"Ka, angkat ini ke mobil! Sudah ditunggu pembeli," teriak Pak Sarman, pemilik toko kelontong yang biasa menggunakan tenaga Raka.
"Baik, Pak. Bang Jono?"
"Si Jono sudah duluan ke mobil. Kamu buruan angkat ini, sebentar lagi hujan!" perintah Pak Sarman.
Raka mengangkat kotak kayu berisi kecap botol kaca ke pundaknya. Tangannya yang bebas dia gunakan menenteng plastik besar. Raka berjalan dengan agak cepat ke arah mobil.
Dari arah depan, seorang wanita berjalan sambil meneliti belanjaan dan tidak melihat jalanan di depannya. Raka yang kebetulan melihat hal itu, langsung menurunkan barang-barang yang dibawanya. Pemuda itu bergegas lari mendekati wanita itu karena ada motor yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Braakkk ....
Raka menarik lengan si wanita agar tidak tertabrak motor itu. Wanita selamat, hanya luka lecet di siku dan telapak tangan. Sedangkan Raka tertabrak motor pada bagian kaki kirinya.
Raka terjatuh lalu berguling agar bisa duduk. Badan Raka tidak apa-apa, hanya saja kakinya robek yang cukup lebar dan memar. Pengendara motor sudah kabur karena takut dikeroyok massa.
Beberapa warga membawa Raka dan wanita tadi ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Wanita itu mendekati Raka usai dibersihkan dan diobati lukanya. Saat mendekat, Raka tersenyum agar terlihat baik-baik saja.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya wanita itu panik.
"Saya baik, Miss. Bagaimana keadaan Miss Shofie?" balas Raka balik bertanya pada guru barunya itu.
Ya, wanita yang ditolong Raka adalah Shafiyah Kusuma Wijaya atau biasa disapa Shofie. Guru baru yang membuat jantung Raka berdetak kencang seperti genderang ditabuh.
"A-aku baik, cuma lecet dikit aja. Besok juga sembuh," jawab Shofie tersenyum manis dan diangguki oleh Raka.
Melihat senyum sang pujaan hati, jantung Raka rasanya ingin melompat keluar dari tempatnya. Senyum yang menyejukkan hati. Namun, sangat tidak bagus untuk kesehatan jantung Raka.
Raka diijinkan pulang karena lukanya sudah diobati. Tidak hanya luka robek saja, ternyata ada peradangan ligamen akibat tabrakan tadi. Sehingga kaki Raka tidak hanya ditutup menggunakan perban, tapi juga dibebat perban elastis untuk mengurangi pembengkakan.
Raka pulang diantar oleh Shofie dengan naik taksi online. Raka disarankan oleh dokter untuk mengistirahatkan kakinya. Untuk sementara waktu Raka tidak diperbolehkan terlalu banyak aktivitas terutama kakinya.
Mereka hanya menempuh perjalanan selama sepuluh menit saja karena jarak yang tidak begitu jauh.
"Ayo Miss, masuk," ajak Raka sambil membuka pintu rumahnya.
Raka menggunakan kruk untuk mambantu menopang kaki kirinya. Dia berjalan tertatih menuju dapur untuk menuang minum buat dirinya juga sang guru. Namun, belum juga sampai di dapur Shofie sudah mendahului langkahnya.
Shofie bergegas ke dapur setelah melihat arah tujuan kaki Raka melangkah. Dia mengambil dua gelas lalu membawanya ke meja makan. Di meja makan sudah ada air putih dalam teko, sehingga tinggal menuang saja ke gelas.
"Kamu harus makan dan minum obat, agar cepat sembuh. Kamu tidak mungkin 'kan betah cuma duduk-duduk dan rebahan saja seperti ini. Oleh karena itu, kamu harus banyak makan dan minum obatnya, biar cepat sembuh!" omel Shofie karena sejak di klinik tadi Raka susah disuruh minum obat.
"Iya, Miss. Raka minum obatnya, tapi nanti. Sekarang Raka mau mandi dulu," ucap Raka sembari bangkit dan berjalan ke dapur.
Kamar mandi di rumah itu ada dua dan keduanya terletak di seberang dapur. Di dekat kamar mandi terdapat jemuran kecil untuk meletakkan handuk. Raka menyambar handuk, hendak membuka pintu kamar mandi sudah mendengar suara guruku cintaku.
"Raka, luka kamu jangan dibasahi! Biar cepat sembuh, tadi saya lihat agak dalam lukanya," ucap Shofie mengingatkan.
Shofie tidak tahu kenapa dia begitu perhatian pada murid barunya itu. Mungkin dikarenakan sudah berulang kali ditolong Raka.Sehingga ini saat untuknya membalas kebaikan pemuda itu.
"Iya, Miss. Raka tahu kok, soale kalau lama sembuhnya Raka sendiri yang rugi. Nggak bisa sekolah dan nggak bisa kerja. Parahnya lagi, susah mau ketemu Miss Shofie kalau malarindu melanda," jawab Raka panjang dan lebar, serta diselingi gombalan.
"Sudah berani ya, gombali guru, hmm?"
Raka gegas masuk ke kamar mandi dengan senyum mengembang. Apalagi mengingat wajah gurunya yang merona bak tomat masak.
Shofie memesan makanan via gofood, sebenarnya ingin masak sendiri. Namun, setelah melihat isi dapur rumah Raka yang bersih tanpa ada bahan masakan dan bumbu-bumbu, Shofie akhirnya memesan online saja.
Kaki yang terluka dan cidera membuat ruang gerak terbatas, sehingga dia membutuhkan waktu lama untuk membersihkan diri. Setengah jam sudah waktu yang dihabiskan oleh Raka, akhirnya selesai juga.
Raka keluar dari kamar mandi hanya menggunakan selembar handuk untuk menutupi bagian perut ke bawah. Dia berjalan ke arah kamar yang berada di sebelah ruang keluarga. Shofie yang kebetulan sedang duduk di ruang keluarga menunggu pesanan, terkejut dan menjerit.
Mendengar sang pujaan hati menjerit, Raka pun melebarkan langkah kakinya dan membuang kruk yang dirasa sangat mengganggunya itu. Raka langsung membekap mulutnya agar tidak berisik yang akhirnya mengundang perhatian warga. Mengingat rumahnya berada di kawasan padat penduduk.
Nahasnya, saat membekap mulut Shofie, Raka melupakan keadaanya saat ini. Keduanya terjatuh ke sofa dengan posisi Shofie menimpa tubuh Raka. S**lnya lagi, bibir Shofie mendarat sempurna di bibir Raka karena, tangan Raka reflek berpegangan pada sandaran sofa.
Tiba-tiba Pak RT datang bersama beberapa tetangga dan petugas gofood yang mengantar pesanan makanan mereka. Sebenarnya Pak RT dan tetangga ingin menjenguk Raka. Mereka berinisiatif menjenguk setelah mendengar kabar kecelakan yang menimpa Raka. Namun, disuguhi dengan tontonan 18+.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Pak RT dengan nada tidak bersahabat.
"Ini tidak seperti yang Pak Rete lihat. Tadi saya belajar berjalan tanpa alat bantu, ternyata saya malah terjatuh. Miss Shofie ingin membantu saya, juga malah ikut terjatuh ...."
"Banyak sekali alasanmu Anak Muda! Sebaiknya segera hubungi kedua orang tuamu, Nona. Agar kampung ini terbebas dari bencana," potong salah seorang warga berumur setengah abad.
"Kita nikahkan mereka saja Pak Rete, kalau tidak mau dinikahkan kita arak keduanya keliling kampung," teriak warga yang lainnya.
"Tunggu Pak RT, ini pesanan makanannya bagaimana? Siapa yang akan membayar?" ucap Abang Ojol yang mengantar makanan pesanan Shofie.
Raka pun hendak bangkit mengambil dompetnya, tetapi sudah didahului oleh Shofie.
"Ini Bang, kembaliannya ambil saja," ucap Shofie sembari menyodorkan dua lembar uang kertas berwarna merah pada Abang Ojol itu.
"Terima kasih, Non," ucap Abang Ojol tadi.
"Semoga mereka mendapatkan jalan keluar yang terbaik," do'a Abang Ojol dalam hati, sambil keluar dari rumah Raka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gercep banget pak RT dan warga,Raka juga baru aja pulang udah di datengin aja..Langsung Nikah juga tuh kek nya..
2024-06-26
0
Qaisaa Nazarudin
Kasian banget Raka,Padahal dia membutuhkan kerja banget utk cari uang..
2024-06-26
0
Qaisaa Nazarudin
Ceroboh banget nih cewek..🤦
2024-06-26
0