I Love You, Ibu Guru

I Love You, Ibu Guru

Part 1

Suasana pasar tradisional pagi ini sangat ramai sekali. Suasana yang hiruk pikuk seperti ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Dari kejauhan, tampak seorang laki-laki remaja tanggung sedang memepet tubuh seorang gadis cantik. Tanpa gadis itu sadari, dompetnya telah berpindah tangan. Gadis itu tersadar saat hendak mengambil dompet, tangannya menyentuh tangan seseorang.

"Tolong! Toloong!" teriak seorang gadis berparas cantik.

Remaja itu langsung lari tunggang langgang karena terkejut. Dia tidak menyangka jika si pemilik dompet tersadar saat dompetnya ditarik keluar dari saku celana.

Raka yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik sang pencopet, dengan sigap menghadang si tukang copet. Terjadi perebutan dompet antara Raka dan tukang copet. Setelah beberapa saat, dompet pun berhasil direbut Raka.

Pencopet pun digiring massa ke kantor polisi terdekat. Sedangkan Raka mengembalikan dompet pada perempuan cantik tadi. Kemudian Raka berlalu begitu saja karena matahari sudah mulai menampakkan diri, dia harus sekolah.

Shafiyah Kusuma Wijaya, biasa dipanggil Shofie, gadis berparas cantik dan bersuara lembut. Dia baru saja lulus sarjana pendidikan dan diterima bekerja di sebuah sekolah swasta. Hari ini adalah hari pertama dia bekerja.

Shofie sengaja memilih kota itu sebagai tempat untuk mengabdikan ilmunya. Hal ini dikarenakan, dia baru saja patah hati dikhianati oleh sang kekasih dan temannya. Untuk mengobati luka hatinya dia memilih menjauh dari kedua pengkhianat itu.

Sebelumnya, Shofie bermaksud memasak terlebih dahulu sebelum berangkat kerja. Berhubung bahan-bahan yang akan dimasak tidak ada, dia ke pasar yang terletak tidak jauh dari rumah kontrakannya. Namun, nasib baik tidak berpihak padanya.

Hari pertama bekerja harus terlambat sampai sekolah. Gara-gara adanya kejadian pencopetan tadi, dia harus pulang terlambat dari pasar. Bahkan dirinya tidak jadi memasak.

"Pak, bisa bukain pintu gerbang?'' mohon Shofie pada satpam jaga dengan wajah memelas.

"Kamu siapa? Ada perlu apa kamu ingin masuk ke linkungan sekolah?" tanya satpam dengan mata melotot.

"Hm, saya guru baru di sini, Pak. Saya ingin bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah. Boleh, Pak? Boleh ya, Pak? Ya? Ya?" bujuk Shofie pada satpam itu.

"Tunggu sebentar, saya tanyakan pada Edward dulu!" jawab satpam akhirnya menyerah mendengar rengekan guru baru itu.

Satpam itu pun langsung masuk ke pos satpam, menghubungi kepala sekolah yang bernama Edward. Tak lama kemudian satpam itu datang dan membuka pintu gerbang sekolah.

"Anda harus menghadap Bapak Kepala Sekolah terlebih dahulu! Begitu pesan dari beliau," ujar satpam dengan name tag Agus itu.

Betapa bahagianya Shofie mendengar dia diijinkan masuk oleh kepala sekolah. Senyumnya mengembang seketika.

"Terima kasih, Pak," ucap Shofie dengan wajah berbinar.

Satpam itu mengangguk menjawab ucapan Shofie. Dia langsung menggelengkan kepalanya setelah Shofie sudah tidak terlihat lagi.

"Ck, semoga saja pak Edward tidak murka karena dia terlambat datang."

"Aamiin ya robbal'alamin," sahut Raka dengan entengnya, sambil terus berjalan meninggalkan tempat itu.

Sang satpam baru tersadar jika ada orang yang menyahut, setelah Raka menghilang pandangan matanya.

"Kamvrret, siapa tadi yang menyahut omongan gue?" gumam satpam pelan, tiba-tiba saja bulu kuduknya merinding.

Sementara itu, Shofie sedang mendengarkan petuah dari sesepuh di sekolah itu. Tidak hanya petuahnya saja, bahkan beliau juga menginterogasinya kenapa terlambat.

Raka yang kebetulan mengikuti guru baru itu, mendengar bagaimana kepala sekolah itu memarahi Shofie.

"Ibu cantik ini terlambat karena habis kecopetan di pasar tadi," celetuk Raka sambil tetap melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Eh, kamu! Dasar anak tidak tahu sopan santun. Kamu terlambat juga?" panggil Pak Edward begitu mendengar ocehan seorang murid.

"Saya tidak terlambat, Pak. Tadi saya ke toilet terlebih dahulu karena sakit perut," jawab laki-laki yang bernama lengkap Raka Pradipta itu.

"Alasan saja kamu! Tadi kamu ikut-ikutan menjawab pertanyaan saya untuk guru baru ini. Apa yang kamu ucapkan itu benar?' ucap Pak Edward penasaran.

"Ya elah, Pak! Untuk apa saya berbohong? Tidak ada untungnya buat saya," tukas Raka dengan santainya.

"Apa kamu bisa membuktikan ucapan kamu barusan?"

"Kalau Bapak Kepala Sekolah tidak percaya dengan saya, silakan cek ke pasar!" sahut Raka ketus sembari berjalan menjauh.

"Siswa tadi yang membantu saya, Pak. Dia tadi berhasil merebut dompet saya dari pencopet. Saya tidak berbohong, Pak," ucap Shofie tiba-tiba.

"Baiklah, hari ini kamu saya maafkan! Tapi tidak untuk lain kali," ketus Pak Edward.

"Terima kasih, Pak. Boleh saya tahu kelas mana yang akan saya ajar pagi ini?" ucap Shofie sekaligus bertanya.

"Kamu ikuti saja anak begundal tadi, pagi ini kamu mengajar di kelas dia," sahut Pak Edward sambil berbalik ke ruangannya.

"Duh, hari pertama terlambat lagi. Sudah gitu, kepala sekolahnya jutek banget. Beda pas wawancara, hufftt!" batin Shofie sambil menghentakkan kakinya saat berjalan.

"Hmm, ini aku belok kanan atau kiri ya?" gumam Shofie bingung karena belum tahu lingkungan sekolah itu.

Bapak Kepala Sekolah tidak mau mengantarkan karena dia terlambat datang. Saat Shofie sedang bingung, ada seorang guru laki-laki yang masih muda mendekati.

"Ini yang kemarin interview sama Pak Edward 'kan?" tanya guru yang ber name tag Rizaldi.

"Mm iya, Pak. Saya hari ini mulai mengajar bahasa Inggris kelas 12. Hanya saja saya tidak tahu dimana kelas saya pagi ini," jawab Shofie.

"Maaf, bisa antarkan saya ke kelas 12 yang jam pertama pelajaran bahasa Inggris?" imbuh Shofie nyengir.

"Ayo, saya antar," ajak Pak Rizal agar Shofie mengikuti langkah kakinya.

Begitu sampai di kelas 12 IPA 2, Shofie langsung memperkenalkan diri sebagai guru bahasa Inggris menggantikan guru yang pensiun. Kehadirannya di kelas itu disambut dengan riuh rendah semua siswa kelas itu.

"Bu, Ibu sudah punya pacar belum?" tanya seorang siswa laki-laki yang biasa dipanggil Bayu.

Sofie hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ibu mau nggak jadi pacar saya?" tanya siswa lainnya.

"Sesi perkenalan dan tanya jawab sudah habis waktunya. Sekarang kita mulai belajar. Pelajaran terakhir bersama Pak Darmoyo sampai bab berapa?" ucap Shofie dengan suara sedang tetapi tegas.

Banyak murid yang bersahut-sahutan menjawab asal pertanyaan dari guru baru tersebut. Shofie diam sampai suara keributan itu menghilang dengan sendirinya.

"Sudah capek teriak-teriaknya? Kalau kalian tidak bisa tenang, lebih baik kalian semua yang mengajar biar saya yang mendengar!" ucap Shofie yang langsung membungkam mulut semua murid di kelas itu.

Semua diam tidak ada yang bersuara. Mereka mengira jika guru baru itu lemah seperti guru perempuan lainnya. Ternyata mereka salah, tatapan tajam yang mengintimidasi menyorot semua siswa di kelas itu.

Akhirnya pelajaran dimulai. Shofie sengaja mengulang dari awal bab agar para siswanya mengerti. Raka yang sejak tadi memperhatikan Shofie mengajar semakin terpesona dengan guru berwajah baby face itu.

Jam dua siang, saatnya para siswa pulang sekolah. Raka sengaja menunggu guru baru itu keluar dari ruang guru. Dia ingin mengajak guru itu pulang bersama.

Terpopuler

Comments

ira rodi

ira rodi

wah wah...si raka mah gercep amat....gitu dong baru cowok gentle....hehehe
awal yg bagus....

2024-10-22

0

nuraeinieni

nuraeinieni

aq mampir thor

2024-07-07

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwk Raka tadi nyaut kata2 satpam, Sekarang nyautin kata2 bapak kepsek,Udah kayak jelangkung aja si Raka...🤣🤣🤣

2024-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!