Bayi Kembar

John mengobrol banyak hal denganku. Dia bahkan mengatakan kepadaku untuk tidak peduli dengan apa jenis kelamin bayiku, baik itu laki-laki atau perempuan semuanya pasti akan baik-baik saja bagiku. Dan dia mengatakan bahwa jalan-jalan kami kali ini adalah cara terbaik untuknya mengatakan selamat tinggal kepadaku.

Aku tahu bahwa aku akan sangat merindukan dia dan dia sendiri juga ternyata mengatakan kepadaku bahwa dia pasti akan merindukan aku. Mendengar pengakuannya darinya itu membuat jantungku semakin berdetak dengan begitu kencang.

Setelah seharian berjalan-jalan, John lantas mengantar aku pulang ke rumah. Dia memberikan ciuman yang kilat di bibirku dan kemudian di pipiku. Aku tidak tahu harus bertingkah seperti apa. Aku hanya bisa turun dari dalam mobilnya dan memandang kepergiannya. Memanggilnya kembali akan terasa sangat sulit bagiku. Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku katakan. Tapi yang jelas, aku tahu bahwa aku akan sangat merindukan dia.

...****************...

Beberapa minggu berlalu...

Waktu terasa begitu cepat berlalu, dan hari ini aku tengah duduk di ruang tunggu sebuah rumah sakit bersama dengan Mama dan Olivia. Aku tengah menunggu dokter untuk memanggil namaku untuk segera di periksa.

Aku gadis yang berusia 17 tahun dan harus menunggu di ruang tunggu sebuah rumah sakit bagian poli kandungan. Tentu saja hal itu membuat aku merasa malu, apalagi melihat setiap tatapan sinis yang diberikan orang-orang kepadaku. Tapi aku tidak punya pilihan lain karena aku memang harus melakukan check up sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Apalagi aku belum pernah melakukan USG terhadap kehamilan ku ini.

Menurut Mama dan beberapa buku kehamilan yang sudah aku baca setiap harinya, aku seharusnya memang harus melakukan USG di trimester pertama kehamilanku. Sayangnya aku belum pernah melakukannya karena kesibukanku. Dan ternyata hal ini sangat buruk karena usia kandunganku sekarang sudah empat setengah bulan tapi aku belum pernah melakukan USG terhadap kehamilanku ini.

Itu artinya John sudah pergi selama satu bulan. Dia menelpon ku beberapa kali saat aku berada di rumah Olivia. Jadi aku mulai bicara dengannya dan dia bilang bahwa dia baik-baik saja disana.

Aku mendapat beberapa parcel yang dikirimkan olehnya tepat sebelum aku meninggalkan rumah pagi ini dan apa yang ada di dalam parcel itu yang dia berikan untukku membuat aku menangis. Aku menyalahkan hormon yang ada di dalam tubuhku sebagai wanita hamil. Tapi Mama bilang aku tidak bisa menyalahkan hal itu untuk alasan apapun.

Di dalam parcel yang dikirimkan oleh John itu ada lima outfit bayi yang masing berwarna putih, kuning dan oranye. Ada juga sebuah boneka teddy bear yang memegang sebuah hati yang bertuliskan 'mammy's baby.'

Aku tersadar dari lamunan ku saat namaku dipanggil oleh perawat. Aku langsung berdiri dan mengikuti perawat itu. Sementara Mama dan Olivia mengikuti aku dari belakang. Saat kami berada di dalam ruangan itu, aku melihat ke sekeliling ruangan yang nyaman itu. Aku lalu duduk di sebuah kursi yang dekat dengan meja dokter dan menghadap kearah dokter itu. Sementara Mama dan Olivia keduanya langsung duduk di sebuah kursi yang ada di seberang ruangan itu.

Pada saat aku baru saja duduk dengan nyaman, seorang dokter masuk ke dalam ruangan itu. Aku mengenali sosok dokter itu. Dia adalah dokter yang sama saat dua setengah bulan yang lalu yang mengatakan kepadaku bahwa aku tengah hamil. Dia tersenyum padaku, tentu saja karena dia mengenali aku. Aku lantas membalas senyumannya dan merasa sedikit lebih santai dibandingkan beberapa menit yang lalu.

"Adel aku belum pernah melihatmu selama ini! Bagaimana kondisi mu dan juga bayi mu?" Tanya dokter itu dengan raut wajah yang tampak bahagia.

"Baik, seperti biasanya dokter." Balasku seraya tersenyum padanya.

Dokter bertanya kepadaku untuk apa aku berada disini dan aku mengatakan kepadanya bahwa aku melakukan checkup seperti biasa. Dokter itu kemudian mulai mengatakan kepadaku tentang bagaimana caranya menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan setelah itu dokter meminta aku untuk naik ke atas tempat tidur dan mengangkat pakaian ku.

Aku melakukan apa yang dokter minta dan melihat kearah perutku yang mulai membuncit. Beberapa orang sudah menebak bahwa aku hamil sekarang tapi tidak ada orang yang membuat aku merasa kesulitan dan hal itulah yang membuat aku merasa begitu bersyukur.

"Baiklah, sekarang ayo kita bertemu dengan junior mu ini." Ucap dokter seraya menaruh cairan gel diatas perutku.

Aku melihat kearah monitor dan berpikir saat melihat di layar itu yang menampilkan sosok bayi itu adalah bayiku. Aku tidak terlalu mendengarkan apa yang dokter katakan saat dia mulai menggerakkan alat itu di atas perutku.

Itu adalah bayiku yang aku dapat dalam bercinta satu malam dengan orang asing dan bahkan sampai sekarang aku belum mengetahui siapa orang itu.

Aku melihat bayiku, bayiku sudah mempunyai jantung, kaki, jemari tangan dan jemari kakinya. Aku merasa begitu lega dan bahkan bahagia saat aku tahu bahwa aku sudah melakukan hal yang benar dan hal itu membuat semuanya berbeda.

"Tunggu sebentar." Ucap dokter itu.

Aku mulai panik dan berpikir apakah terjadi sesuatu yang buruk, apakah bayiku baik-baik saja?

"Aku punya berita mengejutkan untukmu Adel." Ucap dokter itu seraya tersenyum kepadaku.

Dengan senyumannya itu, aku merasa bahwa apa yang akan dia katakan mungkin bukanlah hal yang buruk.

"Lihatlah disini." Ucap dokter itu seraya menunjukkan sesuatu di layar monitor. "Ini adalah jantung dari bayimu dan jika kau melihat ke arah sini....." Ucap dokter itu lagi kembali menunjuk ke arah sisi lainnya di layar. "Ini juga jantung bayimu." Lanjut dokter itu lagi.

"Oh ya Tuhan...." Aku berteriak. "Bayiku punya dua jantung." Ucapku dengan begitu terkejut.

Tiba-tiba semua orang yang ada di dalam ruangan dokter itu menertawai aku. Aku menjadi begitu bingung karena itu bukanlah situasi yang lucu sama sekali.

"Oh ya Tuhan Adel, kau begitu bodoh. Aku rasa apa yang dimaksudkan oleh dokter adalah, kau mempunyai dua bayi yang artinya kau hamil kembar. Bukannya bayi mu memiliki dua jantung." Ucap Olivia mengejek aku.

Tapi dia terlihat berusaha untuk tidak menertawakan aku lagi.

'Kembar dua? Ya Tuhan, semua ini terasa begitu indah dan manis.'

"Jika ini bisa membantumu...." Ucap dokter itu. "Kehamilan kembar biasanya menurun dari gen orang tuanya. Papa dari bayi ini mungkin saja mempunyai saudara kembar." lanjut dokter.

Aku mulai berpikir untuk siapapun orang yang mempunyai saudara kembar. Aku begitu bingung dan aku bahkan tidak menyadari bagaimana wajah Olivia yang terlihat pucat saat tatapan matanya mengarah kepada ku.

'Ada apa dengannya?' pikirku.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ruzita Abdulrashid

Ruzita Abdulrashid

anak john

2023-01-22

0

Santi

Santi

Olivia pucat???
tahu sesuatu kah?

2022-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!