musuh lama datang

ayah Arkan sedang memberikan beberapa ceramah di masjid pada para santri.

tanpa dia duga, ada rombongan banyak orang turun dari sebuah truk yang berukuran cukup besar.

para keamanan pondok pun bergegas mencari sesuatu agar para pria itu tak bisa masuk.

"cepat bunyikan alarm darurat," kata ketua keamanan itu.

Ibra dan ayah Arkan yang mendengar alarm khusus itu langsung bangkit, "semuanya kembali ke kamar,"

"baik ustadz," jawab para santri dan santriwati.

ayah Arkan di bantu Ibra keluar dan melihat begitu banyak orang yang sudah merangsek masuk

"siapa kalian, kenapa ingin masuk dan menerobos masuk ke dalam yayasan ini," tanya ayah Arkan.

"itu bukan urusan mu, kami hanya ingin melakukan apa yang sudah di lakukan anak buah kalian, jadi kita bisa impas," kata pak Taji yang ternyata menjadi pimpinan penyerangan itu

ustadz Haris yang sedang berdzikir melihat kilasan, "innalilahi..." katanya yang langsung bangkit.

"ada apa ustadz," tanya Ahmad.

"aku harus pergi, ustadz Harun titip istriku, karena di yayasan sedang di serang oleh komplotan Ki Bisono,"

"innalilahi wa inna ilaihi Raji'un... inggeh ustadz, saya akan menjaga istri anda," kata ustadz Harun.

ustadz Haris melihat sosok istrinya itu, Rahayu mengangguk mengiyakan.

Ki Bisono datang dengan memakai baju hitam, bahkan mata pria itu berwarna hitam, dan di tubuh pria itu muncul tato seperti aksara Jawa kuno.

"astaghfirullah... kenapa kalian datang kesini, kami tak ada yang mengusik kalian semua," kata ayah Arkan yang mengenali sosok itu.

"bocah tengik, ternyata kamu sudah tua," kata Ki Bisono mengejeknya.

"kamu siapa?" tanya ayah Arkan yang bingung memang tak mengenali pria itu.

"benarkah, bagaimana bisa kamu melupakan mertua mu, aku ayah dari istri mu, Ki Suryo ha-ha-ha!!" kata Ki Bisono yang jasadnya sudah di masuki oleh arwah yang lain.

"Ki Suryo bapak dari ibu?"kaget ayah Arkan.

"walah-walah, ternyata cucu ku dari bocah tengik itu, tapi cucu ku kamu harus mati agar semua orang tau siapa diriku," kata Ki Bisono yang dengan senyum mengerikan.

dia yakin menang karena dia merasa tombak Cokro Geni tak ada di sekitarnya, lagi pula tak mungkin pria busuk yang ada di desa bisa datang ke tempat itu dengan cepat.

"tapi aku tak ajak semudah itu menyerah siapapun dirimu," kata ayah Arkan.

dia tak menyangka jika warga desa itu menyerang saat ustadz sepuh tak berada di tempat.

sedang Cakra yang merasakan aura jahat pun memutuskan pergi dengan beberapa anak buahnya.

begitupun dengan ustadz Haris yang memacu motornya dengan sangat cepat.

Ilya melihat kondisi di luar, umi Kalila dan mami Tasya sedang memeluk beberapa santriwati yang ketakutan.

pasalnya wajah para warga itu, mereka seperti seekor binatang pemburu yang mengincar buruannya.

Ilya berdiri di depan bersama beberapa santriwati yang belajar taekwondo, setidaknya mereka bisa melindungi yang lemah.

bahkan gadis itu sudah mengenakan cadar sesuai kebiasaan dirinya dan Shafa dulu saat berlatih.

"semuanya, bersiap untuk menyerang," aba-aba yang di berikan oleh Ilya.

Ki Bisono meliriknya, "gadis itu harus jadi milikku," gumamnya sambil tersenyum menang.

"serang!!" teriak Ki Bisono.

semua orang yang bergerak tidak normal, seperti ada yang mengendalikannya.

bahkan Ibra sudah memukul mundur beberapa orang tapi sepertinya tak berpengaruh.

"para santri, ambil bambu kuning di ruang kelas," kata ayah Arkan.

seorang santri pun berlari ke arah kelas khusus di lantai tiga dan mengambil bambu kuning yang kapan hari di ambil dan di doakan.

santri itu melempar semua bambu ke bawah, para warga itu mundur melihat banyak bambu kuning berjatuhan.

para santri mengambil bambu itu dan di gunakan untuk melawan warga desa Kantil yang sudah tak seperti manusia itu.

sedang Ki Bisono ke arah Ilya, dia langsung menarik Ilya, Ibra melihat itu dan langsung mengejar pria itu dan ingin menolong gadis yang sudah seperti kakak keduanya itu.

Ibra memukulkan bambu kuning itu tapi malah hancur, "dasar bocah bodoh, kamu tak akan bisa melawan ku,"

Ibra di pukul hingga terpental jauh, tapi beruntung seseorang datang menyelamatkannya.

"kalau begitu aku musuh mu," kata Cakra dengan dingin.

"kau cuma keluarga dari Hadikusumo, dan kamu bukan tandingan ku," kata Ki Bisono mendorong Ilya hingga terjatuh,

"Ilya lindungi semua orang," kata Cakra yang di turuti gadis itu yang langsung pergi dari sana.

"kamu tak akan bisa melukaiku selama tak ada tombak Cokro Geni dan pemegang busur panah pasopati itu," kata pria itu.

mendengar itu Ilya lari ke arah rumah ustadz sepuh, dia tak bisa diam.

karena semua nampak Keos, dia membuka kotak kaca itu, dia pun meyakinkan niatnya untuk melindungi semua orang.

tiba-tiba kilat menyambar, Ki Bisono tau jika itu pertanda buruk, Guntur menggelegar.

"tapi aku juga bukan pria yang bisa di remehkan," kata Cakra yang langsung menyerang Ki Bisono.

tapi dia tak mengira jika kekuatan pria itu semakin kuat saat ini, karena bulan tak menampakkan diri dan dalam kegelapan total.

Ilya keluar dengan membawa busur itu, tanpa di duga dia menarik tali busur panah yang sudah dia ikat.

kemudian melepaskannya dan membuat pukulan besar untuk para warga desa itu yang terpental.

bahkan Ki Bisono menutup telinganya, "sialan siapa itu, Wulan sudah mati!!" teriaknya.

Ki Cakra melihat Ilya berjalan membawa busur itu, dia melakukan hal itu lagi hingga membuat para warga kantil tersungkur dan pingsan.

"kamu tak akan bisa mengeluarkan anak panah dari busur itu, lebih baik aku merusaknya dan membunuh mu!!" teriak Ki Bisono yang ingin menyerang Ilya.

Cakra dan ayah Arkan menghadangnya tapi keduanya bukan tandingan pria itu hingga terluka parah.

tapi saat pria itu semakin dekat dengan sosok Ilya, Ki Bisono terluka dengan sebuah tombak api yang melesat melewatinya.

"sialan," teriaknya yang kesakitan.

ustadz Haris datang dan berdiri mengambil tombak itu, ayah Arkan yang sudah semakin lemah seakan bisa melihat sosok kedua orang tuanya.

"maaf..."

ayah Arkan pingsan, dan Cakra juga terluka parah bekas cakaran karena arwah yang merasuki Ki Bisono bukan tandingannya.

"sopo awak mu bocah sial?"

"aku adalah cucu buyut mu dari Rakasa dan juga putri mu," kata ustadz Haris.

"kamu harus mati, dan aku akan menjadikan gadis itu sebagai wanita yang akan melahirkan keturunan ku karena tubuhnya memiliki aura yang unik," kata Ki Bisono mengusap bibirnya.

Ilya pun berusaha mengingat apapun agar bisa membuat busur itu berguna.

tanpa di duga dia ingat sebuah doa yang pernah di ajarkan oleh amma Wulan saat main bersama Shafa.

"kula berlindung lan nedha pertolongan tuhan ingkang maha nguwaosi sadayaning kekiyatan ing alam semesta, damela busur puniki nggadhahi lare jemparing kangge memusnahkan kemungkaran ing donya puniki. (aku berlindung dan meminta pertolongan Tuhan yang maha menguasai semua kekuatan di alam semesta, buatlah busur panah untuk memusnahkan kemungkaran di dunia ini),"

tiba-tiba busur itu memiliki anak panah yang muncul dengan sendirinya.

Terpopuler

Comments

Nawir Aja

Nawir Aja

ceritanya ga seru cma dikit.

2022-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!