Ada begitu banyak foto yang menutupi setiap inci tembok kamar Olivia. Foto para pria seksi yang terlihat bertelanjang dada. Ada juga foto para selebritas. Bahkan foto dari laki-laki yang ada dari sekolah kami.
Aku tahu bahwa Olivia memang tergila-gila dengan para lelaki tampan dan seksi sejak dulu. Tapi semua ini terlalu berlebihan bagiku.
"Ayolah berhenti bersikap seperti itu." Ucap Olivia yang membuat aku tersadar dari lamunan ku.
Dia seolah menyadari bagaimana tatapanku yang melihat semua itu sedikit tidak normal. Tapi aku bisa melihat bahwa dia sedikit tidak percaya diri. Jadi aku mengalihkan perhatian ku dan berjalan masuk lalu duduk di tempat tidurnya.
"Maaf Olivia, aku hanya sedikit terkejut." Ucap ku tersenyum. "Aku mengingat kamarmu dulu masih terlihat seperti kamar gadis kecil yang mempunyai banyak mainan yang berwarna pink." Lanjut ku.
Olivia melihat kearah sekeliling kamarnya sebelum dia berkata, "iya aku sepertinya sudah mulai tumbuh dewasa dan melupakan warna pink dan juga unicorn." Balasnya tertawa kecil.
Kami berdua mendadak terdiam beberapa saat seolah tengah memikirkan sesuatu yang ada di dalam kepala kami masing-masing.
"Baiklah, aku butuh jawaban sekarang. Bagaimana kau bisa hamil?" Tanya Olivia.
Aku hanya bisa tertawa mencoba menenangkan diriku.
"Mmmm sebenarnya aku sendiri bahkan tidak tahu kapan aku melakukan hubungan itu sampai beberapa minggu yang lalu. Kau tahu aku selalu berpikir bahwa aku tidak akan pernah berhubungan dengan laki-laki di luar pernikahan. Tapi hari itu aku merasa tidak sehat. Jadi aku memutuskan untuk pergi menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan. Dan aku begitu terkejut saat dokter mengatakan kepadaku bahwa aku tengah hamil. Awalnya aku menganggap semuanya hanya lelucon saja. Aku sampai mengatakan kepadanya bahwa dia adalah seorang dokter yang bodoh. Aku juga menjelaskan padanya bahwa aku adalah seorang gadis yang masih perawan. Tapi dia mengatakan kepadaku bahwa hasil tes yang aku lakukan 100% akurat dan menyatakan bahwa aku tengah hamil!" Ujar ku panjang lebar.
"Wow!" Ucap Olivia dengan cepat. "Apakah kau tahu, bagaimana dan kapan.... mmmm.... maksudku bagaimana bisa kau....? Aku tidak akan menghakimi mu karena hal itu. Aku bersumpah." Lanjut Olivia.
"Iya, menurut dokter aku sudah hamil selama dua bulan atau lebih tepatnya saat itu aku sudah hamil 10 minggu dan hal itu jika aku hitung-hitung adalah hari dimana kau mengadakan pesta ulang tahun mu. Aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengingat apapun malam itu." Ucapku.
Olivia melihat ke arahku dengan wajah yang penuh simpati. Dia bisa mengingat bahwa aku sangat kesal pada saat malam itu.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Olivia. "Apakah kau akan membiarkan kehamilan mu itu atau kau akan mengeluarkan nya? Maksudku kau baru berusia 17 tahun. Dan itu semua tidak akan mudah, terutama karena kau akan sendirian melalui semua ini." Lanjutnya.
Aku duduk disana berpikir beberapa saat, sebelum aku bangun dan melihat keluar melalui jendela kamarnya. Aku melihat John yang baru saja kembali entah dari mana dia pergi. Dia melihatku di jendela dan tersenyum kemudian melambaikan tangannya kepadaku.
Jika aku punya bayi, aku tidak akan bisa melakukan apapun yang semua anak muda lain lakukan. Aku tidak akan bisa keluar rumah dan berpesta dengan teman temanku. Aku tidak akan bisa keluar rumah malam-malam untuk bertemu dengan orang-orang lain dan aku tidak bisa untuk berkencan secara normal seperti teman-temanku yang lain.
Saat aku mengingat bagaimana John menatapku, saat dia mengajakku masuk ke dalam rumah Olivia, aku tahu dengan benar apa yang akan aku lakukan. Aku berbalik menatap Olivia dan tersenyum.
"Aku tahu apa yang sangat ingin aku lakukan." Ucapku.
Setelah itu aku pergi dari rumah Olivia.
Tiba di rumah, aku duduk di depan komputer ku membuat beberapa agenda. Aku sangat suka membuat agenda. Semuanya terasa sangat sederhana jika semuanya sudah aku atur dengan benar tepat di depan mataku. Aku bisa membuat semuanya menjadi sangat simpel.
Semua yang aku tulis adalah hal apa saja yang dibutuhkan oleh seorang ibu dan itu adalah yang akan aku lalui sebentar lagi, yakni menjadi seorang ibu di usia muda.
Aku menulis apa yang aku butuhkan, seperti nama bayi. Entah itu nama bayi perempuan atau laki-laki.
Kemudian aku mulai menulis apa yang harus aku butuhkan dan banyak hal lainnya. Menjadi ibu dari seorang bayi adalah hal yang sangat besar. Aku pasti bisa melakukannya. Aku sudah bekerja lebih keras waktu itu dan tidak menggunakan banyak uang tabunganku. Aku berencana untuk menjadi seorang ibu yang sangat baik dan aku pasti bisa melakukannya.
Aku mendengar sebuah mobil menepi di depan rumah dan aku berpikir bahwa itu adalah kakakku. Sampai akhirnya aku mendengar sebuah ketukan di pintu masuk rumah, aku lantas bergegas turun ke lantai bawah untuk melihat siapa itu dengan penasaran. Aku berpikir siapa orang yang akan datang ke rumah di jam 09.00 malam seperti ini.
Aku tahu bahwa orang tuaku tengah keluar kota untuk beberapa hari dan kakakku sedang keluar rumah untuk berkencan. Aku lalu membuka pintu dan sedikit terkejut melihat bahwa John ada di sana.
John tampak berdiri di depan pintu. Dia menggunakan celana jeans berwarna biru dan sebuah kaos oblong berwarna hitam. Saat aku melihat kearah wajahnya dan dia terlihat tersenyum. Aku menyadari bahwa aku sudah menatapnya dengan cukup lama, dan aku juga menelan ludah.
"Mmmm hai...." Ucap ku dengan malu.
"Hai juga kau yang ada di sana. Apakah kau akan mengundang aku masuk kedalam rumah mu atau aku akan mati di depan pintu mu ini?" Ucap John seraya tertawa.
Aku merasa malu di depannya lagi. Aku lalu membuka pintu lebar dan mengundang nya masuk ke dalam rumah.
"Masuklah, kita bisa pergi ke kamarku." Ucap ku seraya langsung naik ke lantai atas.
Kami berdua berjalan di tangga menuju kamarku dan aku sedikit tidak percaya diri bahwa dia tengah berada di belakangku.
Aku bisa merasakan bahwa dia terus menatapku. Saat John menutup pintu, aku berbalik menatapnya dan kemudian berkata, "apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanyaku.
Untuk beberapa saat dia terdiam dan kemudian tersenyum.
'Oh ya Tuhan, aku sangat suka saat dia tersenyum seperti itu.'
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments