Kedatangan John

"Ayolah, kalian semua berhentilah bertengkar." Ucap ku kepada mereka semua.

Mereka semua lalu tampak terdiam dan melihat ke arahku. Beberapa saat kemudian, mereka semua pun kembali bermain.

"Siapa ini?" Tanyaku ditelepon itu.

"Ini aku John. Bagaimana kabarmu?"

" John?" Ucap ku dengan begitu terkejut.

"Iya..." Balasnya.

"Mmm baiklah! Dimana Olivia?" Tanyaku.

"Mmmm.... Aku tidak yakin. Aku pulang ke rumah dan dia tidak ada di sini. Tapi ponselnya tertinggal di rumah. Aku tidak mendengar kabar darimu. Jadi aku berpikir bahwa aku ingin mengetahui bagaimana kabarmu. Apakah kau baik-baik saja atau tidak? Dan bisakah aku mampir nanti ke rumah mu?" Ucapnya tanpa ragu.

"Iya." Balas ku singkat dengan perasaan yang masih begitu terkejut.

Aku lalu menutup sambungan telepon itu dan melihat kearah Bulan, Berlian dan Bintang. Entah kenapa aku tiba-tiba merasa terluka setelah mendengarkan suara John. Pria itu bahkan tidak pernah menelpon aku saat aku ingin dia tahu bahwa aku telah melahirkan atau saat aku mendapatkan anak-anakku atau bahkan selama satu tahun belakangan ini.

"Baiklah, kita lihat saja nanti. Biarkan dia datang kemari." Ucap ku.

Ada bagian kecil dalam diriku yang merasa bahagia karena aku akan melihat dirinya. Aku sudah menyadari bahwa aku sudah jatuh cinta kepadanya. Hal itulah yang menyebabkan saat dia tidak ada kabar apapun membuat aku merasa begitu terluka.

...****************...

Beberapa saat kemudian, setelah aku selesai memandikan ketiga bayi kembar ku itu, terdengar suara ketukan di pintu. Aku mematung dan belum menurunkan Bintang dari dalam gendongan ku.

Bintang mencoba dengan kuat mengingatkan aku bahwa aku masih menggendong dirinya. Aku lalu menurunkan nya untuk berdiri dan kemudian berjalan mengarah ke pintu di mana kedua saudari nya juga berdiri menatap kearah pintu.

"Ma... Ma... Icu.... Icu..." Ucap mereka semua bersamaan.

Aku tertawa melihat bagaimana menggemaskannya mereka semua seperti burung kecil yang berkicau. Aku tersenyum saat aku meraih pintu, menyiapkan diriku sendiri untuk melihat John. Aku membuka pintu dan menatap kearah John yang berdiri di depan pintu. Dia tetap terlihat tampan sama seperti dulu.

"Mamma.... Mamma...." Ucap Berlian.

Aku melihat ke bawah dan ketiga bayi kembar ku itu tampak berdiri di belakang kakiku. Mereka semua tengah memegangi kakiku.

"Ww...woww... Kau yang melahirkan mereka bertiga?" Ucap John yang membuat perhatian ku kembali ke arah dirinya.

"Mmmmm iya." Balasku. "Masuklah dan aku akan memperkenalkan mu kepada mereka semua." Ucapku seraya mencoba untuk melepaskan mereka semua dari kakiku.

Namun itu tidak berhasil. Jadi aku mulai berjalan dan menarik mereka semua. Ketiga bayiku itu memang sangat menyukai permainan ini. Kami berjalan ke arah ruang bermain dan John mengambil kursi terdekat.

Ketiga bayi kembar ku itu berlari mengambil mainan favorit mereka. Aku lalu duduk di sebuah sofa yang berada dekat dengan mereka dan sedikit jauh dari tempat di mana John duduk. Dia melihatku dan ketiga bayi kembar ku yang sekarang tengah mulai sibuk bermain.

"Mereka tumbuh besar dengan sangat cepat." Ucap John.

Namun aku tidak mengatakan apapun. Setelah itu kami pun terdiam dan hanya terdengar suara dari anak-anak saja. Bulan mulai berhenti bermain dengan boneka teddy bear nya dan tiba-tiba dia melihat kearah John.

Bulan berdiri dan berjalan ke arah tempat John duduk, lalu dia menjatuhkan boneka teddy bear nya di kaki John dan kemudian menjatuhkan dirinya di samping boneka itu. Bulan hanya duduk disana menatap kearah John dalam diam. Sementara John melihat ke arahku dengan gugup dan aku merasa sedikit terhibur dengan tatapannya itu.

John pria yang berusia 23 tahun, dan merupakan seorang mahasiswa itu tampak takut kepada bayi perempuan yang baru berusia 1 tahun. Aku ingin tertawa, tapi saat semuanya sudah mulai terasa aneh aku pun melihat kearah Bulan.

"Bulan sayang.... Bangun dan menjauh lah dari John. Kau menakuti dia sayang." Ucap ku dengan suara yang sangat pelan.

Tapi aku tahu bahwa Bulan mendengar ucapan ku karena dia menarik boneka teddy bear nya itu dan kembali bermain dengan kedua saudara kembarnya.

Aku lantas menatap kearah John dan bertanya kepadanya apa yang dia lakukan di sini.

"Mmm sebenarnya aku merasa bahwa kau pasti sudah melahirkan bayi itu sejak lama dan sekarang aku ingin bertemu dengan mereka dan melihat bagaimana kabarmu. Tapi aku tahu bahwa aku tidak seperti itu." Ucap John seraya menatap ke arahku.

"Semuanya akan terasa jauh lebih baik jika kau datang waktu itu. Oh aku tidak tahu kenapa kau tidak bisa datang saat kau mendapatkan kabar saat aku melahirkan itu. Sebenarnya aku tidak akan ada masalah apapun, jika kau masih bisa mengirimkan ucapan selamat kepadaku melalui pesan singkat atau apapun itu jika kau memang benar-benar sibuk. Tapi kau sama sekali tidak ada saat itu John dan itu sedikit mengecewakan bagiku." Ucapku dengan suara yang bergetar.

Aku berdiri dan berjalan ke arah dapur. Aku tidak mau membuat anak-anak melihat aku dalam kondisi yang tengah marah. Seperti yang aku pikirkan, John tampak mengikuti aku. Semua perasaan bersalah dan juga bingung tampak jelas di wajahnya.

"Aku pasti akan datang dan tinggal disini beberapa hari jika aku mengetahui kabar saat kau melahirkan itu." Ucap John dengan suara yang terdengar marah.

Tatapan matanya itu terlihat sangat jelas penuh dengan kemarahan.

"Kau berada dalam daftar orang yang aku buat untuk mendapatkan kabar tentang aku yang melahirkan John. Kau juga pria yang sudah cukup dewasa. Olivia menelpon mu jutaan kali untukku. Tapi kau tidak pernah datang. Aku menunggu dan menunggu dan bahkan selalu menunggu dirimu tapi kau tidak pernah datang." Teriakku.

"Diam lah Adel!" Ucap John yang ikut berteriak padaku. "Aku sama sekali tidak mendapat satu telepon atau pesan apapun di ponsel ku atau pesan yang dikirimkan melalui burung ataupun angin. Atau apapun itu yang kau pikir bahwa kau sudah mengirim nya. Aku ingin berada di sini mendampingi mu, dan aku sudah mengatakan kepadamu itu sebelum aku pergi dulu." Ucap John.

"Tapi Olivia menelepon mu. Dan aku mendengar langsung dari ponselnya dimana dia menelpon mu secara terus-menerus saat aku berada di dalam ruangan rumah sakit dan berharap ratusan kali bahwa kau akan datang menemui ku atau setidaknya meminta maaf karena sudah menjadi pembohong terbesar di dunia ini." Ucap ku dengan begitu kesal.

Aku seolah mengungkapkan semua rasa kesal ku kepada John yang sudah sangat mengecewakan aku dengan sikapnya itu.

John terus menatapku. Aku merasa kupu-kupu beterbangan dalam perutku dimana perasaan itu tidak pernah kurasakan sejak terakhir kali aku melihatnya.

Tiba-tiba dia berjalan menjauh dariku. Tampak jelas bahwa dia telah memikirkan sesuatu.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!