DIA SUAMIKU

DIA SUAMIKU

DS_1

Kenapa? Aku harus menikah dengan tetanggaku yang kaku, dingin, tidak peka, bahkan terlihat sombong. Sungguh aku sangat membencinya!

Daffi adalah manusia super kaku yang pernah aku temui. Tidak pernah senyum apa lagi menyapa, tatapannya itu terlihat sinis, seolah hanya dia lelaki yang paling sempurna. Tampan sih, tetapi untuk menjadi seorang suami, dia bukan tipeku.

Jika bukan karena jebakan betmen yang sahabatku lakukan, aku yakin pernikahan ini tidak akan pernah terjadi.

Sialnya ada seseorang yang memvideoku dan mengunggahnya kesosial media miliknya.

Hingga pada akhirnya video itu sampai pada Mamaku, dan meminta pertanggungjawaban si manusia kutub.

Drama rumah tanggaku akhirnya dimulai..

***

Ayana telah bersiap dengan pakaian kerjanya. Hari ini ia berangkat kekantor lebih awal dari biasanya. Jika sampai terlambat lagi, sudah dipastikan HRD akan menurunkan surat pemecatan. Ayana adalah anak tunggal yang berasal dari keluarga cukup terpandang. Namun ia sedikit kurang beruntung harus kehilangan sosok Ayah saat usianya masih kecil.

"Gak sarapan dulu?" Suara seorang wanita paruh baya menghampiri Ayana.

"Aya sarapan di kantor aja Ma, udah siang takut telat. Aya berangkat dulu, dah Mama," Ayana mencium pipi Mamanya sebelum ia melangkah pergi.

Mama Dinda hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.

Namun tiba-tiba saja ia menjadi emosional saat menatap punggung Ayana yang mulai menjauh.

"Andai saja Papa masih bersama kita, pasti Aya lebih nurut sama Papanya. Papa pasti bangga, putri kecilnya kini menjelma menjadi gadis cantik yang mandiri. Kami merindukanmu, Pa," Gumam Mama Dinda dengan sesekali mengusap pipinya yang basah.

***

Di tempat lain, seorang pria tampan dengan pakaiannya yang tapi tengah menikmati roti tawar dengan secangkir kopi sebagai sarapannya pagi ini.

"Daf, kapan kamu mau menikah? Mama malu sama teman-teman Mama, anak mereka sudah menikah dan bahkan sudah punya anak. Sedangkan Mama? Jangankan untuk cucu, menantu saja Mama masih harus bujuk kamu," ujarnya Maya, Mama Daffi.

"Daffi belum mau menikah Ma," lagi-lagi jawabannya tetap sama.

"Mau sampai kapan Daffi, umur kamu sudah kepala tiga loh, apa mau nunggu Mama dan Papa semakin tua?"

"Mama kamu benar Daffi, mau sampai kapan kami menunggu," tambah Irfan, Papa Daffi.

Pria pemilik nama lengkap Daffi Alaska tidak begitu memperdulikan pertanyaan orangtuanya. Seperti buronan Daffi terus saja dicecar untuk segera menikah. Apa mencari calon istri harus secepat itu?

"Gimana kalo kamu nikah sama Ayana, anak tante Dinda ituloh, tetangga kita," celetuk Maya membuat Daffi tersedak makanannya.

Ayana adalah tetangga Daffi yang begitu dekat dengan Mamanya. Bahkan telah menganggap Ayana seperti anaknya sendiri. Selama Daffi di Australia, Ayanalah yang menemani orangtuanya, bahkan sampai saat ini Ayana masih sering datang kerumah karena permintaan Mamanya.

Bukan tanpa alasan Maya selalu meminta Ayana untuk datang kerumahnya meskipun hanya sekedar mengobrol sambil minum teh.

Maya dan Dinda telah sepakat akan menjodohkan anak mereka saat Ayana dan Daffi dewasa. Kini waktu yang mereka bicarakan dahulu telah tiba.

"Anak baru gede itu? Ck, kayak gak ada perempuan lain aja," Daffi berdecak malas saat Mamanya mulai menjodohkannya, terlebih lagi dengan Ayana, gadis yang menurut Daffi sangat cerewet dan petakilan.

"Anak baru gede gimana? Dia itu udah dewasa, dan udah pantas buat nikah. Mama rasa Ayana adalah gadis yang cocok buat kamu."

"Daffi pergi dulu, Ma, Pa.." Dengan cepat Daffi menghabiskan sarapannya, ia menghindari pertanyaan Mamanya yang terus saja memintanya untuk segera menikah.

Maya menggelengkan kepala melihat Daffi yang selalu saja menghindar saat membicarakan pernikahan,"Lihat tu anak Papa, gimana mau dapet istri orangnya kaku begitu."

"Papa juga bingung Ma, harus dengan cara apa membujuk Daffi biar mau nikah," ucap Irfan pasrah.

Pada akhirnya kesabaran Maya dan Irfan mulai menipis. Berulang kali ia membunjuk Daffi untuk segera menikah, namun hasilnya selalu nihil. Mereka hanya mendapatkan jawaban yang sama setiap kali bertanya.

***

"Untung gue gak telat, bisa abis gue kalo telat lagi," gumam Ayana saat ia baru saja sampai di tempat kerjanya.

"Widih, tumben dateng cepet, kesambet apa lo?" Suara seseorang menghampiri Ayana hingga membuatnya terkejut.

"Apaan sih lo Sya, ngagetin aja. Ya kali gue telat mulu, yang ada ntar gue dipecat lagi," Jawab Ayana pada Tasya yang kebetulan juga baru sampai.

Tasya adalah teman sekantor Ayana sekaligus sahabatnya sejak SMA. Mereka mempunyai hobi yang sama, yaitu nangis dadakan saat nonton drakor. Tetapi sahabat Ayana itu memiliki kebiasaan yang unik, suka mencabuti rambutnya sendiri saat ia merasa pusing. Yang paling nyelenehnya lagi, Tasya suka menyiapkan es batu di bawah kakinya saat ia mau tidur. Sungguh aneh bukan? Tapi lucu hihihi..

"St..st, pak Daffi tuh," Tasya menoel lengan Ayana.

"Mana-mana?"

"Cie nyariin. Uhuy, akhirnya sahabat gue jatuh cinta," ledek Tasya.

"Jan ngaco deh, gue jatuh cinta sama si kulkas? Dih sorry ya kek gak ada cowok lain aja. Daffi mah apaan, cowok kaku yang udah kayak kanebo kusut gak pernah senyum dan juga S-O-M-B-O-N-G, sombong. Mana ada yang mau sama cowok modelan dia," cerosos Ayana tanpa sadar bahwa orang yang dibicarakannya mendengar semua ocehannya.

"St....Aya, pak Daffi," Tasya berbisik ditelinga sahabatnya yang sedari tadi terus bicara.

Ayana yang baru menyadari kehadiran Daffi seketika menutup mulutnya.

"Sudah?"

"Hehe, sudah pak," jawab Ayana cengengesan menahan malu.

"Masuk!" Daffi melangkah masuk tanpa memperdulikan lagi Tasya dan Ayana.

"Lo kenapa diem aja ogeb, kalo ada si kulkas, kan jadinya gue malu. Kalo gue sampe dipecat gimana?"

"Dih nyalahin gue. Harusnya lo itu bisa ngerem sedikit, biar gak bablas. Tapi Ya, gue mau bilang sesuatu,"

"Apaan?"

Tasya berbisik ditelinga Ayana,"Awas jatuh cinta, hahah."

"Gak lucuu Tasya, woy!! Tungguin gue," Ayana sedikit berteriak saat Tasya berlari meninggalkannya.

Entah apa yang akan Daffi lakukan pada Ayana setelah mendengar hinaannya tadi. Ayana sendiri tidak lagi punya keberanian menatap bosnya setelah apa yang ia lakukan.

Ingin rasanya gue ngilang dari muka bumi ini, pikir Ayana dengan cemas.

"Ayana.."

"Iya Bu, ada apa?"

"Kamu diminta keruangan pak Daffi sekarang!"

"Sa-saya Bu? Sekarang?" Ayana menjadi gugup saat sekertaris Daffi bernama Nadin meminta ia keruangan Ceo.

"Iya Ayana, sekarang!" Sekertaris Daffi mendadak gemas dengan Ayana yang bertingkah gugup itu, entah apa yang terjadi pada dirinya. Setelah mengatakan perintah dari atasannya, ia pun pergi.

"Sya, gimana dong? Si kulkas kira-kira mau ngapain gue ya?" Harap-harap cemas, perasaan Ayana bercampur aduk antara takut dan juga malu.

"Beraninya kamu menghina saya, sekarang kamu saya pecat!!"

"Tidakk..!"

Ayana berteriak hingga semua karyawan disana menolehnya. Ayana membayangkan kejadian di ruangan Daffi dan dia memecatnya. Kecemasannya semakin menjadi, keringat dingin mulai membasahi dahi dan tangan Ayana.

"Aya apa-apaan sih lo, budeg ni kuping gue," Tasya memijat pelan telinganya.

"Tolongin gue Sya, gue gak mau dipecat. Lagian tu kulkas kenapa gak diabaikan aja sih omongan gue. Tapikan apa yang gue omongin itu bener, dia itu manusia kadisokul," cerocos Ayana.

"Kadisokul apaan?"

"Kaku, dingin, sombong tapi sok cool."

"Saran gue, mending lo ngaku salah terus minta maaf deh. Siapa taukan pak Daffi luluh terus gak mecat lo,"

Bak mendapat lampu kuning, Ayana mengangguk dengan tersenyum memikirkan kembali ucapan Tasya yang menurutnya cukup cemerlang untuk meluluhkan seseorang.

"Lo emang besty terbaik gue, Sya. Tanks ya, doain gue semoga tu kulkas gak lagi beku hatinya."

Tasya hanya mengangguk dan memberikan kedua jempol untuk sahabatnya.

Dengan perasaannya yang cemas, Ayana memberanikan diri mengetuk pintu ruangan Daffi.

Tok..tok..tok..tok

"Masuk!" Terdengar suara dari dalam ruangan, Ayana perlahan membuka kenop pintu dan menghampiri Daffi yang tengah sibuk dengan berkasnya.

"Bapak memanggil saya?"

Tanpa melihat Ayana, Daffi bertanya"Kenapa lama sekali?"

"Ah, iya maaf. Ada apa Bapak memanggil saya?"

Daffi menghentikan aktifitasnya, ia beranjak dari duduknya dan mendekati Ayana. Daffi menyenderkan tubuhnya di meja dengan tangan yang ia lipat di dada. Mencoba memperhatikan Ayana dari dekat, Daffi terus memandanginya.

"Baru sadar lo kalau gue cantik, tapi ya gak gitu juga kali ngeliatnya," Ayana bermonolog dalam hati saat Daffi terus memandanginya.

"Maaf Pak, ada apa Bapak memanggil saya?"

"Kan gue risih juga lama-lama diliatin gitu, penuh cinta kagak, serem iya," Ayana kembali mengoceh, namun kali ini hanya dirinya dan Tuhan yang mendengar.

Daffi memajukan selangkah kakinya, dan saat ini posisi mereka bener-bener dekat dan hanya beberapa senti saja ruang kosong yang menjadi jarak ditengah-tengah mereka.

"Jantung gue kenapa? Gak mungkinkan gue tiba-tiba jantungan, keluarga gue gak ada yang punya riwayat sakit jantung," lagi dan lagi Ayana berbicara dengan hatinya setelah detak jantungnya mendadak tidak normal.

"Kamu Ayana?"

Setelah sekian purnama menunggu, akhirnya Daffi mengeluarkan suara emasnya.

"I-Iya Pak," jawab Ayana dengan gugup.

"Saya hanya heran, kenapa Mama saya begitu ingin saya menikahi kamu. Saya tidak suka wanita.."

"Wah, pantesan aja tante Maya selalu bilang kalo anaknya gak mau nikah. Ternyata ini alesannya?" Dengan cepat Ayana memangkas kalimat Daffi. Ia tidak tahan lagi harus membungkam mulutnya untuk diam lebih lama.

"Ck, ganteng-ganteng tapi doyannya pisang, gila aja, apa mungkin jiwanya tertukar?" Ayana bergidik ngeri membayangkan sosok Daffi yang sesungguhnya.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

baru baca udeh ngakak aja. 👍😘😍💖😂🤣

2023-09-11

0

baru mampir baca thor 🙏🙏🙏

2022-12-03

1

ensagita

ensagita

aku baca di lapak sebelah

2022-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!