menghilang

karena semua sudah mengizinkan, Farid pun membawa adik angkatnya itu pergi.

tak hanya itu mereka semua tak ingin Ilya terus terluka, jadi mereka memilih jalan ini.

sedang di ruang rawat, Shafa masih berdoa agar suaminya cepat sadar, terlebih luka cakaran itu cukup dalam.

ayah Arkan juga masih di ruang yang sama, dia tau jika Ilya sudah di bawa pergi tapi dia memohon pada semua orang agar tak membahasnya.

sedang di desa, ustadz Haris masih duduk diam di kebun belakang, pria itu tampak tenang.

dia terus melihat kilasan kejadian buruk yang menimpa Ilya di depan matanya, "ya Allah aku harus bagaimana," batinnya berteriak.

dia tak bisa seperti ini, karena sana saja menyakiti istrinya yang sekarang lebih berhak dari siapapun.

"sadarlah Haris, ingat ada istri mu yang lebih pantas kau pikirkan sekarang," gumam ustadz Haris yang memilih bangkit dari kursinya.

dia bergegas masuk kedalam rumah, dan terlihat cukup sepi, ternyata semua sedang berada di luar rumah.

ustadz Haris menghela nafas panjang, bagaimana dia bisa bersikap jika dia sendiri begitu lemah seperti ini.

dia menyalakan kompor dan mulai membuat wedang kencur kesukaannya.

entah dari kapan, minuman itu sering menemaninya, "sedang apa ustadz,"

"ah ini sedang buat air kencur,ustadz Harun mau?" tawar ustadz Haris yang baru selesai membuatnya.

"tidak terima kasih, memang ustadz sedang sakit? atau kurang enak badan?"

"tentu saja tidak, hanya sedang ingin saja, karena sedikit lelah," jawab ustadz Haris singkat.

ternyata ustadz Harun baru melihat ustadz Haris minum ramuan seperti itu, karena selama ini dia tak pernah melihatnya secara langsung.

Rahayu keluar dari kamar dan kaget melihat dua pria itu sedang di dapur, "ah apa ada yang di butuhkan, kenapa tidak memanggilku mas,"

"ah itu,aku kira kamu pasti sedang istirahat, jadi aku tak mau menganggu mu," jawab ustadz Haris

"ah begitu rupanya," jawab Rahayu gelagapan.

"kamu kenapa, ada yang di pikirkan, jika ada uneg-uneg bisa bilang padaku, aku akan mendengarkannya," kata ustadz Haris yang duduk di meja dapur.

"tidak ada mas, aku hanya bingung mau masak apa?"

"ustadz Harun, sebaiknya kita makan apa? biasanya kamu paling pintar memberikan ide," kata ustadz Haris.

"sepertinya kita liwetan saja tad, lumayan panggil para warga untuk masak bareng, karena desa sepertinya mulai kondusif," usul ustadz Harun.

"tentu, lakukan aku ingin ke dalam dulu," kata ustadz Haris yang bangkit dari kursi yang dia duduki.

tapi baru juga dua langkah pria itu tumbang, tubuhnya tiba-tiba panas dan mulai mengigil.

"mas kenapa?" panik Rahayu melihat suaminya itu.

"Alif, Mahmud!" panggil ustadz Harun.

mereka pun membawa ustadz Haris ke kota untuk mendapatkan perawatan.

semua yang di rumah sakit kaget melihat ustadz Haris yang harus masuk UGD.

"sebenarnya apa yang terjadi," tanya mami Tasya.

"kami juga tak tau mami, mas Haris tiba-tiba pingsan dan badan mas Haris mengigil tapi panas," kata Rahayu yang nampak cemas

"ya sudah kita doakan saja, semoga suamimu tak mengalami hal yang buruk ya nduk," kata mami Tasya.

ustadz Haris berada di ruang gelap, dia sedang duduk tanpa melakukan sesuatu cukup lama.

hingga seseorang datang dan duduk di sebelahnya sambil tersenyum ceria seperti biasa.

"kenapa duduk sendirian, ayolah ustadz Haris yang biasanya sangat menyebalkan dan suka menganggu, kenapa jadi Melo seperti ini," ejek Ilya.

"aku lelah, aku ingin istirahat, aku tak mau harus kembali dan menjalani hidup yang tak ku inginkan," kata ustadz Haris.

"bukan yang tak ustadz inginkan, tapi ini memang sudah jalannya, sudah sekarang ayo kembali, tak mau bertemu dengan ku lagi, padahal ustadz janji loh mau melihat ku tersenyum memakai hadiah yang pernah anda berikan, aku masih menyimpannya, aku menunggu mu," kata Ilya yang berjalan pergi.

Rahayu sedang membaca surat Yasin untuk meminta kesembuhan suaminya.

ustadz Haris pun akhirnya sudah membuka mata, "Alhamdulillah... akhirnya mas sadar, dokter!!"

para dokter pun datang dan memeriksa kondisi dari ustadz Haris, beruntung semuanya normal.

mami Tasya dan ayah Arkan masuk kedalam ruang rawat putranya itu, "aku kenapa...." lirih ustadz Haris

"kamu koma selama satu bulan mas, ya Allah... akhirnya doa kami semua diijabah oleh Allah, akhirnya kamu sadar," terang Rahayu.

"bagaimana bisa," bingung ustadz Haris.

"sudah le, kamu istirahat saja, kamu juga Rahayu, ingat kamu sedang hamil," kata mami Tasya.

ustadz Haris langsung melihat ke arah wanita itu, bagaimana bisa dia hamil.

"iya Haris, saat kamu koma kami baru tau jika Rahayu hamil,selamat kamu akan jadi ayah," kata ayah Arkan.

Rahayu nampak begitu bahagia, begitupun semua keluarganya.

Cakra datang membawa beberapa camilan, ya sebulan ini semua keluarga datang bergiliran datang untuk menjaga ustadz Haris.

"mas, bagaimana keadaan desa Kantil, aku khawatir warga desa kembali mengikuti ajaran sesat,"

"Alhamdulillah berkat ustadz Harun dan para santri, sekarang di desa sedang di dirikan bangunan masjid, dan untuk Ki Bisono tenang, pria itu tak terlihat beberapa bulan ini, jadi ku pastikan dia terluka parah atau kemungkinan sudah mati," kata Cakra.

"Alhamdulillah jika semua sudah berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan," kata ustadz Haris.

Rahayu jarang ke rumah sakit karena sekarang dia harus membantu di desa, mami Tasya yang selalu mendampingi ustadz Haris melakukan semua terapi untuk kesembuhannya.

Rahayu menjalani kehamilannya dengan sangat bahagia, bahkan Shafa terus mengirimkan banyak hadiah pada adik iparnya itu.

sedang di tempat lain, ada sosok yang masih terbaring tanpa menunjukkan bahwa dia segera akan membuka mata.

meski dokter mengatakan jika semua baik-baik saja, tapi gadis itu seakan enggan membuka mata.

ustadz Haris sedang duduk di taman rumah sakit, dia memilih berjemur setelah melalui terapi berjalan.

"ada apa Haris, kenapa kamu sekarang begitu pendiam, ayolah mana tawa mu, sebentar lagi kamu akan jadi ayah, jangan lah bersikap seperti ini," kata mami Tasya.

"bagaimana bisa aku tertawa, jika kalian semua tak ada yang mau menjawab saat aku menyebut satu nama,"

"karena kami kehilangan kontak dengan keluarga itu Haris, lagi pula sekarang mami yakin dia juga pasti sudah sehat,"

"iya harus terjadi, jika tidak aku bisa melakukan hal yang lebih buruk dari mas Cakra dulu,"terang ustadz Haris.

"kamu jangan mengancam mami Haris, ingatlah sekarang istrimu sedang hamil, dan kamu akan jadi seorang ayah, kamu bisa bicara seperti itu pada mami, tapi tidak di depan menantuku, mengerti Haris," kata mami Tasya.

"tentu mami, aku akan menuruti perkataan kalian, sesuai ucapan kedua orang tuaku, aku akan jadi suami dan ayah yang baik,"

mami Tasya merasa sedih mendengar ucapan dari putranya itu,bukan apa karena ucapan ustadz Haris menunjukkan jika pria itu sudah tak punya semangat untuk hidup.

Terpopuler

Comments

karissa 🧘🧘😑ditama

karissa 🧘🧘😑ditama

hadeehh beki kacau,mogok stop🥴🥴

2023-03-21

0

Lilik Halimah

Lilik Halimah

lho malam pertama kan ustadz Haris kan sdah menyentuh Rahayu kok Plin plan cerita ini masih ajj ragu rahayu hamil sma siapa nanti ya ujung2x cerita ini rahayu yang jahat😏 dasar laki2

2023-01-25

1

Lilik Halimah

Lilik Halimah

Kalo memang dididik agama dari kecil pasti ikhlas melakukan dakwah dan jihad tanpa takut berkorban dan juga kalo memang gk mau bantu desa itu dari awal kenapa tidak menolak dari awal hedeeehhhhh👎🙅

2023-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!