Hanya Balas Dendam

Bukan hanya Renata yang terkejut dengan pertemuannya dengan Arga, ditambahkan dengan pernyataan kalau Karin diakui sebagai calon istrinya. Karin pun sama terkejutnya dengan Renata. Bagaimana tidak, dekat pun tidak tapi Arga mengatakan kalau dirinya adalah calon istri dari CEO tempatnya melaksanakan magang.

“Apa maksud kamu membuat gaduh di perusahaanku,” ucap Arga.

“Perusahaan kamu?” tanya Renata.

Arga menoleh pada Karin dan mengusap pipi Karin yang tadi mendapatkan tamparan.

“Sakit?” tanya Arga dengan lembut. Karin menganggukan kepalanya lalu menggelengkan kepala, tidak percaya jika Arga yang ada di sampingnya saat ini adalah Arga yang kemarin dengan angkuh memimpin rapat.

What? Tunangan, calon istri. Pak Arga amnesia atau salah orang, batin Karin.

“Dia benar calon istri kamu?” tanya Renata sambil menunjuk Karin. Renata dulu pernah meninggalkan Arga dan menikah dengan Devan. Tidak menyangka jika pria yang ditinggalkannya ternyata pemimpin perusahaan dan wanita yang dia sebut pelakor adalah calon istri Arga.

"Hm. Sebaiknya kamu minta maaf," ujar Devan.

Renata menatap Karin.

"Hm, tidak apa-apa, aku rasa dia salah paham. Tidak usah diperpanjang," seru Karin yang masih dalam kebingungan dengan situasi saat ini.

“Sebaiknya kamu pergi dan jangan lagi mengganggu calon istriku. Dia bukan wanita murahan perebut suami orang dan dia bukan wanita yang silau kemewahan bahkan rela meninggalkan kekasihnya,” sindir Arga pada Renata, kalimatnya sangat penuh penekanan.

“Ayo, Sayang,” ajak Arga. Melepaskan rangkulannya dan meraih jemari tangan Karin lalu berjalan meninggalkan Renata yang terpaku menatap Arga dan Karin. 

Karin berjalan sambil menatap tangannya yang berada dalam genggaman Arga. Kejadian tadi membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Setiap berpapasan dengan karyawan lain, mereka menganggukan kepala dan menyapa Arga. Karin menundukkan wajahnya karena malu. Khawatir jika ternyata Arga hanya bercanda atau bahkan hanya prank saja.

Arga masuk ke dalam lift khusus pimpinan, Karin ragu untuk ikut serta sampai Arga menarik tangannya.

"Pak Arga," panggil Karin lirih.

"Kita bicarakan nanti."

"Ba-ik Pak."

Pintu lift terbuka di lantai tujuan Karin. Gadis itu menganggukan kepalanya, "Saya duluan Pak."

"Hm."

Karin berada di kubikelnya, membenamkan wajah pada tangan yang dilipat di atas meja.

"Wow, Karin ... diam-diam ternyata menghanyutkan," seru Bu Ella, membuat Karin mengangkat wajahnya dan menoleh pada Bu Ella yang sudah berdiri di sampingnya.

"Bu Ella ... aku bingung."

"Dalam sekejap langsung jadi trending topic. Luar biasa kamu, kenapa nggak bilang kalau kamu dengan Pak Arga ada hubungan?"

Karin menggelengkan kepalanya, "Nggak, bukan begitu. Aku juga nggak ngerti maksud Pak Arga, gimana dong?" tanya Karin.

Sedangkan di ruang kerja Arga. Pria itu bersandar pada kursi kebesarannya sambil memejamkan mata. Tidak menduga akan kembali bertemu dengan wanita yang pernah mengisi hari-harinya dulu.

Bahkan dia dan Renata pernah berencana menikah. Namun, ternyata wanita itu malah meninggalkannya dengan mengatakan akan menikah dengan pria yang lebih siap dan masa depan yang terjamin.

"Kenapa dia harus kembali," lirih Arga.

Kesalahan Arga adalah dia belum menyampaikan siapa keluarganya. Menjalin hubungan saat masih kuliah dan berencana menikah setelah lulus.

Renata adalah cinta pertama Arga, sulit untuk melupakan apa yang sudah mereka lewati. Pertemuan tadi membuat hati Arga gamang dan bermaksud membalas dendam karena sakit ditinggalkan.

"Semoga Karin tidak tersinggung karena aku libatkan dalam kebohongan ini. Paling tidak Renata pasti sangat terkejut dengan kenyataan siapa diriku," tutur Arga sambil tersenyum sinis.

\=\=\=\=, hmmm Arga nakal ihhh ... Masa Karin dilibatkan untuk balas dendam

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***