Hm ... apa ya ?

Karin mengirimkan pesan dan mengatakan jika dia sedang tidak sehat dan tidak memungkinkan untuk tetap esok berangkat.

[Minum obat dan istirahat, ditunggu kehadirannya di kantor]

“Argggg,” pekik Karin sambil mengacak rambutnya. Kesedihannya menguap entah kemana, karena  membaca pesan yang mengultimatum untuk besok agar tetap hadir.

Keesokan hari.

Karin sudah berada di kubikelnya, membaca dan memahami kembali bahan yang akan dipresentasikan. Sementara masalahnya dengan Devan seakan ter-skip karena kepanikan urusan pekerjaan untuk saat ini lebih penting. Meskipun hanya karyawan magang tapi penting untuk kelanjutan kuliahnya. Dia tidak akan bisa melanjutkan skripsi jika hasil magangnya dinyatakan tidak baik.

“Gimana, udah siap?” Bu Ella, pimpinan divisi marketing sudah berdiri di depan kubikel Karin. Bukan menjawab Karin malah mencibir.

“Tidak terima penolakan dengan alasan apapun kecuali besok kiamat. Untuk saya, ini seperti kiamat, Bu,” jawab Karin, sedangkan Bu Ella malah terkekeh.

“Nggak begitu Karin, Pak CEO dan yang lain pasti sudah bosan melihat presentasi dari karyawan lama. Kalau kamu yang maju anti mainstream. Nggak usah khawatir ditolak produk kita akan ditolak. Produk ini sudah siap produksi, kita hanya mengajukan untuk bahan promosi. Semangat ya, ingat surat keterangan magang kamu akan dibuat sesuai rekomendasi dari saya,” ungkap Ella. Kalimat yang berisi motivasi tapi ada ancaman di akhirnya.

“Tapi Bu, kalau presentasi saya buruk gimana?”

Ella menepuk bahu Karin, “Semangat Karin, masa depan divisi ini ada di pundakmu,” ujar Ella menambah beban Karin lalu berjalan meninggalkan kubikel Karin.

“Yah, si Ibu.”

Karin mengusap wajahnya kasar termasuk mengacak rambutnya.

Rekan kerja Karin yang berada di sebelah kubikelnya ikut bicara, “Tenang aja, dunia nggak bakal kiamat kalaupun presentasi kamu nggak bagus.”

“Ini apa sih, kenapa semua bahas kiamat. Kak, bantuin dong,” rengek Karin.

“Fighthing.”

“Ahhh, rese.”

Setelah jam makan siang, semua perwakilan divisi sudah berada di ruang meeting, begitu pun Karin yang duduk di samping Bu Ella. Semua peserta rapat berdiri, termasuk Karin saat Ceo hadir di ruangan. Karin menoleh sekilas dan mengernyitkan dahinya.

Masih muda, aku pikir Pak CEO itu sudah tua, mukanya garang dan perutnya buncit. Ini mah sebelas dua belas sama Ji Chang Wook, batin Karin. Bu Ella menarik tangan Karin membuyarkan lamunannya, ternyata semua peserta rapat sudah duduk kembali.

“Ganteng ‘kan? Kalau saya belum punya suami juga mau deh dekat-dekat sama Pak CEO,” bisik Bu Ella.

Karin menghela nafasnya, karena kembali gugup mengingat dia akan bicara di depan. Tidak bisa membayangkan jika presentasinya buruk, malunya pasti pake banget.

Karin menyimak presentasi dari divisi lain yang menjelaskan mengenai rencana jangka pendek di tiap divisi. Karin benar-benar menyimak sebagai bahan masukan untuknya nanti bicara di depan. Akhirnya tiba divisi marketing.

Bu Ella berdiri, “Selamat siang, yang terhormat Pak Arga selaku CEO Diamond Success, dan rekan-rekan sekalian yang berbahagia. Presentasi dari tim marketing akan dibawakan oleh Karin Amanda, karyawan magang dimana dia adalah mahasiswa dengan jurusan public relation. Silahkan Karin,” ujar Bu Ella lalu kembali duduk.

Karin sempat melihat sekeliling, semua menganggukkan kepalanya mendengar Bu Ella bicara, tapi Pak Arga menoleh pun tidak. Wajah datarnya hanya fokus pada dokumen di tangannya, entah dokumen apa. Padahal walaupun dia sibuk, untuk apa diadakan rapat sedangkan dia selaku pimpinan malah asyik sendiri.

Karin pun memulai presentasinya. Awalnya terlihat sekali jika dia gugup, tapi melihat Pak Arga seperti tidak menyimak malah membuat Karin percaya diri dan presentasi berakhir dengan baik. Sama seperti divisi lain yang mendapatkan applause ketika salam penutup.

Hahh, lega. Batin Karin.

“Jangan senang dulu. Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan,” bisik Bu Ella.

“Hahh, maksudnya apa Bu?” tanya Karin kembali berbisik. Bu Ella tidak menjawab karena terlihat Pak Arga akan bicara.

Semua presentasi divisi dikomentari dengan detail oleh Pak Arga, artinya dia menyimak semua yang disampaikan meskipun tatapannya tidak mengarah ke depan.

“Untuk divisi marketing, produk yang kalian bahas ini sedang diproduksi dan siap launching. Materi promosi yang kalian buat untuk berbagai media pada dasarnya sudah oke, tapi kita butuh slogan untuk produk baru ini. Yang tidak biasa dan bisa diterima. Ingat ini kosmetik, konsumennya perempuan. Hubungkan dengan kekhawatiran perempuan dengan produk ini. Slogan yang kalian buat itu biasa saja, tidak membuat produk baru ini berharga atau memang kerja kalian biasa saja?”

Karin menelan salivanya mendengar tutur kalimat dari Pak Arga. Sesaat pandangan mata Karin dan Arga terpaut, Karin pun menunduk.

Wajahnya datar tapi omongannya tajam, batin Karin.

“Hey, kamu karyawan magang,” panggil Arga.

Bu Ella menyenggol tangan Karin, membuat Karin menoleh.

“Apa masukan slogan dari kamu tentang produk ini? Kalau tidak bisa menjawab, lebih baik kamu cari tempat magang lain!”

Karin terkejut dan bingung, benar-benar merasa di ujung tanduk. Otaknya nge-lag dan tidak mampu berpikir.

“Hm, itu …  apa ya….”

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

deg..degan y rin

2024-06-30

0

merti rusdi

merti rusdi

oke, kebayang brarti 😄

2024-01-07

0

ArRaf

ArRaf

diam diam menghanyutkan ya 😂😂
semangat karin

2023-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Bukan Pelakor
2 Hm ... apa ya ?
3 Calon Istri
4 Hanya Balas Dendam
5 Bagai Bumerang
6 Sandiwara Bermula
7 Masih Penasaran
8 Renata VS Karin
9 Menikah Dengan Kamu
10 Tidak Mengharapkan Pernikahan
11 Undangan Renata
12 Tidak Peduli
13 Mengakhiri
14 Bertemu Devan
15 Hinaan Di Malam Pengantin
16 Menunggu Arga
17 Suami Karin Amanda
18 Pura-pura Mesra
19 Tamu Tak Diundang
20 Makan Malam
21 Kemarahan Arga
22 Kemarahan Arga (2)
23 Kedatangan Marisa
24 Rencana Karin
25 Rencana Karin (2)
26 Bukan Kebetulan Tapi Musibah
27 Karena Alkohol
28 Ada Apa Dengan Arga
29 Gagal Bicara
30 Keputusan ....
31 Itu Kamu
32 Kencan Dan Rencana Liburan
33 Aku Serius
34 Cemburu
35 Aku Lapar
36 Ada Yang Lebih Penting
37 Terima Kasih, Sayang
38 Drama Pernikahan
39 Ternyata ....
40 Ajakan Ulat Bulu
41 Ulat Bulu ....
42 Bau Tidak Enak
43 Bukan Urusanku
44 Kamu ....
45 Dipecat
46 Kecelakaan
47 Kenapa Harus Pisah?
48 Apa Aku Hamil ?
49 Pergilah !
50 Kabar Baik
51 Aku Rindu Kamu
52 Arga Yang Aneh
53 Bertemu Devan
54 Mami Sayang Kamu
55 Kamu Sudah Menikah
56 Bukan Bocah
57 Rumah Sendiri
58 Rumah Impian
59 Makin Benci, Main Cinta
60 Rumah Sakit
61 Panggil Dia Alea
62 Lanjut Kerjasama
63 Tapi Aku Percaya
64 Keong Racun VS Burung Merak
65 Makin Mesra
66 Hanya Gejala
67 Mau Ikut
68 Mengawasi Arga
69 Pengaruh Obat
70 Pengaruh Obat (2)
71 Ada Apa Ini?
72 Akhir Cerita (End)
73 Makin Benci, Makin Cinta
74 (Bukan) Suami Pengganti
75 Arini I'm In Love
76 Bukan Istri Salihah
77 BOSKU DUDA AROGAN
78 CINTA SANG BERANDAL
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Aku Bukan Pelakor
2
Hm ... apa ya ?
3
Calon Istri
4
Hanya Balas Dendam
5
Bagai Bumerang
6
Sandiwara Bermula
7
Masih Penasaran
8
Renata VS Karin
9
Menikah Dengan Kamu
10
Tidak Mengharapkan Pernikahan
11
Undangan Renata
12
Tidak Peduli
13
Mengakhiri
14
Bertemu Devan
15
Hinaan Di Malam Pengantin
16
Menunggu Arga
17
Suami Karin Amanda
18
Pura-pura Mesra
19
Tamu Tak Diundang
20
Makan Malam
21
Kemarahan Arga
22
Kemarahan Arga (2)
23
Kedatangan Marisa
24
Rencana Karin
25
Rencana Karin (2)
26
Bukan Kebetulan Tapi Musibah
27
Karena Alkohol
28
Ada Apa Dengan Arga
29
Gagal Bicara
30
Keputusan ....
31
Itu Kamu
32
Kencan Dan Rencana Liburan
33
Aku Serius
34
Cemburu
35
Aku Lapar
36
Ada Yang Lebih Penting
37
Terima Kasih, Sayang
38
Drama Pernikahan
39
Ternyata ....
40
Ajakan Ulat Bulu
41
Ulat Bulu ....
42
Bau Tidak Enak
43
Bukan Urusanku
44
Kamu ....
45
Dipecat
46
Kecelakaan
47
Kenapa Harus Pisah?
48
Apa Aku Hamil ?
49
Pergilah !
50
Kabar Baik
51
Aku Rindu Kamu
52
Arga Yang Aneh
53
Bertemu Devan
54
Mami Sayang Kamu
55
Kamu Sudah Menikah
56
Bukan Bocah
57
Rumah Sendiri
58
Rumah Impian
59
Makin Benci, Main Cinta
60
Rumah Sakit
61
Panggil Dia Alea
62
Lanjut Kerjasama
63
Tapi Aku Percaya
64
Keong Racun VS Burung Merak
65
Makin Mesra
66
Hanya Gejala
67
Mau Ikut
68
Mengawasi Arga
69
Pengaruh Obat
70
Pengaruh Obat (2)
71
Ada Apa Ini?
72
Akhir Cerita (End)
73
Makin Benci, Makin Cinta
74
(Bukan) Suami Pengganti
75
Arini I'm In Love
76
Bukan Istri Salihah
77
BOSKU DUDA AROGAN
78
CINTA SANG BERANDAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!