Kondisi Adel

John PoV

Aku benar-benar takut sehingga membuat aku membeku. Pria jahat itu memegang Adel dengan lengannya dan menaruh senjata api itu di samping Adel. Adel melihat ke arahku dengan matanya yang tampak berair. Aku tidak mau membiarkan apapun terjadi kepadanya. Tidak setelah apa yang dilakukan Larry kepada Stefani.

Stefani adalah kekasihku sebelum dia di lecehkan oleh Larry dan membunuhnya.

Aku sudah mengatakan kepada polisi apa yang telah terjadi saat mereka mengintrogasi aku. Namun pada hari berikutnya, Larry sudah pergi dan aku tidak pernah melihat dia selama 5 tahun belakangan. Sekarang dia ada di sini memperlakukan Ibu dari anak-anakku dan cinta dalam hidupku itu dengan kasar. Aku tidak mau membiarkan dia menyakiti mereka, tidak sekarang bahkan selamanya.

Aku akan membunuh dia sebelum dia bisa melakukan apapun kepada mereka.

"Hai kau John." Ucap pria itu dengan suaranya yang terdengar sangat jahat membuat bulu kuduk ku merinding.

"Apa yang kau lakukan di sini Larry?" Ucapku dengan tenang.

Aku tidak melihat apapun alasan yang membuat dia bisa marah dan jika dia merasa kesal dia pasti akan menyakiti Adel. Aku menarik kereta ketiga bayi kembar mendekat ke arahku dan menaruh diriku sendiri di depan kereta bayi itu, mencoba untuk melindungi anak-anakku.

Anak-anak yang aku punya ini, mereka tidak perlu mengetahui hal yang terjadi saat ini dan aku akan melalui semua ini sampai selesai. Aku melihat ke arah mata Adel yang terlihat lega saat dia menyadari bahwa bayi kembar tiga kami sudah aman.

"Oh aku berada di sekitar kota ini dan mendengar bahwa kau ada di sini. Aku mendengar bahwa kau mempunyai sebuah keluarga dan segalanya. Adikmu itu.... Olivia.... Bukankah dia? Dia sangat membantuku saat aku memaksanya untuk bicara denganku." Ucap Larry.

'Oh ya Tuhan, apa yang sudah dia lakukan kepada Olivia?'

Dia mengeratkan pegangannya kepada lengan Adel, dan itu membuat Adel semakin kesakitan dan air matanya semakin terjatuh di pipinya. Aku menyadari bahwa kepala Polisi itu bergerak dari sudut mataku. Aku tahu bahwa jika aku tetap membuat Larry teralihkan, maka kepala Polisi itu mungkin saja bisa meraih Adel dan menyelamatkannya.

Apa yang sebenarnya orang bodoh ini lakukan di kantor polisi. Apalagi dengan membawa senjata api seperti itu mengancam semua orang.

"Apa yang sudah kau lakukan kepada adikku?" Tanyaku dengan suara yang bergetar karena ketakutan.

"Oh dia akan baik-baik saja. Aku sudah memanggil ambulans. Kau tidak menyangka bahwa aku bisa cukup kuat sekarang bukan? Bisakah kau melawanku?" Ucap Larry.

Apa yang terjadi setelah itu, semuanya tampak berjalan dengan begitu lamban. Kepala Polisi itu menarik senjatanya yang ada di dalam lacinya lalu mengarahkannya dan menembakkannya ke arah Larry.

Larry menyadari hal itu dan dia langsung mendorong Adel terjatuh ke lantai dengan sangat keras. Aku bisa mendengar suara tengkorak kepala Adel yang terkena lantai dengan sangat keras. Kepala Polisi itu menembak berulang kali ke arah bajingan itu sampai dia terjatuh ke lantai dan tidak lagi bernapas.

Aku mencoba untuk membuat Adel bangun, tapi dia tidak bangun juga. Darah berada di mana-mana tampak keluar dari kepalanya. Tangannya juga terlihat terluka seperti patah dan ada luka tembak di perutnya.

"Adel.... Adel.... bangunlah, sayangku! Aku mohon bangunlah." Ucapku.

Aku mencoba yang terbaik untuk membuat dia bangun, tapi dia tetap tidak sadarkan diri.

Aku menyadari bahwa aku menangis.

'Oh ya Tuhan....'

Andai saja aku tidak menjadi seorang pria yang idiot, aku tidak akan pernah berakhir seperti ini, di tempat ini dan tidak akan ada hal seperti ini yang terjadi kepada kami.

Ini semua terjadi karena kesalahanku. Aku melihat paramedis datang dengan cepat. Mereka membawa Adel menjauh dariku. Aku membiarkan mereka melakukannya karena Adel harus tetap baik-baik saja dan dia harus bisa tetap seperti itu. Aku beralih ke arah ketiga bayi kembar kami yang tengah dibuat merasa nyaman oleh seorang polisi wanita.

Aku langsung membuat mereka semua berada dalam pelukanku. Aku membutuhkan Adel sekarang lebih dari yang aku rasakan sebelumnya. Aku harus mengetahui apakah dia baik-baik saja. Aku tidak pernah mengatakan kepadanya tentang hal ini. Dia tidak boleh meninggalkan aku seperti ini karena kesalahan yang aku buat. Dia tidak boleh pergi meninggalkan aku.

Aku duduk di ruangan sebuah rumah sakit di mana Adel dirawat. Aku tidak meninggalkan dia sedikitpun sejak dia dibawa kemari dan aku tidak berencana sedikitpun untuk meninggalkan dia secepatnya. Aku sudah menelpon semua orang-orang terdekat kami termasuk Olivia untuk melihat apakah dia baik-baik saja dan ternyata bajingan itu berbohong kepadaku. Dia tidak pernah menyentuh Olivia yang membuat aku merasa begitu lega. Bagaimanapun, sekarang aku tengah duduk di kursi ini menunggu Adel terbangun dia tengah koma.

Dokter mengatakan bahwa Adel begitu beruntung. Dia bisa saja meninggal dunia, jika dia tidak tiba di rumah sakit dalam waktu 20 menit lebih cepat. Benturan yang sangat keras di kepalanya itu membuat kepalanya mengeluarkan darah begitu banyak. Luka yang ada di tubuh dan kepalanya itu akan sangat mudah bisa membunuhnya. Tapi dia benar-benar seseorang yang penuh perjuangan untuk bisa hidup.

Luka tembak di perutnya dan lengannya yang patah adalah luka yang benar-benar serius. Tapi itu semua sudah bisa ditangani dengan baik. Aku lalu melihat ke arah bayi kembar tiga kami. Semua uni merupakan sebuah pengalaman baru bagiku. Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana Adel melakukan hal ini dengan waktu yang cukup lama. Itu membuat aku lebih menghargai dirinya lagi.

Di saat itu mereka semua sudah tertidur yang membuat semuanya terasa lebih mudah bagiku. Sekarang sudah 3 hari sejak insiden di kantor polisi itu terjadi. Aku merasa sangat bersalah. Adel seharusnya tidak pernah ada di sana, itu semua kesalahanku. Olivia terus mengatakan kepadaku bahwa semua itu bukan salahku. Tapi aku tahu jauh dalam diriku bahwa akulah orang yang bersalah. Mama Adel sudah pulang ke rumah dari pekerjaannya di luar kota itu.

Dia tampak sedikit terkejut dengan adanya banyak hal yang terjadi sejak dia pergi. Dia selalu ada di sini kapanpun dia sedang tidak bekerja dan dia selalu membantu aku untuk terus mengawasi kembar tiga itu. Aku jadi jauh lebih mengenal mereka selama beberapa hari ini. Aku jadi semakin mencintai mereka semua.

Aku tahu sangat aneh untuk mencintai mereka seperti ini dengan tanpa syarat, di saat aku baru saja bertemu dengan mereka kurang dari satu minggu yang lalu. Tapi dari sejak kejadian aku memeluk mereka bertiga dan selalu bersama dengan mereka, melihat mereka semua sepanjang harinya, aku langsung jatuh cinta kepada mereka semua. Aku tidak akan pernah meninggalkan mereka. Itu membuatku takut untuk berpikir jika Adel tidak menginginkan aku dalam hidup mereka.

Aku tidak membuat kesan baik karena datang terlambat dalam kehidupannya. Aku melihat ke arah tubuh Amelia yang tidak sadar dan merasakan air mataku terjatuh ke pipiku. Aku sudah terlalu sering menangis. Semua ini terasa sangat sulit. Semua yang aku inginkan adalah untuk memeluk Adel dan mengatakan kepadanya bagaimana aku sangat mencintai dirinya dan aku ingin meminta maaf atas semuanya. Aku akan melakukan apapun untuk dirinya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!