Aku Hamil Anak Siapa?
'Apa? Hamil? Tidak mungkin. Itu semua tidak mungkin terjadi.'
Itu adalah hal pertama yang ada di dalam kepalaku setelah dokter cantik yang ada dihadapanku ini memberitahukan kepadaku hasil tes darah dan urine yang aku lakukan.
Beberapa minggu belakangan, aku memang merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Bagian dadaku terasa begitu keras. Aku kehilangan selera makan dan sering mual bahkan muntah di pagi hari. Awalnya ku pikir bahwa mungkin saja asam lambungku naik.
Namun, aku kembali menyadari ada hal yang berbeda, yaitu siklus waktu datang bulan ku tidak lancar. Aku sudah terlambat selama dua bulan. Dan ku pikir, itu hal yang wajar karena dulu aku juga pernah mengalaminya, meski hanya satu bulan saja. Bulan berikutnya tamu bulanan itu datang dengan begitu lancar.
Tapi kali ini semuanya terasa berbeda. Tubuhku seolah menandakan bahwa aku sedang tidak sehat. Jadi, pagi tadi aku memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah untuk datang ke rumah sakit dan memeriksa kondisiku. Namun, apa yang aku dapat hanyalah sesuatu yang membuat aku terkejut sekaligus ingin tertawa.
Bagaimana mungkin dokter cantik ini mengatakan bahwa aku tengah hamil. Itu semua sungguh tidak masuk akal.
Untuk hamil itu artinya seseorang harus melakukan hubungan ranjang dengan seorang pria dan aku sama sekali tidak pernah melakukan hal itu dengan pria manapun.
Aku melihat kearah dokter cantik yang memeriksa aku itu dan aku juga menatapnya dengan tatapan yang melihat seolah dia itu adalah seorang dokter yang bodoh. Bagaimana mungkin dia memberikan diagnosa yang mengada-ada kepada pasiennya ini. Aku hampir saja tertawa.
"Dengar ya dokter, aku tidak mungkin hamil aku masih perawan." Ucap ku yang akhirnya tertawa karena tidak bisa menahan diriku mendengar hal yang tidak masuk akal ini.
Dokter itu kembali melihat ke hasil tes lab yang dia pegang itu dan kembali menatap ke arahku dengan wajah yang tampak bingung dan juga terlihat begitu tenang.
"Nona Adel, aku tahu bahwa kau masih sangat muda dan hal ini sangat menakutkan bagimu. Tapi tolong mengertilah. Hanya karena kau mengatakan bahwa kau tidak hamil, itu tidak menjamin bahwa apa yang kau katakan itu adalah benar. Aku sudah melihat hasil tes ini secara berulang-ulang dan hasil tes ini membuktikan bahwa kau sudah hamil selama dua bulan." Ucap dokter itu.
Aku menatap kearah dokter itu dan kembali berpikir bahwa dia memang dokter yang sangat bodoh.
"Dengar ya dokter...! Tapi kau tahu sendiri bahwa aku ini bukanlah anak kecil yang masih berusia 3 tahun. Aku sudah berusia 17 tahun! Aku tahu darimana bayi itu berasal. Aku tahu bahwa bayi itu tidak datang begitu saja ke kamar Mama dan Papa nya seperti yang semua orang dewasa selama ini sering katakan kepada anak-anak mereka. Aku tidak pernah sama sekali melakukan hubungan dengan pria manapun. Aku pasti mengingat sesuatu hal yang seperti itu jika memang aku pernah melakukannya." Ucapku penuh keyakinan.
Dokter itu tampak memutar kursinya ke kiri dan ke kanan lalu dia melihat kearah wajahku dengan serius.
"Adel sayang, kau mungkin pernah menghadiri sebuah pesta atau kau saat itu tidak sengaja mabuk dengan teman-temanmu dan kau tidak menyadari hal apapun yang terjadi setelahnya." Ucap dokter itu lagi.
Aku lantas terdiam dan melihat kearah dokter itu. Tapi yang terjadi, aku hanya seolah melihat sebuah memori yang pernah terjadi kepadaku sebelumnya.
Dua bulan yang lalu sahabat baik ku mengadakan pesta yang sangat besar dan tidak banyak orang yang mengingat apa yang telah terjadi pada hari berikutnya, termasuk aku sendiri.
Tiba-tiba aku merasakan ruangan dokter ini terasa mengecil. Semuanya terasa memudar dan aku bisa merasakan kulitku terasa menggigil.
'Oh ya Tuhan, aku hamil!'
"Mmmm.... Aku...." Hanya itulah yang bisa aku katakan.
Atas semua yang sudah aku lakukan mungkin aku sudah melupakannya. Tapi semua yang aku lakukan saat itu, aku tidak pernah membayangkan semuanya malah berakhir seperti ini. Ini semua jauh dari yang aku bayangkan. Ternyata aku pernah melakukan sebuah hubungan badan dengan seorang pria yang tidak aku ketahui siapa dia sebenarnya.
Aku sudah tidak perawan selama dua bulan dan aku bahkan tidak mengetahui hal itu.
Tatapan wajah dokter itu sekarang seolah mengerti dengan apa yang aku pikirkan. Dia lalu menaruh tangannya di atas tanganku yang berada di atas meja miliknya itu.
"Baiklah sayang, kau tidak perlu panik. Ada pilihan jika kau ingin...."
"TIDAK!" Aku berteriak menyela ucapan dokter itu. "Tidak, aku tidak akan membunuh bayiku, aku lah orang yang sudah membuat kekacauan ini dan bukan dia." Lanjut ku dengan cepat.
Dokter itu lantas menatapku dengan tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu aku rasa karena hal seperti ini kau harus tetap di rumah dan belajar dari rumah saja dan tidak masuk sekolah untuk beberapa hari dan memikirkan semua ini. Kau harus memberitahukan kepada kedua orang tuamu agar mereka mengetahui tentang hal ini. Mereka sudah melewati masa kehamilan sebelumnya dan mereka pasti akan sangat membantu mu." Ucap dokter itu padaku.
Setelah mendapatkan resep obat berupa vitamin dan beberapa pamflet tentang menjadi orang tua di masa muda dan juga buku hasil pemeriksaan yang meminta aku untuk harus tetap di berada di rumah untuk beberapa hari. Aku lalu berjalan meninggalkan ruangan dokter itu untuk pulang ke rumah.
'Bagaimana aku harus memberitahukan kedua orang tuaku tentang semua ini bahwa aku tengah hamil?' pikirku dalam hati.
Aku lantas melanjutkan perjalananku untuk pulang ke rumah.
...----------------...
Setelah beberapa minggu kemudian, aku masih belum mengatakan semua yang terjadi kepada orang lain. Aku mulai terbiasa dengan semua morning sickness yang terjadi dan aku juga membeli beberapa pakaian baru yang cukup besar untuk bisa menutup perutku yang perlahan mulai membesar.
Semua ini secara perlahan mulai terasa sangat nyata dan sangat menakutkan bagiku.
Aku adalah seorang siswa kelas dua belas sekolah menengah pertama berusia 17 tahun dengan perut yang membuncit karena ada bayi di dalam kandungan ku yang sudah berusia sekitar sepuluh minggu atau dua setengah bulan.
Aku hanya punya tabungan sekitar dua juta dan aku tidak tahu siapa ayah dari bayi yang tengah aku kandung ini dan aku juga harus memberikan nama kepada bayiku ini.
Seharusnya nama bayi ku ini merupakan nama gabungan dari namaku dan juga ayahnya. Tapi karena aku tidak tahu siapa ayah dari bayi ini, lantas nama apa yang seharusnya cocok untuk aku berikan kepadanya nanti setelah dia lahir?
Apakah aku harus memberikan dia nama yang unik seperti nama yang disematkan kedua orang tuaku sebagai namaku yakni Adela Dwitara Lolata?
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Spurwani Nci
bocah pernah berhubungn bdn tp lupa
2023-02-11
0
kak masun
bagus ceritanya kak, semangat 💪,
tapi mungkin salah ketik kak, seharusnya kelas 12 Sekolah Menengah Atas
2023-01-19
0
Mazzahir 9
lanjut thor
2022-12-01
0