Episode.5

Nama Kenzo Zua di kalangan masyarakat sudah terkenal. Namun kali ini semua orang membicarakan kejelekan Kenzo yang telah tega melakukan KDRT terhadap istrinya. Karier yang dia bangun dari bawah kini hancur dalam sekejap mata. Berbeda dengan Mentari yang sekarang banyak mendapat tawaran pekerjaan. Karena skandal yang beredar membuat semua orang mendukungnya sebagai wanita kuat.

Saat ini Mentari sedang duduk berdua bersama sahabatnya sambil menyaksikan tayangan televisi. Tentu mereka melihat gosip terhangat yang sedang di bicarakan di televisi.

"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Rinda bertanya kepada Mentari.

"Entahlah, mungkin aku akan hengkang dari dunia hiburan yang penuh drama,'' jawabnya.

''Kamu yakin? Sayang sekali loh padahal kamu itu sudah sangat terkenal.''

''Apa enaknya terkenal tapi hidup tidak bahagia. Aku ingin hidup sesuai keinginan sendiri tanpa di sorot oleh media.''

''Jangan menyesal loh nantinya.''

''Tidak akan,'' ucap Mentari. Dia memang sudah memantapkan diri untuk berhenti dari dunia hiburan. Ingin membuka lembaran baru untuk masa depannya. Karena kebahagiaan tak selalu harus di sorot oleh media sehingga semua orang tahu. Namun kebahagiaan itu di saat diri kita merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan.

Mentari mematikan televisi. Dia mengambil ponsel miliknya dan mencari situs lowongan pekerjaan. Ternyata dia melihat ada iklan sebuah lowongan pekerjaan di salah satu perusahaan besar di ibukota.

''Rin, menurutmu bagaimana jika aku mendaftar ke perusahaan Wijaya Group?'' Mentari bertanya kepada Rinda.

''Kamu yakin mau mendaftar ke perusahaan? Jadi orang kantoran itu tidak sebebas jadi selebritis loh.''

''Aku sudah yakin dengan keputusanku. Ah sudahlah aku mau ke kamar dulu. Mau cari pakaian terbaik untuk di kenakan besok. Karena besok aku akan langsung mendaftar ke perusahaan itu,'' Mentari beranjak dari duduknya lalu dia pergi menuju ke kamar.

Rinda hanya menatap sekilas kepergian sahabatnya itu.

Mentari melihat ponsel yang ada di tangannya berdering. Dia melihat siapa yang menghubunginya dan ternyata itu Kenzo.

''Kamu kira aku akan mengangkat teleponmu, Tuan Kenzo yang terhormat,'' gumam Mentari, lalu dia mematikan ponselnya. Untuk saat ini dia malas untuk berbicara apa pun dengan Kenzo. Itu hanya akan membuat moodnya memburuk.

.....

.....

Mentari sedang bersiap untuk pergi. Sengaja dia berdandan culun agar orang di luar sana atau pun wartawan tidak mengganggunya. Dengan penampilannya itu tentu dia terlihat jelek. Namun dia sudah yakin dengan penampilannya yang seperti itu.

Mentari keluar dari kamar dengan membawa tas slempang berwarna hitam miliknya. Dia berpapasan dengan Rinda yang akan pergi ke belakang.

''Astaga ini Mentari? Tidak salah lihat nih penampilan begini macam ondel-ondel ibukota?'' Rinda memicingkan kedua matanya melihat penampilan sahabatnya yang menurutnya sangat aneh.

''Sudahlah tidak usah komen segala.''

''Tapi kamu jelek sekali berdandan seperti ini, Tar. Kamu gimana sih, wajah cantik-cantik kok di bikin seperti ini?''

''Inilah Mentari yang sekarang. Aku ingin hidup bebas tanpa embel-embel nama besarku di dunia hiburan.''

''Tapi tetap saja nanti kamu akan ketahuan jika kamu interview.''

''Tidak masalah. Itu bisa di rahasiakan.''

Rinda hanya menggeleng-gelengkan melihat tekad sahabatnya itu.

Mentari berpamitan kepada Rinda, lalu dia segera pergi. Kebetulan dia sudah memesan taxi online dan taxi online itu sedang menunggunya di depan.

Tiga puluh menit kemudian, taxi yang di naiki oleh Mentari sampai juga di depan sebuah perusahaan besar Wijaya Group.

Mentari tersenyum menatap bangunan menjulang tinggi yang ada di hadapannya.

'Semoga saja aku ke terima kerja disini,' batin Mentari. Sudah lama dia tidak menggunakan ijazahnya untuk melamar kerja. Karena semenjak lulus kuliah dia terjebak dengan pernikahan bersama Kenzo.

Mentari melangkah memasuki gerbang, menyapa satpam yang sedang berjaga. Hingga dia memasuki perusahaan, dia masih saja tersenyum kepada semua orang yang berpapasan dengannya.

Saat ini Mentari sudah berada di depan resepsionis yang sedang berjaga.

''Permisi, Kak. Saya mau melamar pekerjaan di perusahaan ini, ''ucap Mentari sambil memperlihatkan senyumnya.

Melihat penampilan Mentari yang seperti itu tentu resepsionis itu terlihat meremehkan.

''Kamu yakin mau melamar kerja dengan penampilan seperti itu? Paling baru masuk ruang interview langsung di suruh pulang.''

Mentari hanya tersenyum berusaha agar tidak marah.

''Tidak apa-apa, setidaknya aku sudah berusaha.''

Resepsionis itu menunjuk ke arah sebelah kanan dimana sudah banyak calon karyawan yang sedang mengantre. Mentari langsung saja pergi, ikut bergabung bersama mereka.

Setelah cukup lama menunggu giliran, akhirnya Mentari di panggil untuk memasuki ruang interview. Dia sedikit tegang saat melihat tiga orang yang sedang duduk di hadapannya.

''Nona Mentari Pramesti, silakan duduk!'' ucap salah satu dari mereka.

''Terima kasih,'' Mentari menarik kursi lalu duduk.

Mereka semua berbisik melihat profil Mentari yang sangat mirip dengan artis yang sedang tenar. Sedangkan penampilan Mentari secara nyata terlihat cupu.

''Maaf, apa ini profil asli? Kenapa sangat mirip dengan artis ibukota? Jangan main-main kalau mau mendaftar kerja,'' ucap salah satu dari mereka.

''Itu asli saya,'' Mentari melepas wig yang dia pakai di depan mereka.

Tentu mereka terkejut saat tahu jika wanita yang sedang duduk di hadapan mereka adalah artis.

''Biaklah, kita langsung saja interview,'' ucap wanita yang duduk di hadapan Mentari.

''Saya punya satu permintaan. Jika nantinya saya ke terima kerja disini, tolong jaga rahasia jika saya ini Mentari artis ibukota. Saya ingin hidup bebas tanpa ada kamera yang menyorot,'' pintanya.

''Itu tidak masalah untuk kami.''

Mentari mulai di beri berbagai macam pertanyaan. Karena dia yang memang cerdas, dia mampu menjawab semua pertanyaan itu. Mereka saling mengangguk dan berbisik setiap kali mendengar jawaban yang di lontarkan oleh Mentari.

Setelah selesai interview, Mentari di persilakan untuk keluar dan kembali bergabung dengan yang lain, sambil menunggu hasil di umumkan.

Dengan perasaan yang tak menentu Mentari mengusap ke dua tangannya, saat bagian HRD mengumumkan hasil keputusan penerimaan karyawan. Tiba-tiba kedua matanya membulat saat mendengar ada namanya dari tiga nama yang disebut. Mentari beberapa kali berucap syukur karena akhirnya dia mempunyai pekerjaan baru.

Mentari dan dua orang lainnya di suruh untuk mengikuti atasan mereka ke sebuah ruangan. Tak lama datanglah seorang lelaki tampan yang merupakan CEO di perusahaan itu. Dia adalah Arka Wijaya yang terkenal baik kepada semua orang.

Arka tampak menatap ke tiga wanita muda yang sedang berdiri di hadapannya. Salah satu dari mereka akan di pilih sebagai sekretaris pribadinya.

''Emm mungkin saya pilih kamu saja sebagai sekretaris saya,'' ucapnya sambil menunjuk Mentari. Tentu ada alasan tersendiri untuk memilih Mentari, Karena dari ketiganya hanya Mentari yang berpakaian sederhana. Arka tidak mau mempunyai sekretaris yang berpakaian sexy karena itu membuatnya risih.

Mentari tak menyangka jika dia bisa menjabat sebagai sekretaris dengan cara cepat. Ini sungguh kebahagiaan tersendiri untuknya.

Mentari di minta untuk mengikuti Arka menuju ke ruangannya.

'Awal yang bagus. Semoga saja ke depannya bisa lebih baik lagi,' batin Mentari sambil tersenyum senang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!