7 bulan sudah kini usia kandungan ku....
Wow.... Aku sama sekali tidak pernah memikirkan hal seperti ini bisa berjalan sampai saat ini. Aku memikirkan kembali pada saat 5 bulan yang lalu, memikirkan bagaimana semuanya sudah berubah saat ini.
Tidak dalam waktu satu juta tahun pun aku pernah berpikir bahwa aku bisa hamil sejak tahun yang lalu. Dan sekarang adalah hari terakhir ku di sekolah. Aku memutuskan untuk berhenti saat ini, karena bagaimana pun aku tahu bahwa aku hamil di waktu yang salah. Bukan hanya karena hamil disaat aku masih berusia 17 tahun, tapi karena kehamilanku sudah tidak bisa aku sembunyikan lagi. Semua orang pasti sudah mencurigai aku. Terlebih perutku yang begitu besar.
Andai saja perut ini masih bisa ku sembunyikan, aku masih mau melanjutkan sekolahku sampai selesai nanti. Karena kami hanya mempunyai beberapa bulan lagi yang tersisa untuk akhirnya bisa ujian akhir.
Tapi, ya sudahlah. Memang inilah yang digariskan Tuhan untukku. Aku berhenti sekolah karena memiliki bayi, yang sebenarnya 2 bayi. Aku pernah berpikir, apakah jenis kelamin mereka itu adalah perempuan atau laki-laki? Ataukah aku akan mendapatkan sepasang perempuan dan laki-laki. Tapi apapun itu nanti, aku akan tetap bangga mengatakan bahwa aku akan menjadi ibu yang sangat hebat dari dua bayi kecilku.
Aku berjalan ke kantin dengan langkah sedikit malas, membayangkan bahwa ini adalah hari terakhirku untuk makan siang di kantin yang sudah menemani aku hampir tiga tahun ini.
Saat tiba disana, aku mendapati kursi tempat yang biasa aku duduki tampak diikat dengan banyak balon dan hadiah di atas meja. Banyak orang-orang yang melihat kearah meja itu dan teman-teman idiot ku, mereka benar-benar terlihat seperti orang idiot saat aku berjalan mendekat ke arah mereka. Mereka semua lalu memegang sebuah poster besar yang bertuliskan 'Happy Last Day of School Mom' (selamat hari terakhir di sekolah Mama)
Aku lantas menertawakan tingkah mereka itu. Beberapa bulan yang lalu aku bisa saja berlari ke arah mereka dan memberikan pukulan kepada mereka karena telah mempermalukan aku. Tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang? Semua orang yang jelas sudah tahu bahwa aku sudah hamil dan sejujurnya aku suka menjadi wanita hamil. Aku tahu bagi orang lain semua ini tidak akan mudah, tapi bagiku ini cukup mudah.
Sherly dan Olivia, kedua temanku itu berlari ke arahku dengan lengan mereka yang terbuka. Mereka berdua menarik ku dan memeluk aku dengan begitu erat.
"Apa yang kalian lakukan?" Uap ku tertawa.
"Kami mau memberikanmu sebuah pesta perpisahan di sekolah." Ucap Sherly.
"Benar. Kami melakukannya agar kau bisa merasa bahagia di hari terakhirmy di sekolah." Sambung Olivia.
Aku hanya bisa tersenyum. Kemudian kami bertiga berjalan bersama ke arah meja yang sudah dipenuhi oleh teman-teman yang lain dan juga hadiah yang banyak. Aku tersenyum bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Aku masih tidak percaya apa yang sudah mereka lakukan padaku ini. Jika ada seseorang yang tidak tahu bahwa aku tengah hamil, tentu saja mereka sekarang pasti sudah mengetahuinya. Setelah itu aku lalu menarik sebuah kursi untuk duduk di samping Olivia.
Olivia sudah begitu baik untuk beberapa bulan ini. Dia selalu membantuku lebih dari yang bisa aku bayangkan.
Beberapa jam berikutnya, aku mulai makan kue, mendapat banyak hadiah dari teman-teman yang lainnya. Itu semua adalah makan siang yang paling sempurna yang pernah aku miliki saat aku berada di sekolah menengah atas. Aku lalu menatap kearah kelas IPS dimana aku belajar. Aku tidak akan pernah bisa memasuki sekolah mana pun lagi dengan kondisiku yang seperti ini.
Ini adalah sebuah perasaan yang paling hebat, bukan perasaan yang cukup bahagia. Tapi aku sebenarnya sedikit sedih karena harus meninggalkan masa sekolahku sebelum aku bisa menyelesaikannya. Padahal waktu ku hanya tinggal tersisa beberapa bulan lagi.
Sebelum pulang, aku menyempatkan diri masuk ke ruang guru. Butuh cukup keberanian yang besar bagiku untuk melakukan semuanya. Aku lantas meminta maaf kepada mereka semua atas perbuatan yang aku lakukan. Aku pasti sudah mempermalukan nama sekolah kami ini.
"Aku minta maaf, Pak, Bu. Aku sudah mempermalukan nama baik sekolah kita ini dengan tindakan yang aku lakukan. Ku harap, Bapak dan Ibu guru, terutama Bu Kepala Sekolah untuk bisa memberikan maafnya kepadaku. Hari ini, aku datang kemari untuk pamit dengan baik-baik." Ucapku dengan bibir yang bergetar.
Aku bahkan sudah menyiapkan mentalku jika aku nantinya akan dimarahi ataupun diteriaki oleh guru-guru ku, terutama Bu Kepala Sekolah yang terkenal tegas dan killer itu. Tapi semua itu ternyata hanya dugaanku saja. Para guruku ternyata merasa iba padaku, terutama guru-guru perempuan termasuk Kepala Sekolah.
"Dari beberapa kasus yang terjadi seperti yang kau alami, ini adalah pertama kalinya ada siswi yang berani mengakui kesalahannya dan datang meminta maaf secara langsung kepada kami semua." Ucap Bu Kepala Sekolah kepadaku.
Aku merasa lega, namun kepalaku masih menunduk. Aku merasa begitu malu jika harus menatap wajah mereka semua.
"Adel, kabar ini sungguh mengejutkan kami semua terutama Ibu selaku wali kelasmu. Sejujurnya Ibu tak pernah sedikitpun berpikir bahwa kau bisa seperti ini mengingat dari sekian banyak siswi, kau adalah siswi yang tidak pernah terlihat dekat dengan siswa manapun. Baik itu di dalam lingkungan sekolah ataupun diluaran sana. Karena rumah kita memang cukup berdekatan. Jadi Ibu tahu bagaimana keseharianmu." Ujar Bu Rika wali kelasku.
Wanita yang kerap ku sapa Bu Rik itu memang amat sangat baik kepadaku. Jarak rumah kami memang cukup dekat. Jadi seperti yang dia katakan, bahwa dia memang sepertinya sangat mengetahui keseharianku.
Lagi-lagi aku meminta maaf kepada mereka semua.
"Adel, setelah ini, Ibu harap kau bisa menjaga baik amanah yang diberikan Tuhan kepadamu itu. Dibalik semua yang menimpamu ini, sejujurnya Ibu bangga sama kamu karena kamu berani mengambil keputusan untuk membesarkan bayi yang tak berdosa di dalam perutmu itu dibandingkan dengan harus melenyapkannya seperti yang kebanyakan gadis muda lainnya lakukan." Ucap Bu Rika. "Apalagi, kau sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayi itu." Lanjut Bu Rika.
Mendengar ucapan Bu Rika aku langsung mengangkat kepalaku menatap ke arah wajahnya.
'Dari mana Bu Rika tahu?' pikirku.
Seolah mengerti dengan pertanyaan yang ada di dalam diriku, Bu Rika mengangguk dan menjelaskan bahwa dia mengetahui semuanya dari Mama dan juga Olivia yang menjelaskan semua hal yang terjadi kepadaku.
'Ah, pantas saja mereka tidak menghakimi aku. Apa jangan-jangan mereka berpikir bahwa aku ini korban tindak asusila hingga menyebabkan aku sampai hamil?' pikirku.
Ah, sudahlah. Untuk apa aku memikirkan semuanya. Yang terpenting sekarang, aku sudah melakukan hal yang baik dengan mengakui kesalahanku dan meminta maaf secara langsung kepada mereka.
"Yang kuat, tabah dan tetap semangat ya." Ucap Bu Rika saat aku bersalaman dengannya dan juga para guru lainnya.
"Terima kasih Bu Rik." Ucapku.
Plak!
Bu Rika memukuli pundak ku gemas karena aku memanggilnya dengan panggilan sayangku itu. Aku hanya bisa tersenyum. Kemudian aku bersalaman terakhir kalinya dengan Bu Sukma, Sang Kepala Sekolah yang bertubuh besar itu.
"Saya pamit Bu Suk." Ucapku.
"Kau ini." Ucap Bu Sukma dengan tatapan mematikannya dan kemudian tertawa seraya mengelus kepalaku.
'Selamat tinggal sekolah ku, selamat tinggal kelas ku yang penuh kenangan. Selamat tinggal mejaku, tempat dimana aku sering mencoret rumus contekan. Selamat tinggal kantin yang selalu membuat perutku kenyang. Selamat tinggal teman-teman seperjuangan ku. Selamat tinggal guru-guruku. Maaf karena sering menjahili kalian.' ucapku dalam hati saat aku melangkah keluar dari gerbang sekolah.
...****************...
Saat aku tiba di rumah, aku pun merasakan rasa sedih yang amat dalam. Aku tidak akan pernah bisa kembali lagi bersekolah. Hari ini menjadi semakin aneh karena aku bersumpah bahwa aku merasa bahwa aku pasti akan merindukan sekolah ku itu.
Aku tidak akan pernah bisa melihat teman-temanku setiap hari dan aku tidak akan bisa lagi berbuat jahil dan membuat para guru ku marah.
Dan sekarang, seperti yang sering aku lakukan saat aku di rumah, aku berjalan ke arah kamar bayi kembar ku. Aku sudah mulai mengisi kamar itu sedikit demi sedikit dengan berbagai perlengkapan yang ada. Dan sekarang dengan semua waktuku yang kosong, aku tidak bisa menunggu lagi untuk menyelesaikannya.
"Adel bisakah kau kemari?" Ucap Mama yang tiba-tiba memanggilku.
Aku menaruh semua buku ku diatas meja, merasa sedikit kesal. Punggung ku terasa sakit sepanjang hari karena membawa tas berisi buku pelajaran yang cukup berat. Entah kenapa hari ini aku memang ingin belajar sepenuh hati. Mungkin karena hari terakhirku di sekolah, hingga aku sampai mau belajar dengan baik di hari terakhirku.
Rasanya pasti akan sangat sempurna jika aku berbaring saat ini. Tapi aku harus lebih dulu menemui Mama ku. Entah apa yang ingin dikatakan Mama kepadaku.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
jagalah hatimu hanya untukku
pasti Anak di jhon
2022-12-10
1