Melahirkan

Author PoV

Johan tengah duduk di ruang tunggu sebuah rumah sakit. Dia sangat membenci rumah sakit. Tadinya dia hampir saja pergi sebelum Olivia muncul dan mengatakan kepada dirinya untuk tetap duduk disana.

Johan masih tidak bisa mempercayai bahwa dia akan menjadi seorang ayah. Dia benar-benar tidak bisa mempercayai semuanya. Dia tahu bahwa dia memang sangat mabuk di malam itu, dan dia mengingat bahwa dia memang bersenang-senang dengan Adel. Tapi dia sama sekali tidak mengingat bahwa dia sampai tidur dengan Adel.

Saat itu dia tidak melakukannya karena sahabatnya, John, mengatakan kepadanya bahwa dia tidak boleh melakukannya karena Adel adalah sahabat baik dari adiknya, Olivia.

Johan dan John hanya berada di rumah Olivia untuk mengambil beberapa barang milik John di kamarnya dan mereka pun pergi keesokan paginya. Johan benar-benar tidak tahu bagaimana dia bisa keluar dari semua masalah ini. Dia tahu bahwa seharusnya dia tidak pergi ke rumah Adel, tapi dia begitu penasaran.

Tadi pagi Johan terbangun dengan kekasihnya yang berada di dalam pelukannya, saat ponselnya berdering. Saat Lili, kekasihnya itu mendengar percakapan yang dia lakukan dengan Olivia, Lili kekasihnya itu lantas pergi begitu saja, padahal Johan sudah berencana untuk menikah dengan kekasihnya itu.

Dan Johan tahu bahwa semua itu tidak akan pernah terjadi dan dia berpikir semua itu terjadi karena kesalahan Adel.

'Gadis itu membuka sela kakinya untuk pria sembarangan dan dia sekarang dalam masalah dan masalah itu malah menyeret diriku. Tapi tidak, jika aku tidak melakukan apapun dengan dirinya.' pikir Johan dalam hati.

Sementara itu tak jauh dari sisi Johan, ada juga Olivia yang duduk di ruang tunggu yang sama dengan dirinya.

Olivia tengah duduk berhadapan dengan Johan dan melihat wajah Johan yang tampak tidak senang. Olivia tahu bahwa apa yang dia lakukan tidak benar. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Johan tampak sangat marah dan semua itu terjadi sejak Olivia mengatakan kepadanya bahwa dialah yang sudah menghamili Adel, sahabat baiknya.

Olivia melihat Johan dan Adel bercumbu dimalam pesta ulang tahunnya itu. Tapi dia tahu dengan benar bahwa Johan bukanlah ayah dari bayi yang dikandung oleh Adel. Tapi Olivia menolak untuk membiarkan ayah kandung dari bayi yang ada di dalam kandungan Adel itu mengetahui semuanya. Karena Olivia tidak mau hidup orang itu kacau karena hal ini.

Olivia hanya berharap bahwa Adel dan Johan bisa memaafkan dirinya begitu juga dengan ayah kandung dari bayi yang ada di dalam perut Adel.

'Aku harap Tuhan tidak akan marah kepadaku. Tapi aku sangat menyayangi sahabatku dan juga ayah kandung dari bayi yang dikandung Adel. Aku tidak mau kehilangan mereka.' ucap Olivia dalam hati.

Olivia kemudian mendekat ke arah tas milik Adel. Dia tahu bahwa semua orang yang diinginkan oleh Adel untuk berada di dalam rumah sakit, sebagian besar dari mereka adalah keluarga dan teman-teman dekat Adel.

Bahkan sebenarnya Papa Adel ada dalam daftar itu. Hanya saja Papa Adel sudah pergi beberapa bulan yang lalu karena terus saja menggerutu dan marah karena kondisi Adel yang hamil itu. Gea kakak Adel saat ini juga berada di luar kota.

Olivia mulai menghubungi semua orang yang ada di dalam daftar yang diinginkan oleh Adel. Dia membiarkan semua orang tahu tentang situasi yang terjadi terhadap Adel agar mereka semua tahu bahwa bayi Adel akan segera lahir, kecuali untuk ayah kandung dari bayi itu. Olivia sama sekali tidak mau menghubungi orang itu.

Beberapa saat kemudian, Olivia melihat daftar nama-nama yang sudah dia kirimkan pesan tentang kondisi Adel. Tapi dia tiba-tiba membeku melihat sebuah sebuah nomor yang seharusnya tidak dia hubungi.

Sementara itu di dalam ruang persalinan...

Adel benar-benar tidak siap untuk menjadi seorang ibu dan dia tahu bahwa semua itu sudah terlambat untuk dia sesalkan.

Saat ini dia sudah mengalami kontraksi selama 5 jam dan dia menyadari bahwa wanita lainnya mengalami kontraksi jauh lebih lama. Tapi Adel juga tahu bahwa para dokter pasti memiliki obat-obatan yang bisa mempercepat semuanya. Tapi para dokter itu menolak untuk memberikan itu kepadanya.

Adel benar-benar marah dan menganggap semua dokter itu sangat bodoh. Setiap beberapa menit seseorang akan datang dan melihat bagaimana kondisi dirinya dan hal itulah yang membuat Adel merasa tidak nyaman.

Adel setidaknya sudah menghitung ada lima orang berbeda yang melihat ke arah jalan lahir bayinya dan itu sudah terlalu banyak bagi dirinya.

"Oke Adel...." Ucap seorang dokter.

Adel melihat kearah dokter yang tampak mengerikan itu. Waktu pemeriksaan terakhir kali, Adel dan Mama nya memutuskan untuk memilih seorang dokter yang kini berada dihadapan Adel untuk bisa melahirkan bayi kembarnya. Adel berpikir bahwa dokter itu akan menjadi yang terbaik. Dokter itu selalu terlihat bahagia dan Adel berpikir bahwa dokter itu bisa membuatnya terus tersenyum saat dia melahirkan bayinya nanti. Tapi sekarang, Adel malah ingin merobek senyuman seram dari wajah dokter itu.

"Baiklah sayang kelihatannya ini sudah waktunya bagimu menjadi seorang ibu. Apa kau siap?" Tanya dokter itu dengan menyeringai.

"Tidak, aku sangat tidak siap. Aku merubah pikiranku." Teriakku.

Aku lalu melihat kearah mama yang tampak melihat ke arahku dan mencoba untuk menahan dirinya agar tidak tertawa.

'Oh ya Tuhan, aku ingin memukuli Mama. Kenapa Mama bisa-bisanya ingin tertawa melihat penderitaan ku ini....' ucapku dalam hati.

"Baiklah Adel, saat aku mengatakan dorong, aku mau kau untuk...."

"Dorong? Apanya yang aku dorong? Apa yang sebenarnya kau.... Aaaahhhh!" Teriakku kesakitan. "Dokter, jika kau tidak memberikan aku obat sekarang juga, aku akan mengambil tempat tidur melahirkan ini dan membuangnya ke wajahmu." Teriakku lagi.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!