"Masuklah Putri Louisse." Perintah Ratu setelah mengetahui kedatanganku.
"Tolong panggil saya Louisse saja Yang Mulia Ratu." Pintaku dengan hormat.
Ya, di hadapanku kini tengah duduk seorang wanita cantik rambut pirang yang bergelombang indah bak sinar Matahari dengan bola mata biru terang terlihat anggun dan mempesona diusia yang sudah tidak muda lagi. Dialah Ratu Media Rose de Eliador. Tokoh utama antagonis di cerita novel aslinya. Dan dialah orang pertama di sini yang harus aku waspadai.
"Duduklah." Perintah Sang Ratu, dan akupun menurutinya.
"Terimakasih Yang Mulia." Jawabku seraya duduk di hadapannya yang sudah tersedia secangkir teh yang telah disediakan pelayan pribadi Ratu Media. Kebetulan sekali aku datang disaat dia sedang menikmati teh paginya.
"Aku mendengar jika semalaman kamu sakit karena terlalu lelah, apa sekarang kamu sudah merasa lebih baik?" Tanyanya padaku dengan nada yang begitu tenang sehingga aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan saat ini.
"Sebenarnya saat ini saya masih merasa pusing, tetapi saya tidak bisa melewatkan salam pagi yang sudah menjadi tradisi. Bukankah tradisi di dalam keluarga Kekaisaran harus dihormati? Itu menurut saya Yang Mulia." Jawabku yang harus terlihat sesopan mungkin di hadapan Ratu jahat ini.
"Meskipun masih muda ternyata kau mengerti sopan santun juga ya... Sikapmu sungguh terpuji." Ucapnya sambil tersenyum tipis menatapku.
"Aku mendengar ada masalah yang disebabkan oleh pelayan di istana Pangeran. Kamu tidak perlu terlalu memikirkannya, biar aku nanti yang akan menghukum mereka."
Aku sedikit terkejut tapi aku sudah menduganya jika dia tahu tujuanku datang menemuinya.
"Saya tidak menduga jika Yang Mulia Ratu sudah mendengar hal tersebut, tapi... Jika boleh saya tahu kira-kira hukuman apa yang akan Yang Mulia berikan kepada mereka?" Tanyaku. Aku penasaran jawaban apa yang akan Ratu berikan meski aku sudah menduga apa yang akan dia lakukan kepada pelayan-pelayan istana Pangeran tersebut.
"Aku masih memikirkannya... Mungkin dengan memotong gaji mereka untuk beberapa bulan itu sudah cukup." Jawabnya dengan santai seolah itu tidaklah penting.
Aku terdiam menunggu dia berbicara lagi.
"Mereka masih muda dan masih sedikit ceroboh, jadi tolong mengertilah..." Ucapnya kemudian.
Aha! Aku sudah menduganya sedari awal jika Media tidak akan menghukum mereka dengan benar karena pelayan-pelayan di istana Pangeran Leonard adalah orang-orang Media semuanya. Mereka adalah mata-mata Ratu. Dasar licik!!
Melihatku yang hanya diam saja Ratu Media mengerutkan keningnya dan membuka suaranya lagi...
"Apa menurutmu hukuman mereka masih kurang?" Tanyanya padaku.
Nahh!! Ini dia yang aku tunggu!
"Yang Mulia Ratu... Bukankah saya lebih berguna untuk anda dibanding para pelayan yang hanya bisa memberikan informasi melalui jadwal harian Pangeran Pertama. Saya lebih bisa memberikan informasi yang lebih berguna untuk anda Yang Mulia." Kataku memprofokasi Ratu jahat itu.
Dia tersenyum smirk mendengar kata-kataku.
"Informasi bagus katamu? Contohnya?" Tanyanya seakan meremehkanku.
"Anda pasti sudah tahu jika Pangeran Leonard sering membolos dibeberapa jadwalnya." Ujarku.
"Tentu saja aku tahu, aku sudah mengira jika anak rendahan itu sangat pemalas dan tidak tahu diri." Ujar Ratu Media dengan hinaannya pada Leonard.
Media pasti berpikir kenapa aku yang belum lama ini masuk ke istana bisa mengetahui hal ini? Tentu saja jawaban pastinya karena aku sudah membaca cerita aslinya dalam novel ini.
"Kalau begitu, apakah anda tahu apa yang dilakukan Pangeran Pertama disaat dia bolos?" Tanyaku seakan memberikan tebak-tebakan untuknya.
"Tentu saja, dia pasti sedang bersembunyi disuatu tempat dan menunggu sampai gurunya pergi. Sungguh sulit dipercaya jika anak seperti itu adalah Pangeran Pertama di Kekaisaran ini. Sungguh menyedihkan!" Ujar Ratu dengan kata-kata yang masih menghina Leonard. Terlihat jelas Ratu Media sangat membenci Leonard.
"Yang Mulia Ratu salah." Ujarku dengan tegas.
"Apa?!" Ratu terkejut aku telah mematahkan dugaannya.
"Selama bolos Pangeran Leonard keluar dari istana." Kataku memberi jawaban yang membuatnya lebih terkejut.
Sesuai yang aku ketahui di dalam novel, Ratu Media juga ikut campur dalam urusan pendidikan keluarga Kekaisaran Pangeran Leonard. Dan kebanyakan guru yang ditugaskan untuk mendidik Pangeran Leonard adalah kaki tangan Sang Ratu yang tidak mengajari Pangeran dengan baik dan cenderung asal-asalan. Ada bagian part dari novel tersebut yang aku ingat betul, part dimana Pangeran Leonard sangat jenuh dengan pelajarannya....
Kala itu didalam ceritanya Pangeran Leonard sedang berlatih pedang dengan gurunya, namun karena pelajaran yang diberikan merupakan bagian yang tidak penting dan hanya itu-itu saja akhirnya Leonard memilih untuk kabur.
"Membosankan!!" Seru Leonard dalam hati dengan perasaan jengkel dan diapun akhirnya kabur dari pelajarannya.
"Pangeran Pertama kabur lagi!!" Teriak gurunya dan menanyakan keberadaannya pada pelayan dan pengawal istana.
"Dia pasti sedang bersembunyi lagi." Lanjut guru seni berpedang itu dengan memijat pelipis keningnya.
"Nanti akan saya laporkan kepada Yang Mulia Ratu." Ucap sang pelayan istana.
"Dia sungguh Pangeran yang menyedihkan!" Ujar guru tersebut dengan mengeratkan giginya.
Sementara itu pangeran yang sedang bersembunyi di balik tembok mendengar semua yang mereka bicarakan, termasuk penghinaan tersebut. Namun bagi Leonard hal itu sudah biasa dan memilih mengabaikannya. Lalu dia pergi menuju bagian sisi istana pangeran bagian belakang dan memanjat tembok istana melalui cabang pohon yang menempel pada tembok istana. Di luar tembok tersebut ternyata sudah ada seseorang yang menunggu Leonard.
"Woi! Pangeran nakal, hari ini anda terlambat." Seru seorang lelaki yang sudah menunggunya dari tadi.
"Akhir-akhir ini penjagaan di istana Pangeran lebih diperketat, tapi itu tidak masalah bagiku." Jawabnya dengan datar.
"Penjaga sebanyak itu bukan apa-apa bagiku karena aku bisa lolos dengan mudah." Lanjut Leonard dengan sedikit menyombongkan dirinya.
"Tentu saja aku percaya itu." Sahut lelaki tersebut.
"Mari kita pergi, anak-anak pasti sudah lama menunggu." Ujar Leonard dengan senyum di bibirnya.
Ya begitulah kira-kira sepenggal part dari novel itu yang aku ingat. Dan satu fakta lagi yang tidak pernah diketahui oleh Ratu Media. Leonard yang diam-diam keluar istana dijam belajarnya ternyata berteman akrab dengan para prajurit bayaran yang nantinya akan menjadi pasukannya di masa depan. Dari merekalah Leonard belajar seni berpedang dengan baik dan tanpa sepengetahuan Ratu Media, Leonard tumbuh menjadi seorang ahli pedang di Kekaisaran. Berdasarkan pada cerita novel aslinya, keputusan Ratu yang mengirim Leonard ke medan perang justru menjadi boomerang bagi Sang Ratu karena itu justru malah memberi kesempatan bagi Leonard untuk menunjukkan kemampuannya. Dan akhirnya membuat Leonard menjadi pahlawan perang yang sangat berjasa bagi Kekaisaran Eliador.
Bagaimana kalau aku memakai cerita ini sedikit?
"Pangeran Pertama keluar istana untuk apa?" Tanya Ratu Media yang terlihat menahan emosinya.
"Pangeran belajar seni berpedang dari prajurit bayaran, itu mengartikan jika Pangeran tidak mempercayai guru yang telah Baginda Ratu pilihkan untuknya kan?" Jawabku dengan berusaha tetap memprofokasi Ratu Media.
Hmm... Bagus!! Wajah Media semakin terkejut.
"Yah... Meski demikian dia tidak akan pernah bisa belajar banyak dari prajurit bayaran level rendah bukan?" Lanjutku yang terus memprofokasi Ratu.
"Maksudmu kamu mengetahui hal yang bahkan tidak diketahui oleh pelayan istana Pangeran?" Tanya Ratu yang mulai terpancing omonganku.
Dasar bodoh! Tentu saja aku tahu karena aku sudah membaca novelnya. Haha... Tapi sayangnya aku tidak bisa memberi tahu semuanya.
"Saya sedikit membujuknya saja dan dia langsung menceritakan semuanya. Meski demikian Pangeran Leonard kan hanya anak kecil yang berusia yang sama dengan saya..." Jawabku dengan percaya diri.
"Mana mungkin anak yang mempunyai kecurigaan seperti itu?" Sahut Ratu yang kurang percaya.
Astaga! Aku lupa jika Leonard yang selalu mendapat perlakuan jahat dari Media membuat dirinya memiliki sifat yang tidak mudah percaya pada orang lain.
"Itu... Mungkin karena sebentar lagi Pangeran memasuki masa puber jadi dia lebih bersikap lunak karena saya adalah istrinya." Jawabku.
Apa Media percaya akan jawabanku?
"Yang Mulia Ratu... Saya akan menjadi mata dan juga telinga yang setia untuk anda. Saya yakin dapat membujuk Pangeran yang memasuki masa puber dan anda bisa membuang saya kapanpun anda mau jika saya sudah tidak berguna lagi untuk Yang Mulia." Ujarku untuk meyakinkannya.
"Pfft.. Haha... Ternyata kamu lebih percaya diri daripada yang aku pikirkan. Lalu imbalan apa yang kamu inginkan dariku?" Tanyanya padaku dengan tatapan yang tajam.
"Saya ingin hidup mewah, saya tidak ingin menjadi boneka yang nantinya akan diusir bersama Pangeran Pertama dan saya juga tidak ingin diremehkan oleh para pelayan istana. Maka dari itu saya memilih pihak yang benar di sisi Yang Mulia Ratu." Jawabku dengan tegas untuk meyakinkan Ratu.
"Pfft.. Hahaha..."
Kenapa dia tiba-tiba tertawa lagi? Apakah ada yang salah?
"Kau benar-benar mirip dengan diriku saat masih muda." Ujar Ratu dengan tersenyum.
Aha!! Benar sekali. Media yang lahir di keluarga bangsawan biasa selalu ingin hidup mewah dibanding siapapun. Maka dari itu dia menjadi istri Kaisar dan melahirkan seorang Pangeran.
"Aku menyukaimu Louisse, mari kita mencobanya." Ucap Ratu.
"Terimakasih Yang Mulia." Jawabku yang merasa lega.
"Lalu... Hukuman apa yang kamu inginkan untuk para pelayan?" Tanya Ratu padaku, dan tentu saja ini membuatku senang.
"Saya mohon untuk mengusir para pelayan tersebut dari istana." Jawabku dengan senang hati.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments