Cakra datang

"iya nduk, ini ibu... Alhamdulillah akhirnya jamu bangun juga, kami semua sudah menunggu mu sayang..." tangis ustadzah Aisyah.

"ayah..."

"iya nduk, ada apa?" tanya ustadz Amir yang sangat khawatir pada putrinya itu.

"tolong ustadz Haris, dia dalam masalah ... nyawanya terancam..." kata Ilya dengan sangat lemah.

"apa, baik ayah akan memberikan Jabar pada mas Cakra, karena ayah hanya percaya padanya," kata ustadz Amir.

pria itu langsung berlari keluar, sedang Ilya perlahan bisa tersenyum meski sangat lemah.

"Ilya sudah kembali Bu, tolong jangan menangis lagi..."

"iya nduk, iya.." jawab ustadzah Aisyah.

mereka semua nampak begitu khawatir, tapi beruntung dengan melihat senyum gadis itu.

ustadz Amir sangat panik karena Cakra cukup sulit di telpon, padahal ini jam makan siang.

"assalamualaikum... ini siapa?" tanya Cakra dari sebrang telpon.

"waalaikum salam... mas ini pak Amir ayah Ilya, maaf menganggu mas, saya ada pesan penting," kata pak Amir terdengar panik.

"ada apa pak, kenapa bapak terdengar begitu panik, apa ada masalah?" kata Cakra yang ikut khawatir.

"itu mas, Alhamdulillah Ilya baru bangun dari koma, dan yang membuat khawatir adalah doa bilang jika nyawa ustadz Haris dalam bahaya, tolong mas di lihat ustadz Haris-nya," kata ustadz Amir.

"baiklah pak, dan kalau boleh tau kalian di rumah sakit mana?"

"nanti saya beri tahu lagi mas, kami ada di Surabaya, dan itu rumah sakit swasta di pinggiran kota," kata ustadz Amir.

"baiklah, terima kasih atas infonya," kata Cakra

Shafa yang melihat suaminya pun tau jika ada yang tak beres, "apa mas harus pergi?

"iya dek, maaf ya aku tak bisa menemanimu di rumah,"

"mas ngomong apa,aku baik-baik saja di rumah sudah silahkan pergi, aku tak apa-apa karena ada mbak-mbak yang membantuku menjaga Hamzah, tapi ingat tolong hati-hati dan jaga dirimu ya mas," kata Shafa.

Cakra mencium kening istrinya dan langsung pamit pergi bersama dengan dua anak buahnya.

di desa Kantil, acara belajar mengajar baru selesai, dan sekarang ustadz Haris sedang mengecek semua jawaban dari para warga.

di ingin sekali tertawa saat membaca jawaban dari para warga yang memang sudah dewasa itu.

setelah selesai dan menentukan siapa nilai tertinggi dan hadiahnya akan berbeda.

karena yang sebenarnya ustadz Haris akan memberikan hadiah pada semua orang yang menjawab pertanyaan di soal itu.

"Alhamdulillah akhirnya selesai," gumamnya.

dia baru sadar jika di sekolah sudah tak ada orang satupun, "Ya Allah, aku bahkan terlalu fokus hingga tanpa sadar semua sudah pulang,"

dia pun membereskan semua berkas miliknya dan bersiap untuk pulang, tak lupa dia mengunci pintu kantornya.

tak lama, terlihat seseorang berdiri di depan sekolah itu, dan menatapnya dengan tajam.

ustadz Haris berbalik dan kaget melihat sosok itu, "Allahuakbar!!" katanya kaget.

"hai bocah tengil, kamu harus mati sekarang," kata pria yang berpenampilan acak-acakan dan lusuh.

tapi yang membuat kaget adalah kuku pria itu yang sangat panjang dan tajam.

tiba-tiba pria itu menyerang ustadz Haris secara membabi buta, bahkan seperti tanpa ampun.

"siapa anda, kenapa menyerang ku," kata ustadz Haris yang terpukul mundur.

"kamu sudah lupa setelah beberapa bulan tak bertemu bocah tengil, ha-ha-ha," suara tawa itu menggelegar

dia pun sadar jika itu Ki Bisono, tapi kenapa pria itu sekarang begitu buruk dalam berpenampilan.

"Ki Bisono, seharusnya anda memohon ampun dan bertaubat, karena menguasai ilmu hitam itu sangat buruk akibatnya,bahkan jika sampai anda menyembah selain Tuhan,"

"cih,aku tak butuh ceramah mu dasar bocah sialan," marah Ki Bisono yang langsung menyerang ustadz Haris lagi.

Keduanya terlibat pertarungan yang sangat sengit, bahkan mereka seperti tak ada lelahnya.

Ki Bisono terpental saat di pukul dengan bambu kuning yang di bawa oleh ustadz Haris.

"sialan, ku kira bambu itu sudah hangus dengan pemiliknya, ternyata dia memberikannya padamu ya bocah, ha-ha-ha... tapi itu tak berguna jika pasangan mu tak ada untuk melindungi mu," ejek Ki Bisono kembali bangkit dan menertawakan ustadz Haris.

"aku percaya dengan kekuatan ku," kata pria itu yang kembali bertarung.

pukulan di terima ustadz Haris hingga mengenai pot bunga tanah liat itu hingga hancur.

"ah... sepertinya aku harus memanggil tombak itu," gumam ustadz Haris yang mulai membaca mantra.

"sialan, kamu hanya bisa mengandalkan tombak itu, tunggu aku lain kali bocah tengik," kata pria itu yang pergi

pasalnya kekuatannya juga sudah mulai menipis , karena dia belum sepenuhnya sembuh, terlebih busur panah itu mengenai tubuhnya dan mengeluarkan racun.

entah bagaimana tubuh yang seharusnya kuat melawan apapun, bisa terluka di tangan gadis ingusan itu.

"tenang Suryo, selama gadis itu tak bersama dengan bocah busuk itu, kemungkinan aku menghancurkan keluarga itu akan semakin besar, aku sudah seperti ini karena ulah Wulan, sekarang semua keturunannya harus membayarnya dengan harga mahal," katanya sebelum kembali bertapa untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

sedang ustadz Haris jatuh pingsan di depan sekolah, "pak guru!!" teriak beberapa warga yang kebetulan pulang dari ladang.

"cepat bawa pak guru pulang," kata para warga itu yang langsung membuat tandu darurat.

mereka pun membopong tubuh ustadz Haris yang jatuh pingsan, "neng Rahayu!!! ustadz Harun, tolong ustadz Haris pingsan!!" panggil warga.

"mas harus, kenapa bisa pingsan," kaget Rahayu.

ustadz Harun yang dari dalam rumah berlari keluar, dan kaget melihat kondisi dari sahabatnya itu.

beruntung mobil Cakra datang, dia langsung bergegas turun, "ada apa ini?"

"mas Cakra, kami tak tau, warga yang membawanya sudah dalan keadaan pingsan seperti ini," kata ustadz Harun.

"sudah ku katakan berkali-kali, jangan biarkan dia sendirian saja Harun!!" bentak Cakra marah besar.

karena saat ustadz Haris sendirian itu menjadi kesempatan Ki Bisono yang mulai bangkit untuk balas dendam.

Cakra mulai menyentuh tubuh adiknya itu dan sebisa mungkin mengobatinya.

beruntung hanya luka ringan dan tak terjadi apa apa yang serius, "tolong ambilkan air,"

"ini mas," kata Rahayu yang memberikan gelas pada Cakra.

tak sengaja tangan mereka bersentuhan, dan tiba-tiba cakra tertarik ke sebuah tempat yang asing untuknya.

"sial tempat apa ini, dan kenapa aku di tarik ke tempat ini," gumamnya.

dia melihat sosok Rahayu yang berjalan melewatinya bersama ustadz Harun.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

Jangan " Rahayu bener hamil sama ustadz Harun

2022-12-11

2

As Lynda

As Lynda

mungkin yg lari warga yg lari dalam gua

2022-12-11

2

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

mungkinkah Rahayu hamil anak ustadz Harun?

2022-12-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!