Cintaku Di Kampus Pelangi
Sore itu pukul 17.30 WIB tampak tiga orang gadis remaja tengah berjalan bersama sambil berbincang-bincang di salah satu kampus swasta ternama di kota itu. Mereka adalah Rena, Rindu, dan Novi.
"Aduh, capek banget hari ini bener-bener enggak nyangka bakal ampe sore," ucap Renata yang akrab dipanggil Rena.
"Iya, tapi hari ini seru banget Na," sahut Rindu penuh semangat.
"Iya sih, meski di awal gue..."
"Hus, ingat Na! Anak bahasa enggak boleh ngomong pakai lu gue. Bisa dihukum kakak kelas kamu! Ingat kita anak bahasa," sahut Novi saat memotong ucapan Rena.
"Ups, lupa! Mau gimana lagi? Belum biasa sih," ucap Rena sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Makanya biasakan dari sekarang," ucap Rindu.
Rena pun melirik jam di pergelangan tangan kirinya.
"Eh, udah setengah enam nih, mau lewat mana kita? Gerbang depan atau gerbang belakang?" tanya Rena.
"Gerbang belakang aja," jawab Rindu.
"Emang kamu masih sanggup jalan, Rindu?" tanya Novi.
"Sanggup dong," jawab Rindu semangat.
"Alah, bilang aja lagi iritasi" timpal Rena tertawa mengejek Rindu.
"Kayak kamu enggak aja. Kalo kamu gimana, Nov?" sahut Rindu.
"Aku sih oke.. kalau kamu, Rena?" tanya Novi kepada Rena.
"Iya, aku juga okelah" jawab Rena.
Akhirnya mereka bertiga memilih untuk pulang lewat gerbang belakang. Gerbang belakang adalah gerbang kedua yang dimiliki kampus tersebut. Gerbang tersebut menghubungkan kampus mereka dengan jalan alternatif menuju terminal.
Jalan tersebut tidak dilalui kendaraan umum sehingga untuk sampai ke terminal mereka harus berjalan kaki. Ya, lumayan cukup jauh. Namun, dengan begitu mereka bisa irit ongkos.
Sebelum sampai ke gerbang belakang, Rena dan teman-temannya melihat sekelompok pemuda berdiri di tengah-tengah jalan yang akan mereka lalui.
" Ehem..ehem.. ada yang kepergok gebetan nih, " lirik Novi sambil tersenyum ke arah Rena saat mereka akan melewati jalan tempat beberapa pemuda tersebut berdiri.
"Hus.. berisik tau, " sahut Rena sambil membekap mulut Novi dari belakang.
Pemuda yang berbaju hijau itu menoleh ke arah mereka bertiga. Hal itu membuat Rena semakin salah tingkah.
Deheman teman-temannya yang semakin keras membuat Rena berjalan semakin cepat. Bahkan setengah berlari, mengabaikan teman-temannya, melewati kelompok pemuda tadi sambil menundukkan wajahnya yang sudah merona karena malu.
"Na, cepet banget sih.." sahut Rindu setengah berteriak. Ia terus berjalan mengejar langkah kaki Rena yang diikuti oleh Novi.
"Lagian kalian berisik banget! Malu tau," sahut Rena ketus.
Rena kini memperlambat langkah kakinya, menoleh ke arah Rindu dan Novi dengan wajah yang masih cemberut.
"Lah, emang kamu enggak pengen kenalan sama dia?" tanya Novi mendekati Rena.
"Ih, emang aku cewe apaan? Gengsi dong nanya duluan! Udah ah, jangan bahas itu lagi, tuh gerbangnya udah mo nyampe," sahut Rena seraya menunjuk ke arah gerbang.
Melihat gerbang yang sudah tak jauh lagi dari mereka, mereka pun mempercepat langkah kaki mereka. Namun, begitu sampai di dekat gerbang tersebut, mereka hanya bisa menghela napas kecewa karena ternyata pintu gerbang tersebut sudah ditutup.
"Yaelah, tutup lagi.." sahut Rindu.
"Iya, masa kita harus muter lagi ke depan mana jauh lagi.." ujar Novi lemas.
"Nggak, nggak, nggak, pokoknya nggak, malu lah nanti ketemu doi lagi! Entar disangka caper lagi bolak-balik terus," sahut Rena.
"Terus kita harus gimana, Rena? Masa kita manjat sih?" tanya Novi menekan kata terakhir yang diikuti anggukan oleh Rindu.
"Nah itu baru betul, Nov. Kita manjat aja," jawab Rena antusias.
"Hah!!" sahut Rindu dan Novi bersamaan kemudian saling memandang seolah tak percaya dengan apa yang mereka dengar.
"Serius, kamu mau manjat gerbang setinggi ini, Na? Kalau jatuh gimana?" tanya Novi
"Kalau jatuh ya ke bawah. Masa ke atas sih? Lagian kalau hanya setinggi ini mah kecil buat aku. Asal kalian tau waktu aku masih SD, pohon rambutan yang lebih tinggi lagi dari ini saja bisa aku naikin," sahut Rena membanggakan diri.
"Tapi itu beda Rena, sekarang kita udah kuliah! Mang kamu enggak malu apa?" tanya Rindu.
"Malu mah belakangan Rin, dari pada harus muter lagi jauh. Lagian nih ya,enggak ada orang yang liat ini.Tuh sepi! Kayanya mereka semua udah pada pulang deh," sahut Rena sambil melihat ke sekeliling, ke kanan dan ke kiri.
"Iya, juga sih.." sahut Rindu seraya ikut melihat-lihat keadaan sekitar.
"Menurut gimana, Nov? " tanya Rindu ke Novi
"Ya, aku sih ikut aja, tapi kalian bantuin aku naik ya, karena aku enggak terlalu pandai kalau harus manjat gerbang setinggi ini," jawab Novi.
"Oke lah, enggak masalah! Rindu kamu naik duluan, kamu jago kan? Abis itu baru Novi, nanti aku bantu Novi naikin badannya dari sini dan kamu Rindu, sambut Novi dari bawah," ucap Rena memberi instruksi.
"Oke," sahut Rindu menyetujui.
Setelah itu Rindu langsung naik melewati gerbang belakang tersebut yang tak lama disusul oleh Novi. Setelah Rindu dan Novi berhasil menyeberangi gerbang dengan selamat, barulah saat itu Rena ikut naik. Namun, sial bagi Rena, begitu ia naik dan sampai di puncak gerbang, tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakkan dua orang pemuda yang sontak membuat Rena dan teman-temannya kaget. Ia pun menoleh ke asal suara tersebut.
Di ujung sana, tampak dua orang laki-laki yang wajahnya seolah tak asing sedang melihat ke arah mereka bertiga. Salah satu dari dua laki-laki tersebut tampak sedang menggerak-gerakkan telunjuk tangannya seolah sedang berkata,
Hai, lagi pada ngapain kalian, panjat-panjat gerbang?!
Hal itu sontak membuat Rena cepat-cepat turun dan segera mengajak kedua temannya untuk lekas berlari menjauhi gerbang itu.
Setelah berlari agak jauh dengan nafas ngos-ngosan mereka pun berhenti sejenak.
"Gila, sumpah, jantung gue! Baru kali ini kepergok, padahal zaman SMA dulu enggak pernah tuh sampai kepergok kayak gini" Rena mencoba mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal.
"Apalagi aku seumur-umur baru kali ini manjat gerbang, Na," timpal Novi dengan nafas yang juga ngos-ngosan.
"Tapi seru ya.. Kayak lagi naik roller coaster, menegangkan," ucap Rindu yang membuat ketiganya tertawa bersama membayangkan kejadian yang baru saja terjadi
"Eh, kira-kira mereka liat persis muka kita enggak ya?" tanya Rena.
"Kayanya engga deh, Na. Mereka kan liatnya dari jauh," jawab Novi.
"Tapi kalau mereka liat dan masih ingat sama wajah kita gimana?" tanya Rindu.
"Yang pasti kalau ketemu mereka, kita pasti malu banget," sahut Rena menekan kata ‘pasti’.
"Ya, sumpah malu abis," sahut Novi
"Yoi lah, pastinya. Secara calon guru berani manjat gerbang kampus, apa kata dunia?" ucap Rindu dengan mengulas sedikit senyum. Lalu, ia meninggalkan tempat tersebut,diikuti oleh Rena dan Novi menuju terminal yang ada di salah satu kota terebut.
****
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Siapa aku?
Wah.. nakal ya..
2021-12-02
1
Mans
lanjut ah....
2020-09-21
4
Vida Kasim
lucu deh
2020-09-17
5