rahasia besar

Cakra melihat para warga desa sedang berkumpul di tengah lapangan, dan mereka seperti menunggu kedua orang itu.

"assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh," salam ustadz Harun.

"waalaikum salam..." jawab para warga.

"salam sejahtera untuk semuanya, hari ini kita berkumpul disini untuk mendoakan ustadz Haris yang sedang berjuang di rumah sakit, dan juga untuk perencanaan pembangunan masjid, dan juga sekolah gratis untuk semua anak,"

"kenapa tidak menunggu ustadz Haris, karena beliau yang sudah berjasa di desa ini," tanya seorang warga.

"ya saya tau jika suami saya berjasa untuk desa ini, tapi peran ustadz Harun juga sangat banyak, jadi saya yakin jika suami saya tak masalah jika ustadz Harun memimpin pembangunan di desa ini, karena itu juga mimpi suami saya," kata Rahayu yang tak bisa di bantah oleh warga.

Cakra marah dan kesal mendengar sikap sombong kedua orang itu, karena ustadz Haris dan Ilya yang berjuang keras, tapi keduanya dengan seenak jidatnya melangkahi semuanya.

bahkan mereka tak membicarakan semua itu dengan yayasan Miftahul Jannah.

"jadi kapan di mulai pembangunan," tanya seseorang lagi.

"besok pagi," jawab ustadz Harun.

"kalau begitu malam ini kita semua akan mengadakan selamatan, dan masak bersama," kata Rahayu yang langsung di iyakan oleh para warga.

Alif, Reza, Ahmad, merasa ada yang janggal dengan tingkah kedua orang itu.

tapi mereka sebagai santri tak bisa menegur ustadz Harun, terlebih kondisi ustadz Haris yang belum di ketahui apa yang bisa terjadi.

ada warga masak-masak, dan beberapa warga menyembunyikan tuwak.

"kami bawa kan?" kata salah satu warga

Cakra hanya duduk memperhatikan semua yang terjadi, selamatan makan malam pun terjadi.

setelah itu mereka berbincang antar warga, beberapa warga pun memberikan minuman tuwak yang di campurkan kedalam jamu khas desa itu.

"Monggo minum jamu, agar besok kita bisa greng saat mulai kerja bakti," kata warga desa itu.

"boleh," jawab semua orang.

mereka pun minum tanpa ada rasa curiga, untuk warga desa sudah terbiasa.

sedang ustadz Harun dan Rahayu serta para santri merasa aneh dengan rasa minuman itu.

"ini jamu apa pak,"tanya ustadz Harun yang perlahan wajahnya memerah.

"itu jamu khas desa ini, ini sering di minum saat kumpul begini ustadz, sudah minum saja tak jamin tubuh sampeyan akan ringan," kata pria itu.

malam itu untuk pertama kalinya mereka semua mabuk berat, bahkan Rahayu juga tidak bisa menahannya lagi.

mereka pulang ke rumah

dalam kondisi sempoyongan, bahkan untuk berjalan lurus saja tak bisa.

kelima santri tertidur di teras rumah karena tak sanggup lagi, sedang Rahayu yang masuk kedalam rumah.

sudah melepas semua jilbab dan bajunya karena gerah, ustadz Harun yang melihat pun terpengaruh.

"aduh... seksinya," kata pria itu yang memang sudah terpengaruh minuman keras dan mabuk berat.

dan yang terjadi akhirnya setan menang, mereka pun bercumbu bersama.

bahkan keduanya lupa, jika mereka sedang berzina, dan melakukannya dengan senang hati.

Cakra menolehkan kepalanya karena tak sanggup melihat seorang ustadz yang selama ini di tunjuk untuk menuntun umat.

malah melakukan perzinahan dengan istri sahabatnya yang sedang berjuang bersama.

Cakra tersentak kaget saat ustadz Harun mrnguncang tubuhnya, "mas Cakra kenapa?"

"astaghfirullah hal adzhim... tak apa-apa, Sukri, Edi dan Gopur, tolong angkat Haris, karena kita harus membawanya pulang," kata Cakra merasa buruk saat ini.

"tapi kenapa mas? apa kondisi suamiku buruk?" kata Rahayu panik.

"iya, kondisinya sangat buruk, sebaiknya kamu juga ikut karena tak baik jika kamu di sini saat suamimu berada di rumah mertua mu," tegur Cakra.

"tapi aku juga sedang tak baik-baik saja, perjalanan menuju keluar desa sangat rusak, aku takut membahayakan kesehatan janin ku," kata Rahayu.

"terserah padamu, tapi aku merasa aneh, kenapa seorang istri tak bisa berbakti pada suaminya seperti dirimu, padahal dulu istriku saja tak memperdulikan janinnya saat tau aku terluka, sudah bawa Haris pergi," ketus Cakra.

Rahayu pun diam, semua warga mulai memandang dirinya buruk, tapi dia benar-benar tak bisa keluar dari desa ini.

karena menjauh dari ustadz Harun membuat dirinya tersiksa, mobil Cakra pergi.

"seharusnya neng Rahayu pergi karena kondisi kesehatan ustadz Haris itu nomor satu, lagi pula jika neng di kota, akan mudah karena dekat dengan fasilitas kesehatan," kata ustadz Harun.

"kalau begitu tolong antar saya," kata Rahayu yang merasa tak enak.

"saya tak bisa, Mahmud dan Ahmad, tolong antar neng Rahayu ke kota, karena ustadz Haris pasti membutuhkan dia," perintah ustadz Harun.

"baik ustadz," jawab keduanya.

dia pun merasa buruk karena merasa di usir oleh ustadz Harun, tapi ini semua demi menghindari desas-desus yang mulai terdengar.

sesampainya di kota, ustadz Haris di bawa ke pondok pesantren, semua orang kaget melihat tubuh ustadz Haris yang kembali tumbang.

tak lama mobil Rahayu dan dua santri datang, "ada apa Rahayu?" tanya mami Tasya.

"sepertinya mas harus di serang lagi oleh Ki Bisono, karena tadi mas Haris di antar warga desa pulang ke rumah," kata Rahayu yang nampak sangat khawatir.

sedang Cakra di bantu ustadz sepuh sedang berjuang di dalam, akhirnya pria itu sadar.

"Alhamdulillah le, kamu tak kenapa-kenapa," kata ustadz sepuh.

"iya de, loh mas Cakra," kata ustadz Haris.

"iya Haris, mas ingin minta maaf karena sudah memaksa mu menikahi Rahayu, seharusnya mas percaya jika kamu bisa tanpa menikahi wanita itu," kata Cakra.

"ada apa mas, kenapa tiba-tiba?" bingung ustadz Haris dan ustadz sepuh.

"maaf karena kesalahan ku kalian semua terluka, terutama kamu dan Ilya, dia baru saja sadar setelah semuanya, dan orang yang di ingatnya adalah kamu Haris... maaf..." tangis Cakra yang sangat sedih.

"tidak mas, sepertinya ini jalan takdirku, aku tak marah padamu, lagi pula aku harus bahagia bukan, karena sebentar lagi akan punya anak," kata ustadz Haris.

"ha-ha-ha aku meragukan itu, bagaimana bisa dia baru hamil empat bulan, sedang pernikahan kalian sudah lima bulan lebih, jika bayi itu murni terjadi saat pertama kali kalian melakukan hubungan suami istri, harusnya kandungan itu juga berusia sana lima bulan bukan, karena aku tau benar kamu tak menyentuhnya setelah itu," kata Cakra menertawakan semua.

"jadi maksudnya, dia bukan hamil anakku, tapi anak siapa mas?" kata ustadz Haris yang langsung duduk setelah mendengarnya.

"aku tak bisa menjawabnya,tapi aku baru sadar dekat-dekat ini juga, terlebih saat Shafa merasa janggal setelah mendengar usia kandungan dari istrimu," kata cakra.

"tidak, aku memang bersalah tak menyentuhnya, tapi kenapa dia harus berzina, aku akan bertanya padanya," kata ustadz Haris yang ingin keluar tapi Cakra menahan adiknya itu.

"tidak boleh gegabah, jika kita bertanya secara serampangan bisa melukai Rahayu dan bayinya, jadi kita tunggu sampai kandungannya enam bulan baru bertanya,"

"tapi itu masih lama mas,"

"ajak dia tinggal disini, buat alasan jika kondisi tubuh mu belum memungkinkan kembali ke desa," usul ustadz sepuh yang juga nampak marah.

"bagus tuh ide Abi," kata cakra.

Terpopuler

Comments

Lilik Halimah

Lilik Halimah

kan awal mula yang berkhianat ustadz Haris ya.. masih memikirkan wanita lain itu kan termasuk dosa.. tapi kenapa disini dibuat cerita rahayu berkhianat.. dari awal rahayu sabar melihat kedekatan ilya dan Haris, sabar menghadapi sikap plin plan Haris sabar menerima penolakan Haris, tapi sekarang dibuat rahayu yang berkhianat🤦‍♀️ bnyak yang komen Ilya baik, mana ada wanita baik msih memikirkan suami orang mana ada ustadz yang alim masih memikirkan wanita selain istrinya... ya sudahlah namax juga cerita kenapa aku yang emosi😏

2023-01-25

2

Sumawita

Sumawita

Rahayu biang masalah

2022-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!