biarkan aku sendiri

"semuanya baik saja, dek kamu masuk kedalam dan tolong siapkan air hangat ya," kata ustadz Haris.

"iya mas, tapi bisa minta tolong salah satu dari mereka, kaki ku masih sakit," kata Rahayu yang kakinya memang terluka.

ustadz Haris berjongkok dan mengusap kaki Rahayu, dia membaca sesuatu.

"sekarang sudah sehat," kata ustadz Haris.

Rahayu tak percaya, bagaimana bisa lukanya sembuh semudah ini, dia pun segera memanaskan air sesuai perintah suaminya.

"ada apa ustadz," tanya ustadz Harun yang tau jika pasti ada masalah.

"tolong ambilkan lebih banyak air di gentong itu, kemudian ambil daun kelor yang aku bawa, setelah itu pastikan semua orang minum dan membasahi diri dengan air itu,"

"tapi kenapa ustadz?" tanya Ahmad.

"agar pengaruh jahat dalam tubuh mereka hilang," jawab ustadz Haris.

semua pun mengangguk, mereka pun tak bisa membantah, jadi mereka mulai mengambil semua yang di butuhkan.

setelah selesai mereka langsung memaksa semua warga minum tanpa terkecuali.

setelah itu ustadz Harun memercikkan air dengan daun kelor, dan tiba-tiba semua warga berteriak.

ternyata hampir semua orang memakai susuk, dan setelah terkena air dari daun kelor itu, otomatis semua susuknya keluar dari tubuh mereka.

bahkan ada yang sampai muntah gumpalan rambut, tak hanya itu para warga desa pun perlahan mulai terlihat normal.

satu persatu warga mulai sadar dan kebingungan karen mereka terikat tangan dan kaki.

"anda siapa, tolong lepaskan ikatan ini!!" teriak para warga

"kalian tak ingat aku? aku adalah ustadz yang di kirim untuk menyebarkan agama di tempat ini," kata ustadz Haris.

"apa? siapa memang kenapa kami butuh ustadz kamu punya pak Suyono sebagai pimpinan dan orang yang selalu mengajar kebenaran," kata salah satu warga.

"kalian tak tau, ayah mertuaku sudah meninggal dunia, dan itu karena ulah kalian, kalian membunuh mereka dengan sangat buruk, kalian hampir menjadikan istriku tumbal, entah berapa banyak putri kalian yang sudah di bunuh untuk keuntungan kalian sendiri," kata ustadz Haris pada semua orang.

"apa? itu semua tak benar, kami hanya mengikuti semua pengaturan yang di arah Jan pak Suyono, bahkan beliau sempat membahas untuk meminta tolong pada pondok pesantren Miftahul Jannah," bantah para warga.

"tapi kalian yang membunuh keluargaku, saat bapak ingin menyadarkan kalian," kata Rahayu yang keluar dari rumah.

"itu tak mungkin, kami ingat jika terakhir kali kami ada di pesta dengan pak Suyono, dan setelah itu kami tak ingat apapun," kata warga desa.

"sepertinya pengendali ingatan itu di campurkan dalam air minuman yang di bagikan, dan hanya pak Suyono yang tak terpengaruh," gumam ustadz Haris.

"tolong kami, kami tak mau hidup seperti ini..." tangis salah satu orang

ustadz Harun dan ustadz Haris mulai membaca doa dan membuat mereka semua semakin menjadi.

tak lama semua warga muntah darah dan gumpalan rambut, baru semua orang pergi ke rumah masing-masing untuk bersih-bersih.

begitupun dengan ustadz Haris dan yang lain, sedang setelah selesai mandi ustadz Haris memilih duduk di kursi yang ada di belakang rumah.

Rahayu duduk di samping suaminya itu, ustadz Haris membuka matanya dan melihat sosok istrinya itu.

"ada apa dek?"

"mas sepertinya ada yang mas sembunyikan, sebenarnya apa yang terjadi di pondok pesantren, dan tadi baju Koko mas bahkan penuh darah,"

"aku tak mengalami apapun dek, itu juga bukan darah ku, itu darah orang lain," kata ustadz Haris yang tiba-tiba tangannya gemetar mengingat apa yang terjadi.

bahkan kilasan-kilasan bayangan itu kembali memenuhi kepala ustadz Haris.

"dek, bisakah tinggalkan aku sendiri, kepalaku tiba-tiba sangat sakit,", kata ustadz Haris.

"baiklah mas, mas istirahat dulu, biar aku lihat yang lain ya," kata Rahayu yang tak mau menganggu suaminya.

dia memilih ke depan membawa beberapa minuman dan camilan untuk ustadz Harun dan yang lain.

"semua ini ada teh hangat dan camilan," kata Rahayu.

"wah terima kasih neng, ya Allah begitu baik nih istri ustadz Haris," kata alif.

"cak Alif bicara apa, sudah Monggo sekecaakaen," kata Rahayu.

tanpa di duga, ustadz Harun tak sengaja menyentuh tangan dari Rahayu.

keduanya pun sempat berpandangan mata sesaat, "maaf neng,"

Rahayu pun mengangguk dan berlari pergi ke kamarnya, dia mengunci dirinya di kamar.

"maaf kan aku ya Allah... tapi aku nyatanya menyukai ustadz Harun dari awal... apa itu dosa ta Allah, tidak bisa seperti ini Rahayu... ingat kamu sudah menikah dengan suamimu," gumamnya.

sedang di rumah sakit, ustadzah Aisyah sedang cemas, karena putrinya masih belum keluar dari ruang operasi, bahkan tak ada yang memberi tau sedikit pun tentang kondisi Ilya.

"Bu..." panggil ustadz Amir.

"ayah, Ilya yah..." tangis ustadzah Aisyah.

ternyata semua kakak Ilya juga datang, "bagaimana bisa dia terluka seperti ini Bu, Ilya itu atlit taekwondo yang sangat kuat,"

"aku juga tidak tau yah, tapi dia menghadang tombak yang di arahkan untuk ustadz Haris," jawab ustadzah Aisyah.

ustadz sepuh yang datang juga tak percaya, terlebih Ibra bilang jika Ilya bisa mengunakan busur warisan keluarganya.

"Abi, sepertinya kalian melakukan kesalahan," kata umi Kalila.

"apa maksudnya umi?"

"sebenarnya umi juga tadi kaget saat Ilya terluka, ternyata Haris mencintai Ilya, dan pernikahan itu bisa saja membuat Rahayu terluka, Abi tau benar pernikahan yang tak membawa bahagia itu menyiksa pasangan," kata umi Kalila.

"tapi tak bisa semudah itu memutuskan pernikahan yang sudah terjadi, Abi percaya pada ustadz Haris, dan untuk Ilya, aku yakin dia tak akan merusak rumah tangga seseorang," kata ustadz sepuh.

dokter keluar dari ruang operasi, "bagaimana keadaan adik saya dokter?"

"maaf kondisi pasien sangat kritis, meski operasi berjalan lancar tapi kami tak bisa menjamin kesembuhannya, terutama peralatan rumah sakit kurang memadai, seandainya pasien di bawa ke rumah sakit karang Menjangan, untuk perawatan lebih intensif." kata dokter itu.

"lakukan dokter, kami tak peduli pada biaya, asal adik kami bisa selamat," kata Majid.

"baiklah, tolong orang tua pasien membereskan semua persetujuan dan administrasi,"

ustadz Amir dan Majid langsung menuju ke ruang administrasi, untuk mengurus segalanya.

"ini terbaik, kaminajan membawa Ilya pergi, dan mohon tolong buat ustadz Haris melupakan Ilya karena tak baik jika terus seperti ini, karena dia sudah memiliki istri, untuk ustadz sepuh dan umi Kalila, maaf... kamu semua harus pergi, tolong izinkan kami demi Ilya," kata ustadzah Aisyah menangkupkan kedua tangannya.

"baiklah ustadzah, kami mengizinkannya, tapi tolong terus berikan kabar tentang Ilya ya, karena bagaimanapun dia sudah ku anggap sebagai putriku juga,"

Terpopuler

Comments

karissa 🧘🧘😑ditama

karissa 🧘🧘😑ditama

bgus sih thor cman pnlsan ny msih blm rapi,msih bnyk typo2

2023-03-21

2

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2022-12-09

1

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

semoga Illa sembuh dan cintanya akan bertemu dengan yg dicintainya

2022-12-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!