Ini... Ini di kamar lamaku, tempat aku berasal. Apa akhirnya aku pulang? Dan ini... Sepertinya aku pernah melakukan hal ini. Novel Pangeran Yang Terbuang? Ini novel terakhir yang aku baca sebelum... Ahh! Hidungku berdarah! Aku ingat sebelum aku tidur aku mendapati hidungku sedang mimisan dan kepalaku terasa pusing. Apakah ini hari itu? Apakah aku sedang mengulang waktu? Apakah ini mimpi? Rasa pusing di kepalaku terasa begitu nyata. Engghh... Pusing....
"Louis..."
Suara apa itu? Seseorang seperti sedang memanggilku.
"Isse..."
Engghh... Siapa?
"Louisse bangun!!"
Mataku langsung terbuka dan melihat Leonard sedang menatapku dengan wajah terlihat... Cemas?
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Leonard dengan nada cemasnya.
"Ahh Leonard... Apakah aku bisa tidur lebih lama lagi?" Tanyaku sambil menutup lagi mataku, sungguh kepalaku terasa amat pusing.
Ehh? Kenapa Leonard tiba-tiba menyentuh keningku dengan telapak tangannya.
"Sudah aku duga kamu demam." Ujarnya.
Ahh... Ternyata aku demam, pantas rasanya napasku terasa panas. Aku pasti kelelahan karena pelaksanaan pesta pernikahan kemarin, Kenapa aku harus terjebak di tubuh anak kecil yang buruk ini? Menyebalkan, rentan dan mudah lelah. Ya ampun... Kenapa wajah Leonard menatapku seperti itu? Pasti dia cukup khawatir melihatku tumbang seperti ini. Ahh, aku tidak bisa membayangkan jika suatu hari nanti wajah baik di hadapanku ini yang akan memenggal kepalaku.
"Hehe... Aku tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir, demam seperti ini tidak akan membuatku mati." Ujarku agar Leonard tidak lagi mengkhawatirkanku, tapi kenapa wajahnya semakin terlihat frustasi begitu dan hanya diam menatapku?
"Nanti kalau keluar tolong panggilkan saja pelayan untukku ya? Sepertinya aku akan lebih baik jika minum obat." Pintaku pada Leonard.
"Baiklah." Jawab Leonard dan diapun keluar dari kamar.
Ughh... Mataku berat dan kepalaku masih saja pusing, aku perlu meminum obat. Aku akan memejamkan mataku sebentar, pelayan pasti akan membangunkanku jika mereka sudah datang.
Apa aku bermimpi lagi? Aku ingat ini pertama kali aku terbangun di dunia novel ini. Awalnya sulit dipercaya dan aku hanya menganggapnya sebuah mimpi saja. Namun cukup lama berada di sini tidak membuatku terbangun dari mimpi. Tentu saja sangat sulit untuk beradaptasi di dunia yang benar-benar berbeda dari dunia asalku. Kira-kira butuh satu tahun mungkin lebih untuk beradaptasi dan menyesuaikan kebiasaan hidup di dunia ini. Sadar jika aku sudah meninggalkan dunia asalku dan benar-benar tidak bisa kembali sempat membuatku sangat frustasi. Sebesar apapun keinginanku untuk kembali itu akan menjadi hal yang sia-sia. Setelah dengan susah payah aku berhasil beradaptasi di dunia ini, kabar itu datang. Sesuai alur cerita dalam novel, surat pinangan dari Kekaisaran datang. Apa yang harus terjadi memang harus terjadi, aku tidak dapat mengganti alur cerita ini sesuka hati. Jadi harus bagaimana lagi? Aku harus berusaha yang terbaik agar tetap hidup di dalam novel ini. Meski sudah bertekat seperti itu, kenyataannya kehidupanku di dunia ini cukup berat untuk kujalani. Orang tua baruku rela menjual anaknya yang masih berusia tiga belas tahun kepada pihak istana demi untuk mempertahankan gelar kebangsawanannya dan menaikkan reputasi di dunia sosial. Setelah memasuki istana, para pelayan terang-terangan bersikap tidak sopan kepadaku serta merendahkanku. Aku tidak punya orang tua, kerabat ataupun teman di dunia ini. Hiks... Ayah... Ibu... Aku ingin pulang...
"Kenapa dia keadaannya masih seperti ini terus?! Apakah kalian benar-benar sudah memberinya obat?!"
Enggh... Berisik, siapa?
"Ka, karena tuan Putri dari tadi hanya tidur terus..."
"Apa?! Jadi jangankan untuk memanggil dokter, bahkan sampai sekarangpun kalian masih belum memberinya obat?!! Apa kalian bisa bertanggung jawab jika terjadi apa-apa pada Putri hahh?!!"
Ughh... Pusing....
Suara ini... Yang sedang marah-marah...
"Ma, maafkan kami Yang Mulia Pangeran."
"Louisse!! Jika kamu tidak mau jadi Putri yang mati sehari setelah menikah maka bukalah matamu sekarang juga!!"
Leonard... Apakah kali ini dia berteriak pada orang yang sakit? Hmm... Halus sekali cara bicaranya.
"Bukalah matamu! Kamu akan mati jika demammu tidak segera turun!"
Apa? Mati?!
Mataku langsung terbuka setelah mendengar kata 'mati' dari mulut Leonard. Namun jika dengan mati aku dapat kembali ke dunia asalku, lebih baik aku mati saja. Aku ingin memejamkan mataku kembali, tapi apa ini? Leonard tiba-tiba menyuapiku obat sebelum mataku terpejam kembali. Bagaimna bisa? Bukankah dia membenciku.
"Ahh Pangeran, biar kami saja yang..."
Leonard tidak mendengarkan para pelayan yang ingin menggantikannya dan terus menyuapiku obat dengan diam tanpa bicara. Aku melihat wajah khawatir Leonard yang seakan mengatakan untuk jangan mati, maka aku hanya mampu menurutinya untuk meminum obat dengan tenang hingga tanpa sadar mataku kembali terpejam. Ahh... Mungkin setelah bangun nanti aku sudah kembali lagi ke dunia asalku. Hingga....
Apa ini?! Kenapa aku masih saja terbangun di tempat ini?! Aku melihat Leonard tertidur dalam keadaan duduk di kursi samping ranjang. Arrgghh...!!! Kenapa aku masih berada di dalam novel?! Aku kira aku akan mati dan kembali lagi ke dunia asalku. Tapi... Apakah tubuh asliku masih ada di dunia asalku? Jangan-jangan orang-orang di sana sudah benar-benar menguburku?! Atau... Apakah Louisse yang asli mennggantikanku di sana? Jika itu benar, sungguh beruntungnya dia. Huuaaa....!! Aku semakin terlihat menyedihkan...!!
"Ahh, kamu sudah bangun? Tadi kamu langsung tertidur pulas setelah meminum obat." Leonard terbangun dan mengatakan kenyataan yang terjadi saat ini. Sungguh aku benar-benar tidak dapat tertolong lagi. Aku benar-benar terjebak di tubuh dan di sunia yang asing ini.
"Ibu, aku ingin pulang..." Tanpa sadar aku terang-terangan menggumamkan hal itu di hadapan Leonard.
"Ha? Apa??" Tanya Leonard yang mungkin samar-samar mendengar ucapanku barusan.
"Bu bukan apa-apa! Toh jika aku mengatakannya, kamu juga tidak akan mengerti." Aku langsung membalikkan badanku memunggunginya. Aku tidak ingin memperlihatkan wajahku yang terlihat menyedihkan ini.
"Kamu ini ya, benar-benar!!" Leonard terlihat emosi hingga bangkit dari duduknya.
"Terimakasih." Aku harus segera mengatakan itu sebelum dia benar-benar marah padaku.
"Karena kamu sudah mau menyuapiku obat meskipun dengan terpaksa, kalau terlambat sedikit saja mungkin aku akan benar-benar mati jika kamu membiarkanku." Lanjutku.
Leonard hanya diam mendengarkan ucapanku, dia sudah tidak marah kan? Tapi...
"Tapi kenapa kamu mau menyelamatkanku?"
Kenapa dia terdiam? Apa dia tidak mau mengatakan jika dia membenciku karena dia tokoh utama yang terlalu baik? Di dalam novel aslinya Louisse de Roman bagi Pangeran Leonard tidak lebih dari sekedar musuh. Itu karena Louisse de Roman adalah perempuan yang dibawa masuk ke istana atas rekomendasi Ratu Media sendiri demi mencegah Pangeran Leonard menikah dengan perempuan dari keluarga bangsawan yang berpengaruh. Karena Ratu Media tidak ingin Leonard mendapat dukungan dari para bangsawan lainnya untuk duduk di atas tahta selanjutnya. Bagi Ratu Media tahta selanjutnya hanya pantas diduduki oleh garis keturan murni yaitu Pangeran Oscar Brilliand de Eliador, putra kandungnya sendiri. Leonard yang sampai sekarang masih menerima perlakuan jahat dari Ratu Media pasti tahu hal ini. Dan dia tidak punya alasan apapun untuk menyelamatkanku saat ini. Bukankah lebih baik untuknya jika aku mati?
"Apa kamu selalu berpikiran jelek seperti itu?" Tanyanya dengan nada datar.
Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu?! Seakan dia mengetahui isi hatiku. Apa dia cenayang?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments