Episode.4

Kenzo melangkah pelan memasuki kamar Mentari. Dia mendekati Mentari yang saat ini sedang mengibas-ngibaskan pakaiannya. Jujur saja rasa gerah masih saja dia rasakan.

''Apa butuh bantuanku?'' Kenzo tersenyum menyeringai memperhatikan Mentari.

Mentari menoleh ke belakang saat dia mendengar suara suaminya.

''Tidak,'’ jawabnya singkat.

''Jangan berbohong. Aku tahu jika kamu membutuhkan bantuanku,'' Kenzo sengaja melepaskan pakaian yang dia kenakan di depan Mentari. Dia ingin memancing Mentari agar menyerahkan tubuhnya sendiri kepadanya.

''Stt ... '' Mentari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mencoba untuk menyadarkan dirinya yang saat ini merasa berhasrat.

Kenzo mendekati Mentari hingga jarak mereka sangat dekat. Bahkan Mentari bisa memandang bebas dada bidang suaminya. Namun dia mengalihkan arah pandangnya. Dia mencoba mengabaikan Kenzo yang berusaha menggodanya.

''Apa yang Tuan kasih di dalam minumanku tadi? Sepertinya Tuan Kenzo sedang merencanakan sesuatu,'' ucap Mentari.

''Tentunya itu sesuatu yang bisa membuat kita berdua senang. Bagaimana rasanya? Apa tubuhmu menginginkan sesuatu setelah meminum itu?'' Kenzo mencolek dagu Mentari.

Dengan sedikit kesadaran yang masih ada, Mentari mencoba menepis tangan itu.

''Jangan pegang-pegang!''

''Upps makin berani saja ya kamu sekarang. Tidak ingat ya derajat kamu sudah aku angkat dengan di jadikan istri.''

Kenzo yang mulai naik pitam, dia langsung mendorong Mentari hingga terjatuh ke atas kasur.

''Jangan mendekat!'' Mentari mencoba menghindar dari Kenzo yang mulai merangkak ke atas kasur.

''Tidak usah jual mahal, Mentari. Lagian kita itu suami istri,'' ucapnya sambil sedikit memberikan sentuhan di kulit putih Mentari.

Kenzo melihat Mentari yang hendak turun dari atas kasur. Dia langsung menariknya sehingga kini Mentari kembali terbaring di atas kasur.

''Baiklah jika kamu terus memberontak, maka aku akan langsung melakukannya saja,'' Kenzo naik ke atas tubuh Mentari. Dia mulai melakukan aksinya.

Awalnya Mentari menolak, namun karena pengaruh hawa panas yang ada dalam dirinya membuatnya pasrah dan menikmati apa yang di lakukan oleh suaminya.

Ini pertama kalinya Kenzo merasakan nikmat yang tidak pernah dia dapat dari Vania.

'Luas biasa,' batin Kenzo tanpa menghentikan aktivitasnya. Bahkan dia mengabaikan Mentari yang terus merintih kesakitan. Dia hanya menuruti kepuasannya saja.

Satu jam sudah keduanya bergelut di atas ranjang. Kini Mentari sudah tertidur pulas tak bertenaga. Sedangkan Kenzo masih terjaga. Dia sama sekali tidak bisa melupakan percintaannya yang begitu luar biasa.

Satu jam kemudian, Mentari terbangun dari tidurnya. Dia merasa tubuhnya remuk tak bertenaga. Saat menoleh ke samping, dia melihat Kenzo yang sedang tertidur. Mentari menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu ingatannya mulai berputar mengingat percintaannya dengan Kenzo.

Dengan pelan dia mulai turun dari atas ranjang. Mentari memunguti pakaian miliknya yang tergeletak di atas lantai.

Mentari akan langsung membersihkan diri. Sebelum memasuki kamar mandi, dia menatap suaminya dengan tatapan kecewa. Ya, Mentari kecewa karena suaminya sudah melakukannya secara paksa.

Mentari cukup cepat membersihkan dirinya. Karena dia harus pergi sekarang juga mumpung suaminya sedang tidur. Itu kesempatan baik untuknya.

.....

.....

.....

Kenzo terbangun dari tidurnya. Dia meraba kasur sebelahnya namun tak ada Mentari disana.

'Kemana dia?' batin Kenzo sambil mendudukkan tubuhnya ke atas kasur. Dia tersenyum mengingat percintaannya dengan Mentari. Dia tak menyangka jika Mentari akan senikmat itu.

Kenzo memunguti pakaian miliknya yang tergeletak di atas lantai. Dia memakai boxer miliknya lalu keluar dari kamar itu. Dia belum menyadari jika Mentari sudah pergi dari rumah.

Tak lama, Kenzo sudah terlihat rapi dan segar. Dia berniat menghampiri Mentari dan mengajaknya pergi berdua. Dia ingin sedikit memberikan perhatian kepada Mentari sebagai rasa terima kasihnya karena tadi dia sudah memaksa untuk melayaninya.

Beberapa kali Kenzo mengetuk pintu kamar Mentari, namun tidak ada sahutan juga dari dalam. Kenzo membuka pintu kamar yang memang tidak terkunci itu. Dia memanggil-manggil Mentari namun tidak ada sahutan juga. Dia pergi ke kamar mandi namun ternyata kosong.

Sejenak Kenzo menatap sekeliling kamar. Lalu tatapannya terfokuskan ke lemari baju yang tak tertutup rapat. Kenzo mendekati lemari itu dan membukanya. Kedua matanya terbelalak saat dia tak melihat pakaian istrinya di dalam sana.

'Ternyata kamu tetap pergi, Mentari. Lihat saja apa yang akan aku lakukan,' batin Kenzo yang tampak murka.

Kenzo merasa tersinggung karena sudah di tinggal pergi setelah melakukan percintaan panas. Harusnya dia yang meninggalkan seorang wanita, bukannya dia yang di tinggalkan seperti ini.

Kenzo pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Dia akan mencari keberadaan Mentari. Jangan sampai dia kehilangan jejaknya.

Kenzo yang berada di dalam perjalanan, dia mendengar ponsel miliknya berdering.

Ternyata asistennya yang menghubunginya.

''Hallo, ada apa?'' tanya Kenzo.

''Gawat, sekarang semua media bahkan televisi sedang membicarakan hubungannya pernikahanmu dengan Mentari. Beberapa saat yang lalu Mentari membeberkan hubungan pernikahannya denganmu. Kamu tahu sekarang semua orang membencimu dan mengecapmu sebagai lelaki bodoh yang telah menyia-nyiakan istri,'' ucap Rey sang asisten.

Kenzo mematikan panggilan teleponnya begitu saja. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu mulai melihat berita trending di sosial media. Ternyata benar, sekarang namanya sedang naik daun. Banyak hujatan dari nitizen yang di lontarkan untuknya.

''Awas saja kamu, Mentari. Karierku hancur gara-gara kamu,'' gumam Kenzo sambil bersungut-sungut.

Kenzo tidak jadi mencari Mentari. Dia berputar arah dan memutuskan untuk kembali ke rumah.

Kenzo menghentikan mobilnya beberapa meter dari rumahnya. Dia menatap ke luar, banyak sekali wartawan yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya.

''Ah sial, aku harus pergi kemana?'' Kenzo mengacak rambutnya dengan kasar.

Akhirnya Kenzo memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya. Untuk saat ini mungkin disana tempat yang paling aman untuknya.

Tiga puluh menit kemudian Kenzo sampai di rumah orang tuanya. Dia sedikit bernapas lega karena tidak melihat wartawan disana.

Kenzo mengetuk pintu rumah. Tak lama seorang pembantu membukakan pintu.

''Silakan masuk, Den'' ucapnya ramah.

''Terima kasih, Bi.'' ucapnya sambil tersenyum.

Kenzo menghampiri ibunya yang sedang duduk sendirian di ruang keluarga.

''Berani datang juga kamu setelah membuat kekacauan,'' ucap Bu Sari kepada anaknya.

Kenzo duduk di hadapan ibunya. Dia melihat ibunya yang sedang menatapnya tajam.

''Bukan Kenzo yang salah, tapi Mentari tuh yang berbuat ulah,'' ucapnya.

''Kamu masih mengelak, Ken. Apa kamu tidak melihat berita yang sedang beredar. Terlihat jelas disana ada rekaman CCTV di rumahmu. Bahkan terekam jelas saat kamu melakukan KDRT kepada istrimu. Mamah tidak habis pikir denganmu, mamah kecewa sama kamu. Lebih baik kamu ke luar negeri saja membantu ayahmu mengembangkan bisnisnya. Kamu disini juga cuma memalukan orang tua saja.''

''Tapi Kenzo masih ingin menjadi selebritis, Mah.''

''Kamu kira setelah berita KDRT kamu beredar, kamu masih bisa di terima oleh semua fansmu?''

Kali ini apa yang di katakan oleh ibunya ada benarnya juga. Tidak semudah itu untuk Kenzo kembali bisa mendapat kepercayaan dari para fansnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!