Kembar Tiga

Hari ini pukul 06.30 malam, aku melahirkan dua bayi cantik yang aku beri nama Bulan dan yang satunya aku beri nama Berlian dan.... Satu lagi bayi laki-laki yang mengejutkan kami semua yang aku beri nama Bintang.

Aku tidak menyangka bahwa aku akan langsung mempunyai tiga orang bayi. Selama ini aku hanya mengetahui bahwa aku hamil kembar dan juga tidak mengetahui jenis kelamin dari bayiku, karena aku memang ingin semuanya menjadi sebuah kejutan bagiku dan juga orang-orang terdekat ku.

Semuanya benar-benar terjadi di luar pemikiran ku. Dokter yang menangani aku bahkan terkejut karena aku yang melahirkan bayi kembar tiga dan dengan cara yang normal. Andai saja berat badan bayiku seperti bayi normal lainnya, aku pasti akan melahirkan secara caesar karena dokter mengatakan bahwa pinggulku cukup kecil.

Namun ajaibnya aku bisa melahirkan ketiga bayiku dengan normal. Mungkin juga semua itu terjadi karena bobot merek yang dibawah rata-rata. Bahkan saat pertama kali lahir ukuran mereka tidak lebih besar dari sebuah botol.

Aku berada di rumah sakit selama satu minggu hari setelah itu. Hal itu terjadi karena bayi kembar tiga ku terlahir prematur. Jadi mereka harus di observasi selama beberapa hari karena kesehatan mereka tidak stabil. Tapi, sama seperti Mama mereka, yaitu aku sendiri, mereka tidak lemah. Mereka memiliki semangat hidup yang begitu kuat, meski beberapa kali mengalami kondisi kritis. Namun pada akhirnya Tuhan mau menjawab doaku dan mengizinkan ketiga bayi kembar ku untuk bisa hidup di dunia ini.

Hampir semua keluarga dan teman-teman dekat ku datang untuk mengunjungi kami semua. Tapi itu kecuali Papa dan John.

Untuk Papa, aku bisa mengerti karena Papa pasti belum bisa menerima apa yang terjadi kepadaku ini. Tapi fakta bahwa John tidak datang, sangat menyakiti hatiku. Padahal sebelumnya dia sudah berjanji bahwa dia akan datang menemui ku saat aku melahirkan nanti. Bahkan Olivia mengatakan kepadaku bahwa dia sudah mencoba untuk mengabari John. Tapi nomor ponsel John tetap tidak bisa dihubungi. Aku rasa aku seharusnya memang tidak mengandalkan dirinya.

...****************...

1 tahun kemudian....

Johan langsung pergi setelah 1 minggu aku keluar dari rumah sakit. Dia berteriak kepadaku di rumah dan mengatakan bahwa ketiga bayi itu bukanlah anak darinya dan dia tidak mau menjadi bagian dari hidupku yang menyedihkan ini. Aku merasa begitu terluka saat dia mengatakan hal itu. Aku memang ingin anak-anakku memiliki figur seorang Papa yang bisa menemani mereka saat beranjak besar.

Sosok pria terdekat yang dimiliki oleh anak-anakku adalah seorang pria bernama Bobby. Bobby adalah kekasih baru dari Olivia. Tapi dia bukanlah panutan yang aku inginkan bagi anak-anakku lihat sebagai sosok seorang pria yang baik untuk mereka. Aku membutuhkan seorang pria yang bisa menyayangi anak-anak.

Pria itu tidak perlu menjadi kekasihku apalagi menjadi Papa dari anak-anakku. Dia bisa saja merupakan seorang pria yang merupakan sahabatku, kakak ipar ku atau yang lainnya. Bahkan aku sangat berharap bahwa sosok yang menjadi figur laki-laki baik itu adalah Papa ku, Opa dari anak-anakku. Tapi sayangnya Papa sampai saat ini belum mau pulang ke rumah apalagi sampai mengakui kehadiran cucu-cucunya ini.

Aku keluar dari khayalan ku saat aku mendengar suara Mama yang memanggilku.

"Adel....?" Ucap mama.

"Hmmm, ada apa Ma?" Balas ku.

Aku berjalan kearah tempat duduk sambil menggendong Berlian. Sementara Bulan dan Bintang sudah ada di dalam area tempat bermain mereka yang kami buat berada di dalam sebuah ruangan khusus untuk sebagai tempat mereka untuk bermain. Mama terlihat duduk di salah satu sofa sembari menyuapi Bintang dengan buah-buahan.

Sangat sulit bagiku untuk menggendong mereka bertiga dalam suatu waktu atau memberi mereka makan atau mengganti pakaian mereka atau melakukan apapun itu. Aku sangat beruntung karena kakakku sering berada di rumah dan mama juga mengurangi jam kerjanya bahkan Olivia sering datang setelah jam belajarnya berakhir.

"Mama sudah diminta untuk pergi melakukan perjalanan bisnis selama dua minggu. Apakah kau akan baik-baik saja saat Mama pergi? Mama tidak akan melakukannya jika kau pikir bahwa kau tidak bisa melakukan semua itu sendirian." Ucap Mama.

Kak Gea sudah mengatakan padaku bahwa kakak akan berada di rumah ini tinggal beberapa hari lagi dan setelah itu Kakak akan pergi keluar kota. Jadi aku pun memikirkan ucapan Mama selama beberapa menit.

Bayi kembar tiga ku ini sekarang sudah berusia satu tahun. Mereka memang cukup sulit untuk ditangani. Tapi aku sudah belajar bagaimana caranya untuk bisa mengatasi semuanya. Ketiga bayi ku itu mempunyai kepribadian yang berbeda.

Bulan adalah bayi yang sangat tidak sabaran. Dia akan menangis dengan keras dan akan semakin keras saat dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Sementara Berlian adalah bayi yang cukup tenang. Dia tidak terlalu sering menangis dan Bintang adalah bayi yang benar-benar protektif kepada kedua saudarinya. Aku berpikir bahwa hal itu sangat menggemaskan.

Walaupun mereka semua berbeda, mereka tampak saling menyayangi. Bintang dan Berlian, mereka berdua sangat pintar dan membuat langkah pertama mereka saat mereka masih berusia 8 bulan. Sementara Bulan tampak sedikit cemburu kepada kedua saudara kembarnya itu karena dia baru bisa membuat langkah pertamanya saat dia berusia 9 bulan.

Mereka semua sangat menggemaskan dan benar-benar membuat aku merasa begitu bersyukur saat melihat mereka semua berjalan bersama mencoba untuk saling menangkap satu sama lain.

Aku tersadar bahwa aku berada dalam lamunan ku saat Mama memegang pundak ku dan tersenyum kepadaku. Aku membalas senyuman mama dan berkata, "aku akan baik-baik saja Ma."

"Jika ada masalah yang terjadi aku akan menelpon Mama, oke!" Ucapku.

Mama tampak menghela napas lega dan menurunkan Bintang dari atas pangkuannya dan langsung memeluk aku dengan sangat erat dan berterima kasih kepada ku berulang kali.

"Terima kasih sayang. Jika Mama berhasil dalam pekerjaan ini, Mama bisa mendapatkan bayaran yang sangat besar." Ucap Mama terlihat begitu bahagia seperti seorang anak kecil.

Mama lalu langsung naik ke lantai atas untuk menyiapkan pakaian yang akan dibawa oleh Mama pergi ke luar kota. Aku lalu duduk di lantai untuk bermain bersama anak-anak. Saat mereka mulai saling berebut mainan lagi, tiba-tiba ponsel ku terdengar berdering.

Aku meraih ponsel yang ada di atas meja dan melihat nama yang tengah menelpon diriku itu dan itu ternyata adalah Olivia.

"Hai kau gadis seksi...!!" Ucap ku via telepon.

"Hai Adel...." Terdengar suara maskulin di ponsel itu, tepat saat Bulan mulai memukuli Berlian dengan suaranya yang terus berkata, "da... da.... da..."

Sementara itu Bintang mencoba untuk menghentikan kedua saudarinya itu. Mereka semua tampak begitu menggemaskan dengan tingkah polos mereka yang seperti itu.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!