Pura-Pura Jodoh

Pura-Pura Jodoh

Pengganti

Namanya Qailula Suha Damanik. Gadis berusia sembilan belas tahun itu terlihat anggun saat menggenakan gaun warna broken white, sedikit di atas lutut.

High heels warna perunggu terlihat serasi dengan jepit yang tersemat di rambutnya, begitu mencolok mata, khas penampilan Lula kesehariannya.

Dan yang lebih spesial, dada Lula terlihat lebih membusung saat ini, memamerkan asetnya yang terlihat sedikit beda dari biasanya. Perlu diketahui, sejujurnya milik Lula mempunyai ukuran kecil. Tapi karena ingin menyempurnakan penampilannya, dia terpaksa menggunakan push up bra berbusa tebal.

"Ai ... panggil putri kita, Frans bisa mengomel kalau kita terlambat hadir." Senyum Lula tersungging mendengar gerutuan sang ayah.

Pagi ini, keluarga Rainer Abiyasa Damanik hendak menghadiri acara akad nikah Frans Agung Pagara. Acara pernikahan akan diadakan satu jam lagi. Tapi, mengingat Frans adalah sahabat terbaik Rainer, pria itu tidak ingin melewatkan hari bersejarah sahabatnya.

"Aku di sini, Yah!"

Dua orang yang menghadap mobil seketika berbalik menatap Lula. Keduanya tercenung melihat penampilan putri pertamanya itu. "Are you okay, Lula?!" Alis Rainer nyaris menyatu, melihat penampilan sang putri tampak begitu feminim.

"Apa aku tidak pantas mengenakan ini, Yah?" Lula membalas dengan pertanyaan. Lalu menelisik kembali penampilannya.

"Aish, bukan begitu?" Telapak tangan pria itu mendarat di kening Lula. "Apa kamu membawa masuk seseorang ke kamar?"

"Why!" sentak Lula, dia justru merasa bersalah karena membuat kedua orang tuanya kebingungan.

"Siapa yang ngajarin kamu make up?"

"Ow ...." Lula tertawa riang, ketika mengerti ke mana arah pembicaraan Daddy nya itu. "Chanel YouTube! Tahu nggak, Yah, semalam suntuk aku belajar make up?" adunya penuh semangat.

Rainer yang mendengar itu hanya geleng kepala. Untuk apa coba dia melakukan itu? Jangan bilang Lula mulai jatuh cinta! TIDAK, dia belum siap melihat putri kecilnya tumbuh menjadi dewasa. lalu kehilangan Lula karena dipinang oleh laki-laki.

"Buruan! Katanya takut terlambat!" sela Zahira, memprotes suami dan putrinya. "Ngobrolnya dilanjutin di dalam mobil saja! Emang nggak bisa?" sambungnya, menyindir.

Seperti diingatkan, Rainer buru-buru membukakan pintu mobil untuk putrinya. Dia segera melajukan mobilnya ke rumah Frans.

Perasaan lega kini tengah dirasakan oleh Rainer. Mengingat sahabatnya yang kini telah berusia 39 tahun itu akhirnya menikah juga. Menikahi Priscilla yang notabene adalah seorang janda tanpa anak.

Rainer sendiri heran, bisa-bisanya karena merasa bersalah pada Priscilla, Frans menunggu status wanita itu menjadi janda. Dulu mereka memang satu sekolah ketika duduk di bangku SMA, Frans sempat membeli keperawanan Priscilla, sungguh masa muda pria itu kelam, nakal berbeda jauh dengan dirinya. Dan saat ini, Frans sudah tobat, dia adalah saksi bagaimana Frans memenangkan kembali hati Priscilla.

Senyum Rainer mengembang ketika mendapati putrinya dari kaca kecil yang ada di depannya. "Kado untuk Daddy kamu sudah siap, Sayang?"

"Udah, dong. Kata Bunda suruh bawain baju."

Rainer mengernyit. "Baju?"

"Ya. Kata Bunda ini baju dinas malam."

Rainer melirik ke arah sang istri, mendapati Zahira tersenyum cerah ia pun paham apa yang dikatakan putrinya.

Rainer mengangguk pelan. "Lula ... apapun yang kamu ketahui tentang Daddy Frans di masa lalu. Kamu cukup diam saja! Kamu jangan jauh-jauh dari Ayah, Okay?"

"Jangan terlalu serius, Yah!" Lula tersenyum masam. "Lula bukan gadis 10 tahun! Lula bisa pulang sekalipun kehilangan jejak kalian."

Gadis itu berusaha menikmati perjalanan yang cukup membosankan. Singkat cerita, Lula lah yang menjadi penyebab kandasnya hubungan Frans dan Priscilla. Berakhir Priscilla menikah dengan pria lain pilihan orang tuanya.

Dan hari ini, melihat daddy Frans hendak menikahi wanita itu, Lula pun merasa lega. Rasa bersalahnya sedikit sirna karena akhirnya sang Daddy bisa mendapatkan wanita yang dicintainya. Itulah yang Lula ketahui tentang sosok Frans.

"Ayah! Apa opung akan membawa Ben ke akad?"

"Tidak. Mungkin akan datang saat resepsi nanti malam!"

Kehidupan Lula terasa sempurna, dia memiliki orang tua lengkap dan hermonis. Dia juga memiliki satu adik laki-laki bernama Ben Sagara.

Lula memiliki kasih sayang yang melimpah ruah. Dia gadis istimewa. Memiliki tiga kakek, dan dua nenek. Mereka terlalu memanjakan Lula, sempat hari itu kakek Ken berniat membawanya tinggal bersama. Tapi kedua kakek yang lain tidak menyetujui. Mereka suka sekali memperebutkan dirinya.

Jadi demi keadilan, Lula memutuskan kembali ke rumah sang Ayah. Dia menyayangi ketiga kakeknya, tidak menginginkan permusuhan di antara mereka.

Berbeda jauh dengan kehidupan Lula saat berada di sekolah. Karena nilai akademiknya rendah Lula jadi kesulitan mendapatkan teman. Hanya satu pria penyuka drakor itulah yang mau berteman dengannya.

"Sayang ayo keluar!" Suara sang Bunda membuyarkan lamunan Lula. Gadis itu buru-buru membuka pintu, bersiap untuk menyaksikan sang Daddy menikah dengan wanita yang dicintainya.

"Hari ini kamu tampak lesuh sayang?" Tanya Zahira, turut prihatin. "Harusnya kamu ceria dong!"

"Bun, aku ceria! Coba lihat senyumku!" Lula menunjukan kedua lesung pipinya.

Zahira ikut tersenyum melihat bagaimana Lula memamerkan senyumnya. Dia tidak lagi khawatir dengan suasana hati sang putri.

"Bun, aku akan menemui Tante Priscilla dulu. Bunda cari tempat duduk dulu nanti Lula menyusul."

"Buruan ya, Sayang! Jangan lama-lama!" Pesan Zahira pada Lula, kemudian berjalan menghampiri sang suami yang sudah berlalu meninggalkannya. Pria itu terlihat sudah bergabung dengan teman masa SMA-nya dulu.

"Anak kamu berapa sekarang, Rain?" tanya seorang pria pada Rainer.

Sepertinya acara itu bukan lagi pesta perkawinan Frans dan Priscilla, melainkan acara temu kangen SMA Baracuda.

"Kamu nanyee?" balas Rainer, matanya memicing sembari menahan tawa.

"Astaganaga! Pengabdi cem-mek lu, ya! Dokter kandungan bisa gila juga!"

"Ye, dokter juga manusia! Aku cuma ngikutin anakku dia sering bilang gitu ke aku! Kamu sendiri sudah berapa anakmu?" jelas Rainer, tak ingin disalahkan, karena terbawa arus anak laki-lakinya.

"Kamu nanyee ... Kamu nanyaee!" pria itu menahan tawa saat melihat ekspresi Rainer. "Aku ngikutin Lo! Jangan marah, istriku hamil nih, besok aku bawa pasien ke rumah sakitmu! Lumayan kan, Lo jadi dapat bonus! nanti aku sekalian promo ke komunitas bumil di komplek! Yaelah, mereka sepertinya janjian. Masa dari nomor rumah 30 sampai 45 hamil semua!"

"Masa bodoh!" Tangan Rainer merangkul pinggang istrinya saat mendapati Zahira berdiri di sampingnya. "Ayo kita jauh-jauh, dia lagi kena sindrom _kamu nanyee? Ntar kamu ikut-ikutan! " ajaknya pada Zahira.

Pria yang ditinggalkan tadi terpingkal. Tak lama kemudian mereka semua mengambil duduk di kursi yang telah disediakan, mengikuti instruksi MC. Berhubung kursi sab depan sudah terisi penuh, Rainer meminta sang istri untuk duduk di kursi kosong bagian belakang. Lagian di sana bisa lebih mudah untuk memutar memori menjadi pengantin baru dengan Zahira, kala itu.

"Anak kita mana, Ai?" Rainer mulai mencari keberadaan putrinya.

"Tadi dia bilang mau lihat Priscilla."

Rainer mengangguk, merasa aman saat mendengar penjelasan singkat itu. "Akhirnya Frans nikah juga ya? Aku tu khawatir dia benar-benar nungguin Lula."

"Iya. Emang apa kata orang nanti kalau Frans menikahi gadis daun muda! jadi bahan gunjingan, pasti!"

"Tapi aku lebih mengkhawatirkan putri kita."

Zahira mengusap punggung Rainer. "Dia sudah baik-baik saja!"

Sebenarnya tidak banyak yang hadir dalam acara ijab qobul pagi ini. Frans dan Priscilla sengaja mengadakan acara terpisah. Dan akad nikah hanya dihadiri keluarga besar dan para sahabatnya saja. Sepertinya yang hadir tidak lebih dari seratus orang.

Beberapa menit menunggu, lagu pengiring mempelai mulai mengalun merdu. Rainer yang duduk di samping Zahira menatap penuh cinta ke arah wanita itu. "_You look so beautiful in white." Rainer menirukan lagu yang mengalun sambil menatap istrinya lekat. "Lagunya ngadi-adi. Kamu cantik pakai baju apapun. Apalagi kalau enggak!"

"Stop! Udah jangan dilanjut!" Zahira berusaha mencegah ucapan suaminya. Dia tahu ujungnya, pasti dokter kandungan itu akan membicarakan hal mesum setelah ini.

Sangking asyiknya mereka berdua ngobrol. Mereka sampai tidak tahu menahu saat mempelai sudah duduk di kursi ijab qobul. Dua orang itu tak ingin lagi melanjutkan adu pendapat. Mereka ingin menjadi saksi dari mempelai yang saat ini duduk di depan penghulu.

Suasana semakin menegang ketika Frans menjabat tangan penghulu. Seluruh orang yang hadir di sana akan menjadi saksi bagaimana Frans mengucapkan kalimat qobul.

"Saya terima nikah dan kawinnya Qailula Suha Damanik binti Rainer Abiyasa Damanik dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Ucapan pria itu membuat Rainer menegang. Netranya beralih menatap ke arah mempelai wanita. Dadanya bergemuruh, netranya berkilat amarah yang meronta meminta di luapkan. Sama halnya dengan Zahira, dia merasa tidak dihargai di sini. Tidak terima dengan situasi yang terjadi.

"Bagaimana, Saksi? SAH?!"

"Sah!" Beberapa orang berkata sah secara kompak hanya Rainer yang berseru mengatakan "TIDAK!" tanda pernikahan itu tidak sah.

Semua tamu yang hadir menatapnya lekat. Rainer justru dengan gagah berani mendekati meja akad. Hingga pandangannya bertemu dengan Frans. Dia sudah mengumpulkan kekuatan, bertumpu pada kepalan tangan kanannya, bersiap mendarat di wajah Frans.

Bugh

Satu pukulan mendarat di tulang pipi Frans, membuat kepala pria itu tertoleh ke arah samping. Rainer dengan cepat meraih tuxedo yang dikenakan Frans. Lalu kembali melayangkan bogeman. Pukulan kedua terlihat lebih keras sampai membuat Lula menjerit histeris. Dia shock, baru kali ini melihat Rainer tampak begitu murka, terlebih pada sehabat karibnya sendiri.

"Ayah stop!"

Terpopuler

Comments

ra_eonni

ra_eonni

yuhuuu... aq terdampar disini setelah baca komen disebelah🤗

2024-06-19

0

atik cahya

atik cahya

ka aku mampir

2023-06-05

0

Holyhaein

Holyhaein

awal yg menarik, mari lnjut dulu

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pengganti
2 Antara Qailula & Frans
3 Jadi Istri CEO
4 Stuntwoman
5 Konsekuensi
6 Izin Pergi
7 Tetap Bahagia
8 Tembak-menembak
9 Pungguk Merindukan Bulan
10 Cemburu Dengan Lula
11 Tidur Serumah
12 Berbohong
13 Pindah
14 Si Penelepon
15 Tagihan
16 Pacar Baru
17 Pura-pura Tidur
18 Cerai Aja
19 Sebuah Keputusan
20 Toilet
21 Isi Dompet
22 Ketahuan
23 Perjanjian Pernikahan
24 Guru Private
25 Levin Tahu
26 Spy
27 Tisu Majic
28 Mainanmu
29 Pujian Suami
30 Lolipop
31 Kontak Ponsel
32 Amarah
33 Hair-Dryer
34 Dokter Spesialis
35 Tamu
36 Kencan
37 Mengantar Kencan
38 Anakmu!
39 Barang Pengganti
40 Upah Lembur
41 Membengkak
42 Pangeran Yang Malang
43 Penjelasan
44 Bukan Prioritas
45 Terlalu Rumit
46 Penolakan
47 Aku Atau Dia
48 Butuh Kamu
49 Piyama & Kolornya
50 Duka
51 Boleh Aku Coba?
52 Sakit
53 Semboja
54 Demam
55 Kecurigaan Rainer
56 Panggilan Telepon
57 Tawaran Levin
58 Malam Bersama
59 Ancaman
60 Pertemuan
61 Anak Angkat
62 Kecewa
63 Dukungan
64 Story' Ayah
65 Kamar Bougenville
66 Lula Tahu
67 Ingkar
68 Aku Mencintaimu
69 Permintaan Eyang
70 Cara Mengakhiri
71 Pertemuan Dua Sejoli
72 Tuduhan
73 Tugas Ibnu
74 Terlelap
75 Tenangkan Dirimu
76 Pengakuan
77 Keputusan
78 Kesempatan Kedua
79 Pesan Pertama
80 Titip Frans
81 Wajah Ini Lagi
82 Sudah Tiada
83 Kehilangan
84 Ketagihan
85 ATM
86 Maunya Dipanggil Apa?
87 Kalah Saing
88 Ucapan Terima Kasih
89 Tebak Berhadiah
90 Mandi Junub Berdua
91 Reuni
92 Women On Top
93 Cemburu
94 Tarik-Ulur
95 Ada Yang Hilang
96 Baju Dinas
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Rumah Yang Selalu Dirindukan
100 Bulan Madu
101 Dua Kali
102 Pendarahan
103 Lima Minggu
104 Jangan Tinggalkan Lula
105 Hari Wisuda
106 Tentang Qailula Suha
107 Tentang Dia ( TAMAT )
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pengganti
2
Antara Qailula & Frans
3
Jadi Istri CEO
4
Stuntwoman
5
Konsekuensi
6
Izin Pergi
7
Tetap Bahagia
8
Tembak-menembak
9
Pungguk Merindukan Bulan
10
Cemburu Dengan Lula
11
Tidur Serumah
12
Berbohong
13
Pindah
14
Si Penelepon
15
Tagihan
16
Pacar Baru
17
Pura-pura Tidur
18
Cerai Aja
19
Sebuah Keputusan
20
Toilet
21
Isi Dompet
22
Ketahuan
23
Perjanjian Pernikahan
24
Guru Private
25
Levin Tahu
26
Spy
27
Tisu Majic
28
Mainanmu
29
Pujian Suami
30
Lolipop
31
Kontak Ponsel
32
Amarah
33
Hair-Dryer
34
Dokter Spesialis
35
Tamu
36
Kencan
37
Mengantar Kencan
38
Anakmu!
39
Barang Pengganti
40
Upah Lembur
41
Membengkak
42
Pangeran Yang Malang
43
Penjelasan
44
Bukan Prioritas
45
Terlalu Rumit
46
Penolakan
47
Aku Atau Dia
48
Butuh Kamu
49
Piyama & Kolornya
50
Duka
51
Boleh Aku Coba?
52
Sakit
53
Semboja
54
Demam
55
Kecurigaan Rainer
56
Panggilan Telepon
57
Tawaran Levin
58
Malam Bersama
59
Ancaman
60
Pertemuan
61
Anak Angkat
62
Kecewa
63
Dukungan
64
Story' Ayah
65
Kamar Bougenville
66
Lula Tahu
67
Ingkar
68
Aku Mencintaimu
69
Permintaan Eyang
70
Cara Mengakhiri
71
Pertemuan Dua Sejoli
72
Tuduhan
73
Tugas Ibnu
74
Terlelap
75
Tenangkan Dirimu
76
Pengakuan
77
Keputusan
78
Kesempatan Kedua
79
Pesan Pertama
80
Titip Frans
81
Wajah Ini Lagi
82
Sudah Tiada
83
Kehilangan
84
Ketagihan
85
ATM
86
Maunya Dipanggil Apa?
87
Kalah Saing
88
Ucapan Terima Kasih
89
Tebak Berhadiah
90
Mandi Junub Berdua
91
Reuni
92
Women On Top
93
Cemburu
94
Tarik-Ulur
95
Ada Yang Hilang
96
Baju Dinas
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Rumah Yang Selalu Dirindukan
100
Bulan Madu
101
Dua Kali
102
Pendarahan
103
Lima Minggu
104
Jangan Tinggalkan Lula
105
Hari Wisuda
106
Tentang Qailula Suha
107
Tentang Dia ( TAMAT )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!