Kedatangan Seseorang

Aku terus-menerus menggerutu karena kelelahan. Tapi Mama meminta aku untuk turun ke lantai bawah.

Saat aku tiba di lantai bawah, aku tidak menyadari ada seorang pria yang tengah berdiri di ruang tamu menatap ke arahku, sampai Mama akhirnya mengalihkan perhatian ku dengan suara batuknya. Kemudian Mama menganggukkan kepalanya ke arah pria itu.

Pria itu terlihat sedikit familiar bagiku. Dia menatap kearah perutku dengan tatapan yang seolah menganggap perutku itu menjijikkan. Aku langsung tidak menyukai pria itu dan aku tidak tahu siapa dia sebenarnya.

"Hai Adel...!" Ucap pria itu dengan suara yang terdengar keren.

Dia terus melihat ke arahku dari atas kepala sampai ke kakiku. Tapi fokus matanya kembali mengarah ke arah perutku yang sangat membesar ini.

Aku terus berpikir kenapa dia tetap menatap kearah perutku seperti itu. Apa yang sedang dipikirkan nya dan siapa sebenarnya pria ini?

Entah kenapa, bagiku dia terlihat seperti seorang pria bajingan. Dia juga terlihat begitu arogan. Aku benar-benar muak melihat kearah wajahnya yang entah kenapa memang terlihat begitu tidak nyaman saat memandang ke arahku.

Sebenarnya dari tampang, dia tidak terlihat terlalu buruk. Dia mempunyai rambut yang berwarna hitam yang panjangnya sampai menutup telinganya dan menutupi alisnya. Dia mempunyai mata yang terlihat begitu menakjubkan bahkan untuk seorang pria yang terlihat begitu arogan seperti dirinya.

"Siapa sebenarnya kau?" Ucap ku dengan begitu kesal.

"Kenapa sayang?" Ucap nya. "Aku begitu terkejut karena kau tidak mengingat aku." Lanjutnya kali ini dengan suara yang terdengar begitu kejam.

Aku benar-benar tidak tahu apa yang sudah aku lakukan atau siapa dia sebenarnya. Tapi aku sudah merasa langsung tidak menyukai dirinya.

"Selama ini Olivia menghabiskan waktu mencoba untuk menemukan di mana keberadaan ku hanya untuk dirimu." Ucapnya lagi.

"Baiklah, aku akan mengulang ucapan ku sekali lagi, dan kemudian kau harus menjelaskannya kepadaku siapa sebenarnya dirimu itu." Ucap ku.

"Namaku Johan dan menurut teman baik mu itu, aku adalah ayah dari benda itu." Ucap pria itu seraya menunjuk ke arah bayi yang ada di dalam perut ku.

Reaksi yang ada di dalam diriku setelah mendengar ucapannya adalah, pertama, aku sangat ingin membunuhnya. Dia menyebut anak-anakku dengan sebuah benda. Yang kedua, aku tidak yakin bahwa dia adalah ayah dari anak-anakku.

Anak-anak ku tidak akan mungkin mempunyai gen dari dirinya. Dari penampilan dia memang terlihat oke. Tapi sikapnya benar-benar tidak bisa diterima.

Dan yang ketiga, bagaimana mungkin Olivia tahu bahwa dia adalah ayah dari bayi yang ada dalam kandungan ku ini. Olivia bahkan tidak mengatakan apapun kepadaku saat kami bahkan sering membicarakan tentang hal ini. Ini semua tidak seperti aku butuh untuk bisa menemukan dirinya.

Tapi aku begitu penasaran dan ingin mengatakan kepada anak-anak ku pada suatu hari nanti tentang ayah mereka. Dan bukan hanya menjelaskan bahwa ayah mereka itu sebagai seorang pria yang mabuk sehingga aku tidak bisa mengingat tentang dirinya. Hal itu akan membawa pengaruh buruk bagi anak-anakku nanti.

"Pertama-tama...." Aku berteriak kepadanya. "Siapa kau sampai berani-beraninya menyebut anak-anakku ini dengan sebutan benda. Dan kedua, aku tidak pernah mengenal dirimu. Jadi bagaimana aku bisa tahu bahwa kau itu adalah ayah dari anak dalam kandungan ku. Siapa yang tahu, bagaimana jika kau itu hanyalah seorang pedofil." Lanjut ku dengan wajah murka.

Dia menatap ke arah ku, seolah dia ingin membunuh ku. Mungkin aku bertindak sedikit terlalu berlebihan tapi aku bahkan tidak mengetahui siapa pria ini.

"Baiklah, lihat dirimu sendiri. Dasar wanita ******. Saat kau ingin bicara denganku....."

Dia berhenti melanjutkan ucapannya, saat dia melihatku merasakan sakit di perutku. Dia menatapku dengan tatapan yang penuh rasa khawatir di wajahnya.

"Apakah kau baik-baik saja?" Tanya pria itu seraya memegang pundak ku.

Dalam rasa sakit yang aku rasakan, aku sedikit geli melihat pria arogan ini ternyata bisa mengetahui jika seorang wanita tengah dalam keadaan sakit.

"Bisakah kau memanggil Mama ku?" Tanyaku saat rasa sakit ini mulai datang semakin intens.

Disaat yang bersamaan aku menyadari bahwa Mama sudah pergi meninggalkan ruangan ini karena Mama tidak ada di sini lagi. Rasa sakit itu semakin terasa di punggung ku. Aku sangat yakin bahwa aku akan melahirkan saat ini juga.

Tapi aku sebenarnya masih butuh waktu 6 minggu lebih untuk bisa melahirkan anakku ini.

Mamaku tampak berlari dengan cepat ke dalam ruangan itu dengan wajah yang cemas. Sementara pria bernama Johan mengikuti mama dari belakang.

"Mama...." Ucap ku

Mama langsung menarik ku ke dalam pelukan dan memberikan sesuatu kepada Johan sebelum dia menghilang naik ke lantai atas.

Mama menuntun aku masuk ke dalam mobil itu. Saat pria idiot itu datang dengan perlengkapan tasku menuju rumah sakit, ponsel ku dan barang lainnya di dalam tas itu. Aku merasakan rasa sakit itu lagi di perut dan punggung ku dan hal itu membuatku semakin menangis.

Perutku ini terasa begitu sakit. Jika pria bodoh ini memang lah orang yang membuat aku hamil, aku akan membunuhnya secepat mungkin saat aku bisa melakukannya.

Aku terus berteriak kesakitan. Johan dengan cepat mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Sementara mamaku meminta aku untuk terus bernafas teratur dan mengatakan kepadaku bahwa Mama sangat mencintai aku dan semua ini akan baik-baik saja. Aku akan melahirkan bayi ini sekarang aku benar-benar belum siap. Bahkan rasanya Tuhan tidak akan bisa membantuku saat ini.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!