencakar langit yang berwarna biru berhasil membuat kedua wanita desa itu kagum. “Katanya begitu bu, kaya banget ini orang ya bu?” sahut Ngarsinah tak kalah kagum. 

“Coba di desa kita ada gedung kayak begini ya bu?” Tambah gadis itu berkhayal. “Kalo di desa ada kayak begini nanti pengusaha yang lain bakal ikutan ndok, trus sawah dan ladang kita lama-lama habis buat bangun gedung kayak begini,” jawab bu Yem yang disetujui oleh gadis itu dengan anggukan. 

“Sudah sampai bu,” ucap supir taxi yang membuat kedua wanita beda generasi itu tersadar. “Eh maaf pak, sangking kagumnya sama gedung ini sampe lupa turun, hehehe,” jawab Arsi dengan malu-malu, karena barusan tindakan norak mereka berdua di ketahui oleh bapak supir taxi.

“Nggak pa-pa mbak, saya juga dari desa, waktu awal sampai di kota besar ini, ya sama kagum dengan gedung-gedung bagus,” sahut bapak sopir yang ramah ini. “Ini pak, kembaliannya buat bapak saja, terima kasih ya pak,” Arsi menyerahkan uang yang melebihi dari tarif yang tertera. “Terimakasih mbak, bu, semoga rejeki ibu dan mbaknya berlimpah dan selalu dalam lindungan Gusti Allah,” doa tulus bapak supir taxi pun mengalir dan kedua wanita itu pun mengaminkan. 

Mereka keluar dari mobil berwarna biru muda itu dan dengan sedikit ragu memasuki gedung yang didesain sangat indah dan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Kembali Ngarsinah terkagum-kagum dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu yang selalu bergandeng tangan dengan sang ibu memasuki lobby gedung yang menjulang tinggi dan menuju meja receptionist. 

Sementara di ruangan Rangga  

"Tom, tolong hubungi Pras buat bantuin calon masa depan gue yak," titah Rangga kepada Sekretaris yang merangkap sahabatnya itu. Tommy yang menerima perintah sedikit mengerutkan dahinya. 

"Maksud lo calon masa depan?" Tanyanya masih belum paham. 

"Arsi, itu si calon janda yang kemaren gue cerita ke lo," jawab Rangga santai, tidak merasakan pandangan aneh dari sahabatnya.

"Eh Serangga, segitu pedenya ya bilang anak orang calon masa depan, emang dia mau gitu sama duda ngenes kayak lo? Ngaca mas brooo!" Ucapan Tommy sungguh mematahkan hati itu disambut lemparan bantal sofa yang ada di ruang kerja Rangga. 

"Tolong tu mulut di sekolahin ya, gue yakin lah dia gak bakalan bisa menghindar dari pesona gue, apalagi menghindar dari rengekan malaikat kecil gue. Dah buruan lo hubungi si Pras buat urus cerainya Arsi. Biar cepet juga gue halalin dia," balas Rangga tetap dengan rasa percaya diri setinggi gunung himalaya. 

"Kok lo yang ngebet sih?" Tommy tetap masih penasaran dan memilih untuk mengamati wajah yang sedang kena virus cinta satu malam itu. 

"Ya elaaahh Tomblok, buruaan lo hubungin si Pras, pake acara kebanyakan nanya lo!" Kesal sudah si duda ngenes dengan lambatnya pergerakan si sekretaris. Akhirnya manusia yang bernama Pras di suruh datang menghadap sang penguasa perusahaan itu. 

Pras yang memang ingin menemui Rangga siang itu sudah berada di jalan saat menerima telepon dari temannya, siapa lagi kalau bukan Tommy. 

[Ya gue OTW] Pras menjawab singkat dan …

Klik!

Tanpa aba-aba dimatikan sepihak oleh Pras. Sementara Tommy yang masih berada diruangan Rangga hanya mengambil nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar. 

“Gimana si Pras?” tanya Rangga tidak sabaran.

“Otewe katanya. 

Tok!

Tok!

Tok!

“Masuk!” Suara bariton Rangga menggema, dan seorang sekretaris masuk membawa sebuah pesan, halaahh lebay yak.

“Pak maaf mengganggu, ada bu Arsi dan bu Yem ingin bertemu,” ucap Sekretaris yang sok imut itu. 

“Suruh masuk Vi, mereka sudah saya tunggu,” jawab Rangga berwibawa. Sekretaris itu pun keluar untuk menjemput Arsi, begitu pintu ditutup, Rangga langsung bergegas mematut wajahnya di cermin. “Sempurna, Tom, calon bini gue dateng,”Rangga mendadak blingsatan grogi sendri. 

“Jangan ke ge eran  dulu lo, kalo dia nggak ada hati ama lo, bisa terjun bebas tu hati,” cemooh Tommy benar-benar mematahkan semangat seorang pejuang cinta. 

“Assalamualaikum mas Rangga,” sapa Ngarsinah yang sudah masuk kedalam ruangan. Bu Yem yang ikut masuk juga mengucapkan salam dan disambut hangat oleh Rangga. Mari silahkan duduk mbak Arsi dan bu Yem, Tommy sibuk mengeluarkan minuman kaleng dan cemilan yang memang disiapkan di ruangan itu untuk tamu-tamu sang CEO. 

“Mas gimana pengacaranya? tanya Asri setelah menyempatkan diri untuk berkenalan dengan Tommy, begitu juga dengan bu Yem. 

‘Iya, bentar lagi dia sampai disini, santai lah dulu. Gimana tadi rumahnya?” tanya rangga setelah menjawab pertanyaanku mengenai sang pengacara. 

“Alhamdulillah sudah ada yang cocok mas, dan tadi sudah bayar uang muka juga. Mas Bram orangnya ramah banget dan Aku tadi juga di kasih diskon lumayan loh mas, tapi setelah aku minta diskon sih tepatnya,” Rangga melongo heran, ‘Tumben tu si tuan bakhil mau ngasih diskon. Kemaren gue beli unit dia, nggak ada tuh diskonnya, waaah pelanggaran ini Bram,’ batin Rangga geram. 

Tok!

Tok!

Tok!

“Masuk!” Sahut Rangga, dan tak lama pintu terbuka. “Hallo semua, maaf ya saya terlambat,” Pras masuk dengan langkah terburu dan langsung menyalami mereka semua. “Pras, gue minta tolong lo bantu mbak Arsi untuk urus perceraiannya ya,” Rangga memulai pembicaraan, dia sangat tau sahabatnya itu tidak akan bisa punya waktu lama di siang hari. “Yup, tenang aja bro,” Jawabnya. 

“Mbak Arsi besok bisa ke kantor saya ya? kita akan lengkapi berkas sekaligus surat kuasa yang harus mbak tanda tangani. Setelah itu saya yang akan proses semua nya, jadi mbak bisa beraktifitas, kecuali saat panggilan sidang. Jika mbak Arsi bisa hadir, itu lebih baik tapi jika tidak bisa juga tidak masalah,” jelas Pras panjang pendek. 

“Iya mas, sebelumnya saya terimakasih sekali, mas Rangga dan mas Pras mau bantuin saya, tapi … Emm maaf mas saya mau tanya sekalian, berapa ya untuk biayanya pengurusannya?” tanya Ngarsinah dengan ragu dan malu-malu. Pras melirik ke arah Tommy dan Rangga, entah apa arti dari tatapan mata ketiga sahabat itu, lalu Pras pun mulai menarik nafas dan membuangnya perlahan. 

“Kalau untuk mbak Arsi, sepuluh juta saja, itu sudah sekalian biaya sidang dan lain-lainnya, apakah mbak keberatan?” tanya Pras hati-hati. ‘Harga segitu murah banget neng, dan setelah ini sepertinya lanjut hubungan sama mas ya neng, jarang ada perempuan cantik, tapi cantiknya disembunyikan seperti ini.’ gumam Pras dalam hati, mata pria tampan berkaca mata dan berkehidupan sangat mapan itu tidak lepas memandang Arssi yang tampak sedang berunding dengan bu Yem. 

Rangga memperhatikan gerak gerik Pras yang mencurigakan, tidak pernah sahabatnya itu memperhatikan perempuan yang jauh dari kata modis dengan tatapan yang lama dan senyum-senyum begini.

“Saya setuju mas, In Shaa Allah besok saya akan ke kantor mas Pras, tolong kasih alamatnya ya mas,” jawab Arsi memberikan keputusan, dan mereka pun bertukar nomor telepon.

“Oya, mbak Arsi katanya kemaren ada rencana mau cari kerja?” tanya Rangga setelah dilihatnya urusan Arsi dan Pras sudah selesai. “Iya mas, setelah penyerahan berkas besok di kantor mas Pras rencananya saya mau memulai untuk mencari pekerjaan.’ Jawab Arsi senang karena saat ini dia sungguh sangat membutuhkan bantuan orang-orang untuk rencananya ke depan. 

“Tidak usah bekerja di perusahaan lain, bekerjalah di perusahaanku, mbak Arsi bersedia?” 

Mata Arsi berbinar mendengar tawaran dari Rangga. berkali-kali gadis itu mengucap kata syukur, begitu banyak kemudahan yang Allah berikan kepadanya. 

“Serius mas? apa masih ada lowongan untuk saya? tapi saya belum ada pengalaman kerja mas,” setelah beberapa pertanyaan akhirnya Arsi tertunduk, ada rasa minder yang menyelimuti hatinya. 

“Saya antar saja besok, jangan jalan sendirian nanti mbak nyasar,” 

❤️❤️❤️

Naah siapa niih yang mau antar?

Yuk dukung terus novel ini dengan, Like, komen, subscribe dan vote, tengkyuuuhh pemirsa 😘🌹

Terpopuler

Comments

kak agusaja

kak agusaja

ku tebak,pasti si tommy yg mau ngantar ..secara dia kan blm ad suaranya selama arsi di ruangan rangga

2024-03-04

0

Gandhy Putri

Gandhy Putri

liatlah david wanita yg kau tinggalkan,banyak yg mengaguminya

2023-07-03

1

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

janda selalu didepan busyt yg antri pengacara.. pengusaha.. bos propety.... indah bngt dunia ini

2023-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Talak
2 Bab 2: Bodoh
3 Bab 3 : Jual Rumah
4 Bab 4: Menerima Takdir
5 Bab 5: Dokumen Yang Tertinggal
6 Bab 6: Tamu Yang Ditunggu
7 Bab 7: Amanah Bapak
8 Bab 8: Transaksi Jual-Beli
9 Bab 9: Mama Arsi
10 Bab 10: Jangan Pergi Ma!
11 Bab 11: Langsung Klik
12 Bab 12: Butuh Pengacara?
13 Bab 13: Menemui Bram
14 Bab 14: Calon Masa Depan
15 Bab 15: Bantuan Untuk Bersih-Bersih
16 Bab 16: Wanita Ular
17 Bab 17: Porsi Kecil Harga Ratusan ribu
18 Bab 18: Belanja Bersama Rangga
19 Bab 19: Nggak Mau Ketemu Sapi
20 Bab 20: Mantan Rumah
21 Bab 21: Dia Anak Siapa?
22 Bab 22: Permintaan Arista
23 Bab 23: Permintaan Rangga
24 Bab 24: Hari Pertama Bekerja
25 Bab 25: Kedatangan Betty
26 Bab 26: Ditraktir Pak Gunawan
27 Bab 27: Meeting Dadakan
28 Bab 28: Bertemu Cintya
29 Bab 29: Temani Saya Sampai Selesai
30 Selamat Tahun Baru 2023
31 Bab 30: Pemikiran Ngarsinah
32 Bab 31: Telepon Dari David
33 Bab 32: Mungkin si Dedek Kesurupan?
34 Bab 33: Mungkin Dia Pake Pelet
35 Bab 34: Si Kembar Ke Kantor Ngarsinah
36 Bab 35: Naik Motor Bertiga
37 Bab 36: Betty
38 Bab 37: Kebersamaan Dengan Mama Arsi
39 Bab 38: Berprasangka Buruk
40 Bab 39: Pendarahan Hebat
41 Bab 40: Arsi Koma
42 Bab 41: Kepergian Arsi
43 Bab 42: Pria Misterius
44 Bab 43: Bangunnya Arsi
45 Bab 44: Monic dan Ningsih
46 Bab 45: Masa Lalu Monic
47 Bab 46: Tujuan Monic
48 Bab 47: Pulangnya Ngarsinah
49 Bab 48: Rangga Sakit Yang Tak Biasa
50 Bab 49: Rangga Masuk Rumah Sakit
51 Bab 50: Perisai Rangga
52 Bab 51: Rangga Pulang
53 Bab 52: Curiga
54 Bab 53: Jadilah Ratuku
55 Bab 54: Syarat Untuk Arsi
56 Bab 55: David dan Novi
57 Bab 56: Bread and Cake
58 Bab 57: Beli Telur Ya Mas
59 Bab 58: Belanja Telur
60 Bab 59: Nyumbang Telor
61 Bab 60: Why A Bread & Cake
62 Bab 61: David dan Arya
63 Bab 62: Kegelisahan David
64 Bab 63: Lemon Cake
65 Bab 64: Rencana Pernikahan
66 Bab 65: Ingin Ke Belanda
67 Bab 66: Theo
68 Bab 67: Cincin Pernikahan
69 Bab 68: Bertemu Lagi
70 Bab 69: Amarah David
71 Bab 70: Yuni & Bram
72 Bab 71: Dipingit
73 Bab 72: Akad Nikah
74 Bab 73: Kamar Pengantin
75 Bab 74: Bermain Di Kamar Pengantin
76 Bab 75: Resepsi Rangga dan Arsi
77 Bab 76: Novi & Arsi
78 Bab 77: Malam Milik Pengantin Baru
79 Bab 78: Si Kembar
80 Bab 79: Murkanya David
81 Bab 80: Arsi dan Yuni
82 Bab 81: Kamu Kerja Disini?
83 Bab 82: Keinginan David
84 Bab 83: Kamu Harus Upgrade Kualitasmu
85 Bab 83: Kisah Masa Lalu
86 Bab 84: Janda Satu Anak
87 Bab 85: Familymoon
88 Bab 86: Mabok Janda
89 Bab 87: Penyesalan David
90 Bab 88: Pembibitan
91 Bab 89: Hadiah Istimewa
92 Bab 90: Calon Madu
93 Bab 91: Kisah Fatim
94 Bab 92: Perubahan Arsi
95 Bab 93: Rasa Yang Aneh
96 Bab 94: Chubby Atau Gembrot?
97 Bab 95: Salah Paham
98 Bab 96: Dokter Kandungan
99 Bab 97: Hamil
100 Bab 98. Ngidam Duit
101 Bab 99: Papa
102 Bab 100: Fatim Di Serang
103 Bab 101: Bermain Sambal
104 Bab 102: Rencana Novi
105 Bab 103: Pertemuan Arsi dan Fatim
106 Bab 104: Apa Anda Suka Nyonya?
107 Bab 105: Arsi Dan Yuni Dalam Bahaya
108 Bab 106: Jurus Sepatu Sendal
109 Bab 107: Sebuah Maaf Yang Manis
110 Bab 108: Kegagalan Novi
111 Bab 109: Pernikahan David dan Fatim
112 Bab 110: Menjadi Suami Istri
113 Bab 111: Bukti
114 Bab 112: Siang Yang Panas
115 Bab 113: Tertangkap Basah
116 Bab 114: Pengusiran Novi
117 Bab 115: Si kembar Berantem
118 Bab 116: Tanggung Jawab
119 Bab 117: Serah Terima
120 Bab 118: Novi Pindahan
121 Bab 119 : Air Ketuban
122 Bab 120: Kelahiran Si Kembar Tiga
123 Bab 121: Kepergian Si Bungsu
124 Bab 122: Berduka
125 Bab 123: Kekuatan Keluarga
126 Bab 124: persiapan pernikahan Yuni dan Bram
127 125: Tugas Untuk Novi
128 126: Santi
129 Bab 127: Pernikahan Yuni dan Bram
130 Bab 128: Penyelidikan
131 Bab 129: Penyesalan Novi
132 Bab 130 : Hancurnya Rangga
133 Bab 131: Jack
134 Bab 132 : Rencana Arsi
135 Bab 133: Pertemuan dengan Jack
136 Bab 134: Paman Jack
137 Bab 135: Ingin Punya Anak Lucu
138 Bab 136: Permintaan Aneh Jack
139 Bab 137: Kesepakatan Aneh
140 Bab 138: Jack dan Sarah
141 Bab 139: Sang Mafia
142 Bab 140: Bertemu Kaisar
143 Bab 141: Taubat Itu Indah
144 Bab 142: Misi Dimulai
145 Bab 143: 8 Orang Tak Dikenal
146 Bab 144: Cewek Jagoan
147 Bab 145: Sebuah Ide
148 Bab 146: Wanita Ambisius
149 Bab 147: Jack Dan Sarah
150 Bab 148: Jack Dan Sarah 2
151 Bab 149: Mengunduh Ilmu
152 Bab 150: Mafia Insyaf
153 Bab 151: Perkenalan Calon Menantu
154 Bab 152: Hamil Duluan?
155 Bab 153: Siapa Kalian?
156 Bab 154: Pernikahan Sarah dan Jack
157 Bab 155: Jack Memang Tidak Biasa
158 Bab 156: Salah Paham
159 Bab 157: Pamitan
160 Bab 157: Ngeronda
161 Bab 158: Menegangkan
162 Bab 159: Malam Untuk Jack Dan Sarah
163 Bab 160: Mommy
164 Bab 161: Mertua
165 Bab 162: Hubungan Yang Rumit
166 Bab 163: Simon Black Dragon.
167 Bab 164: Persiapan Perang
168 Bab 165: Kembali Ke Desa
169 Bab 166: Perang Di Desa Rorocobek
170 Bab 167: Menegangkan
171 Bab 168: Perang!
172 Bab 167: Mundur
173 Bab 168: Rencana Liburan
174 Bab 169: Almarhumah Betty
175 Bab 170: Duka Dan Bahagia
176 Kesandung Cinta Senandung
177 S2 Bab 1: Kenyataan.
178 S2 Bab 2: Samira
179 S2 Bab 3: Kesedihan Fatim
180 S2 Bab 4: Prahara
181 S2 Bab 5: Pilihan Tersulit
182 S2 Bab 6: Mana Jodohnya?
183 S2 Bab 7: Yash
184 S2 Bab 8: Sendiri
185 S2 Bab 9: Tinggal Sama Kita
186 S2 Bab 10: Berpisah
187 S2 Bab 11: Aku Yang Mengurus
188 S2 Bab 12: Kami Tidak Punya Papa
189 S2 Bab 13: Penculikan
190 S2 Bab 14: Sang Nanny
191 S2 Bab 15: Makan Malam
192 S2 Bab 16: Samira
193 S2 Bab 17: Jinny
194 S2 Bab 18: Pertemuan
195 S2 Bab 19: Permintaan Yash
196 S2 Bab 20: Ke Kantor Jack
197 S2 Bab 21: Nasehat Jack Untuk Fatim
198 S2 Bab 22: Kesombongan
199 S2 Bab 23: Perdebatan
200 S2 Bab Bab 24: Bertemu Raziq
201 S2 Bab 25: Saya Sangat Mendukung
202 S2 Bab 26: Seperti Hantu
203 S2 Bab 27: Kepo
204 S2 Bab 28: Kejutan
205 S2 Bab 26: Kedatangan Sisil
206 S2 Bab 27: Menikahlah Denganku
207 S2 Bab 28: Sisil dan Yash
208 S2 Bab 29: Nyonya Rumah
209 NUNA
210 S2 Bab 30: Masalah
211 S2 Bab 31: Duka dan Bahagia
212 S2 Bab 32: Keinginan Ayesha
213 S2 Bab 33: Menerima
214 S2 bab 34: Pertengkaran
215 S2 Bab 35: Berubah
216 S2 Bab 36: Persiapan Acara
217 S2 Bab 37: Kelahiran
218 S2 Bab 38: Keraguan
219 S2 Bab 39: Keceplosan
220 S2 Bab 40: Surat
221 S2 Bab 41: Sebuah Kenyataan
Episodes

Updated 221 Episodes

1
Bab 1: Talak
2
Bab 2: Bodoh
3
Bab 3 : Jual Rumah
4
Bab 4: Menerima Takdir
5
Bab 5: Dokumen Yang Tertinggal
6
Bab 6: Tamu Yang Ditunggu
7
Bab 7: Amanah Bapak
8
Bab 8: Transaksi Jual-Beli
9
Bab 9: Mama Arsi
10
Bab 10: Jangan Pergi Ma!
11
Bab 11: Langsung Klik
12
Bab 12: Butuh Pengacara?
13
Bab 13: Menemui Bram
14
Bab 14: Calon Masa Depan
15
Bab 15: Bantuan Untuk Bersih-Bersih
16
Bab 16: Wanita Ular
17
Bab 17: Porsi Kecil Harga Ratusan ribu
18
Bab 18: Belanja Bersama Rangga
19
Bab 19: Nggak Mau Ketemu Sapi
20
Bab 20: Mantan Rumah
21
Bab 21: Dia Anak Siapa?
22
Bab 22: Permintaan Arista
23
Bab 23: Permintaan Rangga
24
Bab 24: Hari Pertama Bekerja
25
Bab 25: Kedatangan Betty
26
Bab 26: Ditraktir Pak Gunawan
27
Bab 27: Meeting Dadakan
28
Bab 28: Bertemu Cintya
29
Bab 29: Temani Saya Sampai Selesai
30
Selamat Tahun Baru 2023
31
Bab 30: Pemikiran Ngarsinah
32
Bab 31: Telepon Dari David
33
Bab 32: Mungkin si Dedek Kesurupan?
34
Bab 33: Mungkin Dia Pake Pelet
35
Bab 34: Si Kembar Ke Kantor Ngarsinah
36
Bab 35: Naik Motor Bertiga
37
Bab 36: Betty
38
Bab 37: Kebersamaan Dengan Mama Arsi
39
Bab 38: Berprasangka Buruk
40
Bab 39: Pendarahan Hebat
41
Bab 40: Arsi Koma
42
Bab 41: Kepergian Arsi
43
Bab 42: Pria Misterius
44
Bab 43: Bangunnya Arsi
45
Bab 44: Monic dan Ningsih
46
Bab 45: Masa Lalu Monic
47
Bab 46: Tujuan Monic
48
Bab 47: Pulangnya Ngarsinah
49
Bab 48: Rangga Sakit Yang Tak Biasa
50
Bab 49: Rangga Masuk Rumah Sakit
51
Bab 50: Perisai Rangga
52
Bab 51: Rangga Pulang
53
Bab 52: Curiga
54
Bab 53: Jadilah Ratuku
55
Bab 54: Syarat Untuk Arsi
56
Bab 55: David dan Novi
57
Bab 56: Bread and Cake
58
Bab 57: Beli Telur Ya Mas
59
Bab 58: Belanja Telur
60
Bab 59: Nyumbang Telor
61
Bab 60: Why A Bread & Cake
62
Bab 61: David dan Arya
63
Bab 62: Kegelisahan David
64
Bab 63: Lemon Cake
65
Bab 64: Rencana Pernikahan
66
Bab 65: Ingin Ke Belanda
67
Bab 66: Theo
68
Bab 67: Cincin Pernikahan
69
Bab 68: Bertemu Lagi
70
Bab 69: Amarah David
71
Bab 70: Yuni & Bram
72
Bab 71: Dipingit
73
Bab 72: Akad Nikah
74
Bab 73: Kamar Pengantin
75
Bab 74: Bermain Di Kamar Pengantin
76
Bab 75: Resepsi Rangga dan Arsi
77
Bab 76: Novi & Arsi
78
Bab 77: Malam Milik Pengantin Baru
79
Bab 78: Si Kembar
80
Bab 79: Murkanya David
81
Bab 80: Arsi dan Yuni
82
Bab 81: Kamu Kerja Disini?
83
Bab 82: Keinginan David
84
Bab 83: Kamu Harus Upgrade Kualitasmu
85
Bab 83: Kisah Masa Lalu
86
Bab 84: Janda Satu Anak
87
Bab 85: Familymoon
88
Bab 86: Mabok Janda
89
Bab 87: Penyesalan David
90
Bab 88: Pembibitan
91
Bab 89: Hadiah Istimewa
92
Bab 90: Calon Madu
93
Bab 91: Kisah Fatim
94
Bab 92: Perubahan Arsi
95
Bab 93: Rasa Yang Aneh
96
Bab 94: Chubby Atau Gembrot?
97
Bab 95: Salah Paham
98
Bab 96: Dokter Kandungan
99
Bab 97: Hamil
100
Bab 98. Ngidam Duit
101
Bab 99: Papa
102
Bab 100: Fatim Di Serang
103
Bab 101: Bermain Sambal
104
Bab 102: Rencana Novi
105
Bab 103: Pertemuan Arsi dan Fatim
106
Bab 104: Apa Anda Suka Nyonya?
107
Bab 105: Arsi Dan Yuni Dalam Bahaya
108
Bab 106: Jurus Sepatu Sendal
109
Bab 107: Sebuah Maaf Yang Manis
110
Bab 108: Kegagalan Novi
111
Bab 109: Pernikahan David dan Fatim
112
Bab 110: Menjadi Suami Istri
113
Bab 111: Bukti
114
Bab 112: Siang Yang Panas
115
Bab 113: Tertangkap Basah
116
Bab 114: Pengusiran Novi
117
Bab 115: Si kembar Berantem
118
Bab 116: Tanggung Jawab
119
Bab 117: Serah Terima
120
Bab 118: Novi Pindahan
121
Bab 119 : Air Ketuban
122
Bab 120: Kelahiran Si Kembar Tiga
123
Bab 121: Kepergian Si Bungsu
124
Bab 122: Berduka
125
Bab 123: Kekuatan Keluarga
126
Bab 124: persiapan pernikahan Yuni dan Bram
127
125: Tugas Untuk Novi
128
126: Santi
129
Bab 127: Pernikahan Yuni dan Bram
130
Bab 128: Penyelidikan
131
Bab 129: Penyesalan Novi
132
Bab 130 : Hancurnya Rangga
133
Bab 131: Jack
134
Bab 132 : Rencana Arsi
135
Bab 133: Pertemuan dengan Jack
136
Bab 134: Paman Jack
137
Bab 135: Ingin Punya Anak Lucu
138
Bab 136: Permintaan Aneh Jack
139
Bab 137: Kesepakatan Aneh
140
Bab 138: Jack dan Sarah
141
Bab 139: Sang Mafia
142
Bab 140: Bertemu Kaisar
143
Bab 141: Taubat Itu Indah
144
Bab 142: Misi Dimulai
145
Bab 143: 8 Orang Tak Dikenal
146
Bab 144: Cewek Jagoan
147
Bab 145: Sebuah Ide
148
Bab 146: Wanita Ambisius
149
Bab 147: Jack Dan Sarah
150
Bab 148: Jack Dan Sarah 2
151
Bab 149: Mengunduh Ilmu
152
Bab 150: Mafia Insyaf
153
Bab 151: Perkenalan Calon Menantu
154
Bab 152: Hamil Duluan?
155
Bab 153: Siapa Kalian?
156
Bab 154: Pernikahan Sarah dan Jack
157
Bab 155: Jack Memang Tidak Biasa
158
Bab 156: Salah Paham
159
Bab 157: Pamitan
160
Bab 157: Ngeronda
161
Bab 158: Menegangkan
162
Bab 159: Malam Untuk Jack Dan Sarah
163
Bab 160: Mommy
164
Bab 161: Mertua
165
Bab 162: Hubungan Yang Rumit
166
Bab 163: Simon Black Dragon.
167
Bab 164: Persiapan Perang
168
Bab 165: Kembali Ke Desa
169
Bab 166: Perang Di Desa Rorocobek
170
Bab 167: Menegangkan
171
Bab 168: Perang!
172
Bab 167: Mundur
173
Bab 168: Rencana Liburan
174
Bab 169: Almarhumah Betty
175
Bab 170: Duka Dan Bahagia
176
Kesandung Cinta Senandung
177
S2 Bab 1: Kenyataan.
178
S2 Bab 2: Samira
179
S2 Bab 3: Kesedihan Fatim
180
S2 Bab 4: Prahara
181
S2 Bab 5: Pilihan Tersulit
182
S2 Bab 6: Mana Jodohnya?
183
S2 Bab 7: Yash
184
S2 Bab 8: Sendiri
185
S2 Bab 9: Tinggal Sama Kita
186
S2 Bab 10: Berpisah
187
S2 Bab 11: Aku Yang Mengurus
188
S2 Bab 12: Kami Tidak Punya Papa
189
S2 Bab 13: Penculikan
190
S2 Bab 14: Sang Nanny
191
S2 Bab 15: Makan Malam
192
S2 Bab 16: Samira
193
S2 Bab 17: Jinny
194
S2 Bab 18: Pertemuan
195
S2 Bab 19: Permintaan Yash
196
S2 Bab 20: Ke Kantor Jack
197
S2 Bab 21: Nasehat Jack Untuk Fatim
198
S2 Bab 22: Kesombongan
199
S2 Bab 23: Perdebatan
200
S2 Bab Bab 24: Bertemu Raziq
201
S2 Bab 25: Saya Sangat Mendukung
202
S2 Bab 26: Seperti Hantu
203
S2 Bab 27: Kepo
204
S2 Bab 28: Kejutan
205
S2 Bab 26: Kedatangan Sisil
206
S2 Bab 27: Menikahlah Denganku
207
S2 Bab 28: Sisil dan Yash
208
S2 Bab 29: Nyonya Rumah
209
NUNA
210
S2 Bab 30: Masalah
211
S2 Bab 31: Duka dan Bahagia
212
S2 Bab 32: Keinginan Ayesha
213
S2 Bab 33: Menerima
214
S2 bab 34: Pertengkaran
215
S2 Bab 35: Berubah
216
S2 Bab 36: Persiapan Acara
217
S2 Bab 37: Kelahiran
218
S2 Bab 38: Keraguan
219
S2 Bab 39: Keceplosan
220
S2 Bab 40: Surat
221
S2 Bab 41: Sebuah Kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!