...Dungeon 18. Petualang Leanne Part II...
Leanne bersama dengan rekan barunya pergi dengan mobil menuju gua yang terletak sedikit jauh dari ibukota dan desa bernama Ryu. Jika kendaraan tradisional seperti kereta kuda maka dibutuhkan 6 jam untuk tiba disana. Tapi, Prontera sudah memiliki teknologi yang maju dengan jalan aspal menuju setiap desanya.
Maka, Leanne dan lainnya dengan mengunakan mobil hanya menempuh sejam perjalanan saja untuk tiba di desa Ryu.
Sejam pun berlalu, Leanne dan rekannya tiba di desa Ryu lalu, memarkirkan mobilnya di dekat gerbang desa karena mobil atau kendaraan besi lainnya tidak diizinkan untuk masuk kota maupun desa. Maka dari itu, Leanne dan rekannya berjalan menuju rumah kepala desa yang meminta untuk pembasmian goblin di goa dekat desa mereka.
Tok! Tok!
Suara kendoran pintu dari Andre.
“Permisi! Kami dari petualang,” teriak Andre yang pintunya dibukakan.
Krekk!
Suara pintu yang terbuka dan andre mundur beberapa langkah.
Dari balik pintu terlihat pria paruh baya.
“Apa kalian benar-benar seorang petualang?” ujar pria paruh baya.
Andre dan lainnya pun menunjukan tanda pengenal mereka yang berbahan tembaga dan Leanne pun mengikuti gerekan mereka.
“Kenapa Guild mengirimkan pemula seperti kalian?!” keluh dari pria paruh baya tersebut.
“Tenang, pak! Meski kami pemula tapi kami sangatlah kuat,” ucap Andre yang menepuk dadanya.
“Baiklah, jika kalian begitu percaya diri. Saya adalah kepala desa disini, silahkan masuk! Saya akan menjelaskan detail misinya,” ucap kepala desa.
Leanne dan lainnya saling tersenyum dan masuk kedalam rumah kepala desa.
Pada saat didalam mereka duduk di kursi bulat dengan sajian teh hangat dan beberapa kue.
“Pak Kepala Desa, bisa ceritakan bagaimana detail goa tersebut?” tanya Siska.
“Begini …”
Kepala desa pun memulai cerita yang terjadi sebulan yang lalu, goa didekat desa itu sebenarnya adalah goa tambang yang merupakan sumber penghasilan dari desa tersebut hingga suatu malam ada suara ledakan didalam goa, saat warga memeriksa ledakan itu. Dia melihat ada pintu kayu yang mewah namun warga setempat tidak bisa membukannya walau dengan paksaan.
Suara ledakan itu juga memancing para goblin dari rerutuhan yang berada jauh di barat desa untuk menghampiri dan menghuni goa tersebut.
Para goblin itu tidak hanya menghuni goa akantetapi mereka mencari makan dari peternakan desa, membawa para anak kecil, dan menculik wanita di desa.
Leanne yang mendengar itu membuat dirinya terkejut dan simpati.
“Tenang saja! Kami akan membasmi mereka,” ucap percaya diri Andre.
Siska dan Hyna menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada kepala desa. Tapi, berbeda dengan Leanne. Dia memiliki perasaan tidak enak.
Beberapa saat kemudian, Leanne dan lainnya berangkat ke gua tersebut.
Goa itu terletak di berbukitan dengan hutan disekitarnya.
Setiba di gerbang masuk goa, langkah Leanne terhenti. Andre dan lainnya juga berhenti dan melihat Leanne yang terhenti.
“Aku merasakan tidak enak untuk masuk kedalam gua,” ucap Leanne.
Saat Andre yang mendengar ucapan Leanne, dia pun mengampiri Leanne.
“Leanne, tidak apa-apa. Kami akan melindungimu,” ucap Andre yang memegang bahu Leanne.
Leanne pun melihat Siska dan Hyna yang menganggukan kepalanya dengan penuh keyakinan.
“Mohon kerja samanya!” jawab Leanne dengan senyuman.
Setelah itu, mereka pun masuk kedalam gua. Leanne dan lainnya dengan penerangan sebatas obor saja melewati jalan yang sempit dan gelap.
“Sama sekali tidak ada suara dan apapun disini!” ucap pelan Andre yang berjalan diantara lainnya.
“Tetaplah waspada!” balas ucap pelan Hyna.
Suasana gua pun menjadi sangat gelap dan ditengah perjalanan mereka terlihat bendera yang melambangkan kekuasaan goblin.
“Hei! Lihat ini tanda goblin!” ucap senang Andre yang memeriksa bendera.
Gigigi! Gigigi!!
Hyna yang berada dibelakang barisan mendengar suara tersebut.
“Suara apa itu?” tanya Hyna.
“Suara apa? Aku tidak mendengar,” ucap Andre.
“Andre, berikan obormu!” seru Hyna.
Andre pun memberikan obornya dan saat Hyna menerima juga melihat kedepan, mereka semua terkejut saat melihat goblin yang banyak sudah berada di belakang mereka.
“Goblin!” teriak Hyna yang terkejut hingga dia menjatuhkan obor yang dipegangnya.
Gigigi!
Tawa lebar dari para goblin.
“Minggir, aku yang akan menjadi lawan kalian!” teriak Andre yang mengambil pedang.
Para goblin yang melihat gerakan dari Andre membuat salah satu mereka lompat kearah Hyna dengan pisau ditanganya.
“Hiaa!!” teriak goblin yang melompat.
Hyna pun bergegas ingin merapalkan tapi sebelum selesai dengan rapalannya. Goblin sudah menusuk leher Hyna.
“Aaaahhhhhhh!!” teriak kesakitan Hyna yang menahan darah di leher dengan tangannya.
“Hyna!” teriak Siska yang melihat serangan tersebut.
“Kurang ajar!” teriak kesal Andre dan dia mengayunkan pedangnya.
Serangan Andre itu pun membunuh goblin tersebut.
“Leanne, cepat sembuhkan Hyna!” teriak Andre.
Leanne yang ketakutan membuat dirinya terdiam dan pada saat Andre meneriakinya, dia pun tersadar.
“Baik,” jawab tegas Leanne.
Leanne pun bergegas menghampiri Hyna yang terluka dan dia mendekatkan tongkat kearah lukanya.
“Wahai dewi kehidupan yang memberikan keselamatan serta penyembuhan berikan aku kekuatan, Heal,” rapal Leanne.
Cahaya putih pun mengelilingi luka Hyna namun luka itu tidak tertutup dan darah terus mengalir.
“Kenapa tidak bekerja?” ucap kaget Leanne.
“Apa?!” ucap kaget Andre yang melihat kebelakang.
“Hiattt!” teriak goblin.
Andre yang mendengar suara itu bergegas dia melihat kedepan dan goblin sudah melompat kearahnya. Andre pun dengan sigap menangkis serangan tersebut.
Tang!
Suara beturan pedang Andre dan pisau goblin.
“Kalian larilah! Aku akan menangkis mereka dari sini,” teriak Andre.
“Hmm …” gumam Siska yang menganggukan kepalanya.
Siska pun menarik Leanne yang sedang berusaha menyembuhkan Hyna.
“Heal! Heal! Heal!” rapalan Leanne yang terus menerus tapi tidak membuahkan hasil.
“Leanne, ayo kita lari!” teriak siska yang menarik Leanne.
“Tapi! Tapi! Tapi!” gumam Leanne yang menangis karena melihat Hyna dan Andre.
Andre pun menghela nafas panjang.
“Kalian hadapilah aku!” teriak Andre.
Beberapa goblin dihadapannya pun mengambil pisaunya dengan tawa yang keras.
“Hihihi!” tawa dari para goblin.
“Hentikan tawa kaliannn!” teriak Andre yang mengayunkan pedangnya.
Duk!
Tanpa sengaja ayunan pedang Andre menyangkut di dinding gua.
“Hiattt!” teriak beberapa goblin yang menyerang Andre.
“Ahhhhhh!!!” teriakan Andre yang terkena tusuk terus menerus dari para goblin.
Teriakan itu pun sampai kepada Leanne dan Siska yang sedang berlari kencang didalam gua membuat mereka berhenti sejenak.
“Andre!” gumam Siska yang menoleh kebelakang.
Leanne pun hanya terdiam dan melihat kearah belakang.
“Gigigigi!” tawa para goblin yang semakin dekat dengan Leanne dan Siska.
Leanne yang melihat sekumpulan goblin itu, dia melihat sebuah pintu besar didalam kegelapan.
“Siska, disana pintu dungeon nya!” seru Leanne yang menunjuk kearah depan jalannya.
Siska yang mendengar itu, dia tidak melihat apapun.
“Aku tidak melihatnya tapi jika kamu yakin larilah kesana Leanne!” seru Siska.
“Tapi!” ucap ragu Leanne.
“Pergilah! Dan bersembunyilah disana!” seru Siska.
Leanne yang mendengar seruan Siska terpaksa, dia meninggalkan Siska dan berlari kearah pintu kayu tersebut.
“Datanglah!” teriak Siska yang menghadap para goblin.
Leanne pun terus berlari dengan tangisan saat menoleh kebelakang melihat Siska yang tertusuk pen goblin dan seluruh pakaiannya dilepaskan.
“Hentikan! Hentikan!” teriak Siska.
Leanne pun berusaha untuk mengabaikannya dan berlari lebih cepat saat beberapa goblin ada yang mengejarnya lagi.
“Aku mohon Dewi kehidupan, pintu terbukalah!” gumam Leanne.
Leanne pun mendorong pintu besar itu dengan bahunya dan pintu pun terbuka.
Leanne pun terasa lega saat melihat seseorang di balik pintu itu yang mana mereka Man Doll.
Diwaktu yang sama, Shinji mendapatkan pemberitahuan dari Navigator.
Ding!
[Peringatan. Dungeon kedatangan penyusup Manusia.]
Shinji yang mendengar itu sontak senang.
"Oh, benarkah. Tunjukkan kepada ku!"
Sesaat kemudian, muncul layar udara yang menggambar Leanne yang terluka parah sedang berlari kedalam Dungeon.
Melihat itu, Shinji sedikit terheran. "Kenapa dengan gadis ini? Padahal Man Doll belum menyerang nya!" gumam Shinji.
Tidak lama, Leanne yang terluka juga kelelahan. Dia pun terjatuh dan berbicara dengan nada yang berat dan terbata-bata.
"To-lo-ng! A-"
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, gadis itu jatuh pingsan.
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" gumam Shinji.
...# Let's Build Dungeon With Bug System #...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Nirius
ternyata nasib nya gak beda jauh 🗿
2022-12-13
4
Evenflow
Goblin slayer
2022-12-05
2