Bab 9

LL 9

"Hei," bisik Louis lembut ketika melihat mata Lune mengerjap pelan.

Lune melihat wajah Louis dan mulai menangis kembali.

"Ssshhh ... Maafkan aku," ucap Louis lirih dan memeluk tubuh Lune.

"Kau menghianatiku," ucap Lune dengan pilu.

Tubuhnya bergetar karena tangisannya tak bisa berhenti.

"Tidak, aku tak pernah menghianatimu. Aku selalu mencintaimu," jawab Louis.

"Hmm, kau memang milikku. Kau hanya milikku. Kau tak boleh bersama Claire," ucap Lune posesif dan memeluk erat tubuh Louis yang ada di sampingnya.

Mereka hanya saling memeluk dan tak mengatakan apa pun lagi karena mereka ingin melepas rasa rindu meskipun di atas ranjang rumah sakit.

Jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Louis masih mengusap lembut kepala Lune.

Pikiran mereka sama sama mengingat tentang kisah cinta mereka yang dimulai dari 6 tahun yang lalu.

*

*

6 YEARS AGO ...

6 TAHUN YANG LALU ...

6 TAHUN YANG LALU ...

"Lune!!! Jangan bermain di sana!!" Teriak Jenna -- teman Lune.

"Itu lapangan milik umum, Jenna. Mengapa kita harus takut dengan mereka?" sahut Lune yang membawa bola basket di tangan kanannya.

"Lune!! Sebaiknya kita bermain di tempat lain, oke?" sahut Jenna.

"Kita sudah di sini, jadi untuk apa kita pindah? Kalau perlu kita bisa main bersama mereka," ucap Lune dan melihat banyak pria tinggi nan tampan di lapangan basket itu.

"Lune!! Oh God, dia keras kepala sekali," gumam Jenna yang tetap mengikuti Lune di belakangnya.

Lune duduk di pinggir lapangan bersama Jenna. Dan kehadiran mereka tentu saja membuat mereka menjadi pusat perhatian di sana.

"Kami masih bermain. Carilah lapangan lain," ucap salah seorang pria.

"Kami akan menunggu. Lapangan di sebelah sana rusak karena banyak lantai yang berlubang," jawab Lune.

"Hei, ayo bergabunglah," teriak salah satu pria yang lain pada Lune dan Jenna.

"Aku akan berhenti," ucap pria yang menurut Lune adalah yang paling menonjol di antara pria lainnya.

"Ini akan lebih seru, Louis," sahut temannya memanggil pria itu agar tak keluar dari lapangan.

"Aku tak suka bertanding dengan lawan yang tak seimbang, Lio," jawab Louis.

"Wait, kau menyindirku?" Sahut Lune tak terima.

Louis tak melihat ke arah Lune dan meminum air dari botolnya.

Meskipun pria itu tak menjawab tapi Lune tahu bahwa Louis mengejeknya dengan tak menanggapinya sama sekali.

"Bertandinglah denganku jika kau berani. Akan kubuktikan bahwa aku adalah lawan yang sepadan," kata Lune.

"Louis, ayo lah," ucap temannya yang lain.

"Carilah yang lain. Aku akan pulang," jawab Louis mengambil tas nya dan berjalan pergi.

Karena tak suka dengan sikap sombong Louis itu, Lune melempar bola yang dipegangnya tadi.

BUG!!!

Bola basket itu mengenai punggung Louis hingga membuat pria itu berhenti melangkah.

Lalu Louis berbalik dan menatap ke arah Lune tanpa ekspresi. Tak seperti pria pada umumnya yang biasanya akan meleleh dengan kecantikan Lune.

"Apa masalahmu denganku?" tanya Louis berjalan perlahan ke arah Lune.

"Lune, ayo pergi," ucap Jenna menarik tangan Lune.

Lalu Lune memundurkan langkahnya dan berbalik pergi. Kemudian menoleh lagi ke arah Louis dan menjulurkan lidahnya.

Louis tetap tak berekspresi dan beberapa temannya tampak tertawa.

"Siapa gadis itu?" tanya Louis.

"Dia Lune. Tetanggaku," jawab salah satu teman Louis yang bernama Wren.

"Jadi rumahnya ada di dekat sini?" tanya Lio.

"Ya, aku sedang mengejar kakaknya, tapi sayang kakaknya masih berada di Amerika," jawab Wren.

"Kalau begitu aku akan mengejar sang adik," sahut Lio tersenyum.

"Aku pulang," kata Louis akhirnya.

"Hari rabu kita akan bertanding, Louis. Kau akan ikut, bukan?" tanya Lio.

"Pekerjaanku di perusahaan sangat banyak. Aku baru menghandle perusahaan, jadi aku tak mempunyai terlalu banyak waktu senggang," jawab Louis.

"Oke, nanti kabari jika kau bisa datang," ucap Wren.

"Hmm, bye," sahut Louis dan pergi dari sana menuju ke arah mobil sportnya.

*

"Hei, bola basketku masih ada di sana," kata Lune ketika mereka sudah berada sedikit jauh dari lapangan.

"Kau bisa membelinya lagi nanti," kata Jenna yang masih menarik tangan Lune.

"Tak bisa, itu adalah hadiah dari daddy," jawab Lune dan melepas tangan Jenna.

"Lune!! Gadis ini keras kepala sekali," ucap Jenna kesal.

Lune berlari kembali ke arah lapangan itu dan bersamaan dengan itu mobil Louis pun berbelok di samping gedung hingga membuat Lune yang tiba tiba muncul di sana akhirnya tertabrak.

CIIITTTT!!! BRAK!!

"SHIITTT!!!" umpat Louis pelan.

Louis segera turun dari mobilnya dan melihat kaki Lune tampak berdarah akibat jatuh di atas aspal kasar itu.

"APA KAU TAK PUNYA MATA??!!" Bentak Louis dengan wajah marahnya.

"Hei, kenapa kau marah? Kau berbelok tanpa membunyikan klaksonmu," sahut Lune sambil merintih kesakitan.

"Ini jalan umum dan aku tak perlu membunyikan klakson," jawab Louis.

"LUNE!!" Teriak Jenna yang berlari ke arahnya dengan wajah panik.

"Kau tak apa-apa?" tanya Jenna memegang lengan Lune.

"Aku tak apa-apa. Bantu aku berdiri karena pria sombong itu tak mau bertanggung jawab," ucap Lune menyindir Louis yang masih berdiri di depan mobilnya.

Lalu Louis melangkah dan menggendong Lune.

"Hei, turunkan aku," ucap Lune.

"Aku akan mengantarmu ke dokter meskipun sebenarnya aku sangat enggan melakukannya," ucap Louis dingin.

"Kau harus membayar ganti rugi juga," sahut Lune.

"What!! Ini salahmu dan kau masih minta ganti rugi?" Ucap Louis dan memasukkan Lune dalam mobilnya.

"Jenna!! Ambilkan bola basketku, oke? Please," ucap Lune memohon.

"Oke, cepatlah pulang karena Uncle akan mencarimu," sahut Jenna.

"Ya, thank you," ucap Lune.

Lalu Louis menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arah kemudi mobilnya di sebelah kanan.

Tak lama kemudian, Louis melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

Lune melihat ke arah wajah angker Louis. Meskipun begitu, pesona ketampanannya tak bisa ditampik oleh Lune.

"Aku Lune, maaf tentang masalah tadi," ucap Lune akhirnya memulai pembicaraan.

Louis tak menjawab dan tetap fokus menyetir.

"Ck." Lune berdecak dan mencebik karena merasa diabaikan oleh Louis.

Lalu Lune melihat ke arah lukanya.

"Sepertinya ini akan berbekas. Aku minta biaya ganti rugi untuk perawatan kulitku nanti," ucap Lune.

Louis tetap diam tak menjawab.

"Pria menyebalkan," gumam Lune berbisik.

"Kau juga," jawab Louis akhirnya.

'Lihat saja nanti, akan kubuat kau jatuh cinta padaku lalu aku akan mendepakmu ke jalan,' batin Lune geram.

Setibanya di rumah sakit, Louis kembali menggendong Lune menuju ruang emergency.

Lune langsung ditangani oleh dokter dan perawat. Beruntung hanya luka gores saja yang dialaminya dan lukanya pun tak terlalu dalam.

Setelah kakinya diperban, Lune masih berada di atas ranjang. Louis kemudian masuk setelah menyelesaikan asministrasi pengobatan Lune.

"Di mana rumahmu?" Kuantar kau pulang," ucap Louis.

"Aku naik taksi saja. Antar aku ke depan," jawab Lune.

"Mengapa?" tanya Louis.

"Karena kau akan babak belur dihajar oleh ayahku," jawab Lune.

Terpopuler

Comments

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

visual2mu selalu buat auwoooooo

2024-04-22

0

bzare21

bzare21

huummm... genetik Robert n Kingsford makin mateng aj kek kesemek merekah thorr...

2024-03-31

0

bzare21

bzare21

iye iye thoooor kaga ush diulang² 🥵

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 BAB 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
78 Bab 78 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
79 Bab 79 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
80 Bab 80 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
81 Bab 81 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
82 Bab 82 ADRIAN LANA (EXTRA PART)
83 Bab 83 LANA ADRIAN
84 Bab 84 LANA ADRIAN
85 Bab 85 ADRIAN LANA
86 Bab 86 ADRIAN LANA
87 Bab 87 ADRIAN LANA
88 Bab 88 ADRIAN LANA
89 Bab 89 LANA ADRIAN
90 BAB 90 ADRIAN LANA
91 Bab 91 ADRIAN LANA
92 Bab 92 ADRIAN LANA
93 Bab 93 ADRIAN LANA
94 Bab 94 ADRIAN LANA
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
BAB 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
78
Bab 78 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
79
Bab 79 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
80
Bab 80 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
81
Bab 81 LANA ADRIAN (EXTRA PART)
82
Bab 82 ADRIAN LANA (EXTRA PART)
83
Bab 83 LANA ADRIAN
84
Bab 84 LANA ADRIAN
85
Bab 85 ADRIAN LANA
86
Bab 86 ADRIAN LANA
87
Bab 87 ADRIAN LANA
88
Bab 88 ADRIAN LANA
89
Bab 89 LANA ADRIAN
90
BAB 90 ADRIAN LANA
91
Bab 91 ADRIAN LANA
92
Bab 92 ADRIAN LANA
93
Bab 93 ADRIAN LANA
94
Bab 94 ADRIAN LANA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!